Minggu pagi telah datang.Sejeong yang baru bangun merasakan sakit luar biasa dikakinya yang lebam.Dia ingin beristirahat sebentar dikamarnya. Tapi mau bagaimana lagi? Gadis itu sama sekali tak punya tempat bergantung. Jika ia tidak pergi bekerja, maka tak akan ada apapun yang masuk ke perutnya hari ini.
Dengan langkah gontai ia akhirnya berganti baju dan berjalan keluar kamar. Terlihat bibinya baru saja bangun dan mencari sarapan dimeja makan.
"Hei, kenapa tidak ada apapun disini. Kau tidak memasak sarapan?!"
"Aku harus berangkat kerja lebih pagi hari ini. Jadi aku tak bisa melakukannya."
"Dasar anak haram ini. Bisanya hanya menyusahkan saja. Setelah aku membesarkanmu selama bertahun-tahun, ini balasannya? "
"Tapi aku benar-benar harus pergi sekarang. "
"Kalau begitu sana pergilah dan jangan kembali lagi. "
Sejujurnya sejeong juga mengharapkan hal yang sama. Ia ingin pergi dan tak usah kembali.
Tapi ia sama sekali tak punya pilihan.Tak ingin berlama-lama ia pun langsung memakai sepatu dan membuka pintu.
Praang!!
Tiba-tiba saja sebuah piring makan telah mendarat dikepalanya. Sejeong mengusap Puncak kepalanya kasar dan melihat tangannya.
Darah.
Gadis itu tak mau ambil pusing. Meski kepalanya agak sakit, Ia tetap memutuskan untuk pergi dan mencuci lukanya nanti.
***
Taehyung yang tengah mengemudi mengacak rambutnya frustasi.Besok ia harus membawa seorang adik perempuan sesuai perintah kakek angkatnya. Dan perempuan itu juga harus mau tinggal bersamanya dan tidak berpotensi memanfaatkannya.
Namun zaman sekarang wanita mana yang mau melakukannya? Taehyung merutuki dirinya yang bicara asal-asalan waktu itu.
BRAAAK
Karena kurang berkonsentrasi, akhirnya pria itu menabrak seorang pesepeda dan membuatnya terjatuh.
"A-ah, maafkan aku. Apa kau baik-baik saja? "
Perempuan itu medongak dan Taehyung bisa melihat darah dikepalanya.
"Kepalamu berdarah. Ayo ke rumah sakit dekat sini. "
Tanpa pikir panjang, Taehyung bergegas menggandeng gadis itu ke mobilnya dan menitipkan sepedanya ditoko seberang jalan.
"Apakah kepalamu sakit? Bertahanlah,sebentar lagi kita sampai dirumah sakit. "
"Aku baik-baik saja. Lagipula kepalaku terluka bukan karena tertabrak tadi, tuan. "
Gadis itu,Sejeong merasa tidak enak karena pria itu harus repot-repot membawanya kerumah sakit untuk luka yang tak pernah dibuatnya.
"Tidak masalah. Lukamu harus tetap diobati, bukan?"
"Terimakasih. "
"Ngomong-ngomong namamu siapa? Aku Kim Taehyung. ''
"Namaku Sejeong, Kim Sejeong. "
Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah sakit.Taehyung langsung menuntun Sejeong masuk kedalam untuk mengobati lukanya.
..
.
.
"Aku akan mentraktirmu makan sebagai permintaan maaf. "Taehyung berusaha memperbaiki kesalahannya karena telah membuat tubuh gadis itu terluka.
"Tidak perlu. Justru aku yang harus berterimakasih karena sudah membawaku kemari. "
Sejeong menolak dengan halus. Karena jujur saja ia tak terbiasa berbicara dengan orang asing.
"Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang,Ayo. "
Kini mereka berdua dalam perjalanan pulang setelah mengambil sepeda Sejeong.
"Ngomong-ngomong kalau memang lukamu bukan karena kecelakaan tadi lalu kenapa? "
Taehyung memang penasaran dengan luka dikepala gadis itu. Tidak mungkin, kan dia menyakiti dirinya sendiri??
"A-ah,ini ulah bibiku. "
Bodoh.
Seharusnya Sejeong tak boleh mengatakannya begitu saja.Ia lebih baik berbohong daripada harus mendapatkan pertanyaan lebih lanjut.
Sejeong melirik Taehyung yang masih fokus menyetir dan bernafas lega karena sepertinya pria itu hanya basa-basi saja agar situasinya tidak secanggung tadi.
"Apa Kau masih sekolah? "
"Iya. Aku bersekolah sambil bekerja paruh waktu. "
Ah, Sejeong baru ingat kalau tadi ia berniat berangkat kerja. Hari ini terpaksa ia harus membolos.
"Kau tinggal dengan bibimu?Orang tuamu dimana?"
Sial.Taehyung bertanya terlalu banyak. Padahal tadinya ia hanya berusaha membuat suasananya menjadi tidak canggung.
"Ibuku sudah meninggal dan aku tidak tahu ayahku ada dimana."
Sejeong kembali merutuki dirinya yang bercerita terlalu banyak pada orang asing. Saat ini dia terlihat seperti tengah mencari simpati dari orang ini.
Sedangkan Taehyung merasa tidak enak atas pertanyaannya tadi.Pria itu juga terlalu larut dengan jawaban Sejeong.
Taehyung pikir, gadis ini masuk kriteria adik perempuannya.Marga mereka sama. Kepalanya juga sedang diperban. Mungkin kakeknya akan percaya kalau Taehyung mengakuinya sebagai adik perempuannya yang sakit-sakitan.
Terakhir, gadis itu tak punya orang tua dan tampak sedang memerlukan uang.
Dan yang paling penting dia tidak berpotensi memanfaatkan kekayaanya.
"Sejeong,kau mau membantuku?"
"Membantu apa, tuan?"
"Aku tahu ini gila. Tapi kumohon jadilah adikku. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sister | Taehyung & Sejeong
FanficMenjadi anak yang tidak diharapkan tentu saja bukan keinginan Sejeong. Ia harus berjuang untuk hidup sendirian dan mendapatkan banyak tekanan dari semua orang karena statusnya itu. Sampai suatu hari Sejeong bertemu Taehyung yang siap memberikan ap...