Protecting our Fany

856 118 6
                                    

Dipagi hari Tiffany bangun dengan wajah yang sembab, dia menyibak selimutnya dan melihat pantulan dirinya dicermin. Ikatan rambut yang berantakan, baju yang masih sama, dan riasan wajah yang sudah luntur.

Sehabis menangis dalam waktu yang cukup lama, Tiffany kehabisan tenaga. Lalu saat dia mulai mengantuk, tubuhnya bersandar pada pintu kamarnya, tapi mengapa?

" Siapa yang memindahkan aku ke kasur? " Gumam Tiffany yang seakan bertanya pada kasurnya yang telah berantakan.

Tiffany melangkah menuju keluar kamarnya, dia melihat kesekitar, dan merasakan apa ada orang selain dirinya. Dia mencoba memanggil nama Nana, namun tidak ada sahutan.

Perlahan langkahnya menuju ke dapurnya, dia melihat seseorang tengah memunggunginya. Dan orang itu adalah seorang pria dengan kemeja garis-garis hitam yang tengah bersiul senang, sembari mendengarkan sebuah lagu lewat earphonenya.

Tiffany mencoba mengenali orang itu dari belakang, tapi setelah pria itu berbalik betapa terkejutnya mereka berdua.

" Choi Minho " Ucap Tiffany yang tak percaya bahwa adik iparnya tengah berada dalam apartemennya.

Minho yang seperti maling tertangkap basah, hanya bisa diam membeku lalu memberikan senyuman hangatnya pada Tiffany.

" Nuna, kau sudah bangun? " Tanya seraya tersenyum kikuk melihat Tiffany yang juga sama terkejutnya dengannya.

Tiffany mendekati pria itu, lalu melihat apa yang dilakukan Minho sepagi ini di apartemennya.

" Aku lapar, makannya aku memasak. Nuna kau mau?"

Saat Minho menyodorkan sesendok makanan yang dibuatnya untuk Tiffany. Wanita itu malah menolaknya, dan meminta Minho menjelaskan mengapa adik iparnya itu bisa masuk ke apartemennya.

.. .. .. .. ..

Nana terlihat sibuk memeriksa beberapa catatan medis pasiennya. Beberapa kali dia menghela nafasnya ketika membaca catatan medis pasien yang tidak dapat tertolong, sebagai Dokter yang menangani. Nana merasa beraalah tidak bisa berbuat lebih, karena dia tidak bisa mengatur takdir seseorang.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, Nana melihat nama kakak perempuannya dilayar ponselnya.

'Iya Eonni, ada apa?'

"Nana-ah, apa benar kau yang memberi tahu kode sandi apatemenku pada Minho?"

'Minho? Minho siapa Eonni? '

" Choi Minho, adik dari Siwon"

'Ahh, iya tadi dia menelfonku. Dia bilang ibu mertuamu meminta dia datang ke apartemen. Ada apa? apakah dia orang yang. . .

"Tidak, lupakan saja. Aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut melihatnya disini"

'Begitu, baiklah Eonni aku kembali bekerja dulu'

"Emmm baiklah, sampai nanti"

Saat Nana menutup sambungan telfonnya, saat itu suara ketukan pintu ruangannya terdengar.

" Masuk " Jawab Nana, yang kemudian melihat Siwon datang untuk kesekian kalinya.

" Kau sibuk? " Tanya Siwon yang terlihat ragu untuk masuk.

Nana menggeleng pelan, dan mengingat percakapannya barusan dengan Tiffany. Wanita itu berkata ada adik iparnya yang tengah mengunjunginya. Dan disini Siwon, kakak iparnya juga datang mengunjunginya.

" Sepertinya, aku dan kakakku memang saudara yang  ditakdirkan "

Siwon yang tak mengerti ucapan Nana, mencoba mencari kejelasan pada adik iparnya. Namun wanita itu hanya terkekeh dan meminta Siwon masuk dan kemudian duduk dihadapannya.

#LittleFanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang