BAB 2 - Ulangtahun

54.5K 2.7K 139
                                    

Hari hampur menunjukan pukul 12 malam tatkala John sedang asik bermesraan di ruang tamu bersama dengan istrinya sedangkan Jordan sudah masuk kedalam kamarnya, selepas tadi acara pemberian penghargaan berakhir lalu dirinya diminta oleh pihak panitia untuk memberikan sepatah dua patah kata penutup pada akhir acara yang lagi-lagi mendapatkan tepuk tangan meriah dari seluruh tamu yang hadir.

Bagi John malam ini adalah malam yang sangat spesial baginya, sesekali ia terlihat menghela nafas masih sambil membiarkan istrinya meringkuk di pelukannya. Dalam beberapa bulan lagi ia akan melepas jabatannya sebagai Ketua Parlemen dikarenakan masa periode jabatannya yang telah selesai. John cukup puas karena merasa ia telah maksimal dalam bekerja, dan hasil dari pekerjaannya pun tak kalah memuaskan dirasakan oleh rakyat. Yang John sesalkan adalah mengapa waktu begitu cepat berjalan sampai tak terasa kini ia telah berada di penghujung batas masa jabatannya, padahal rasanya masih sangat banyak yang ingin John lakukan untuk negaranya dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

John sekali lagi menghela nafas, lalu menengadahkan lehernya memberikan akses lebih agar istrinya yang genit ini leluasa menciumi lehernya. Masih berusaha fokus dengan apa rencananya ke depan, ia tahu ia tak boleh berhenti sampai disini. Mungkin masukan-masukan dari beberapa rekan-rekan politiknya agar ia tetap aktif di partainya akan ia lakukan. Atau masukan dari sang ayah Fedric Travoltra serta papa mertuanya Adam Rahadiningrat yang menginginkan John tetap berkancah di dunia politik, bila perlu menduduki tempat yang lebih tinggi dari posisi Ketua Parlemen.

John mengerang, ia masih berusaha untuk fokus meski tindakan Anna yang kini mulai berani dengan menelusupkan tangannya kedalam kemejanya membuat ia tak bisa berkonsentrasi. Sampai akhirnya suara lonceng yang cukup keras yang berasal dari sebuah jam dinding besar dengan model dan ukiran yang antik di ruang tamu mereka berbunyi berulang-ulang pertanda hari telah berganti.

Anna berbisik mesra di telinga sang suami. “ sudah jam 12 malam! Selamat Ulang Tahun suamiku tercinta, ayah dari anak-anakku. Pria hebat-ku yang luar biasa!”

Kini John rasanya sudah tidak bisa untuk berkonsetrasi dengan pikirannya tentang karirnya kedepan, dan lebih memilih mengalihkan perhatiannya pada sang istri yang kini bahkan tengah menggigiti daun telinganya. Menggodanya. Itu kan harusnya tugas dia!

Dengan sebelah tangannya, John membaringkan dengan mudah tubuh kecil Anna di bawahnya. Siap dengan adegan-adegan berikutnya yang bahkan sudah tersusun dengan rapi didalam otaknya.

“ empat puluh tahun…” gumam John mulai mendominasi kembali kemesraan mereka. “jadi kira-kira hadiah apa yang ingin kau berikan padaku Tathiana?”

Anna memejamkan mata, merasakan sensasi nikmat dari tangan-tangan suaminya yang sedang bekerja dengan baik diatas tubuhnya. “hmmm yaa nanti akan aku pikirkan!”

John hanya tertawa kecil sebelum akhirnya kembali mencium lembut bibir sang istri, sambil berbisik pelan, “aku lebih suka melihatmu tidak bisa berpikir… seperti ini”

Dan menit demi menit kembali berlalu diisi dengan kegiatan mesra mereka, sampai akhirnya suara bel di pintu utama rumah mereka berbunyi. Posisi mereka yang sedang berada di ruang tamu membuat suara bel tersebut semakin lama semakin jelas. Dan itu cukup mengganggu John yang sedang berkonsetrasi pada kegiatan favoritnya. John pun akhirnya menyudahi permainannya dengan kening berkerut-kerut, lalu mulai membantu Anna untuk duduk dan merapihkan pakaian istrinya yang semula sudah diacak-acak olehnya.

“ pergilah keatas, ke kamar kita! Dan tunggu aku disana! tapi jika sampai lebih dari lima menit aku tidak juga naik, maka kau tidurlah duluan dan jangan menungguku! Kita masih punya waktu seumur hidup untuk bermesraan seperti ini!” jelas John lalu mengecup kening Anna penuh sayang sebelum membiarkan istrinya itu berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka.

Happy 4 You Happy 4everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang