Universitas Cambridge, 1999...
Mike baru saja selesai berganti kostum olahraga dayung, dan langsung bergabung dengan rekan-rekannya yang lain untuk melakukan pemanasan. Ketika sang pelatih tiba-tiba saja datang menghampirinya. Yang diikuti dengan puluhan pasang mata yang mengikuti langkah pelatihnya tersebut ketika semakin dekat dengannya.
“ Terlambat Mr. Lewandowski?” tanya sang pelatih sambil berbisik mesra di telinga Mike
Membuat Mike menelan ludah, berusaha mengenyahkan pemandangan gunung kembar yang tersaji begitu dekat dengan tubuhnya. Pelatih olahraga dayung di kampusnya ini bernama Pauline Anderson. Seorang ibu satu anak, yang belum lama ditinggal kabur suaminya.
Pauline Anderson adalah seorang dosen mata kuliah kalkulus yang biasanya mengajar anak Teknik di tahun tengah mereka. Tak hanya menjadi dosen, Pauline dengan usianya yang terbilang muda karena masih kepala tiga, juga masih aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan wanita itu memilih menjadi pelatih dalam Olahraga Dayung yang cukup terkenal di Cambridge, jika melihat pada prestasi wanita itu tak heran jika tubuh Pauline membuat dirinya sama sekali tak terlihat seperti seorang ibu dengan satu anak. Karena wanita itu memiliki tubuh yang sangat seksi.
Pauline memiliki tubuh yang tinggi bak model papan atas, dengan rambut ikal berwarna pirang yang sedang begitu trend di Cambridge. Bentuk tubuhnya seperti gitar spanyol, dengan dada berukuran fantastis yang selalu menjadi pusat perhatian para kaum adam yang meliriknya, bokong yang membuncah anggun di tiap kali wanita itu berjalan serta pinggang yang amat ramping.
Pauline Anderson juga terkenal dengan keharumannya. Rasanya tak akan ada satu orang pun pria di Cambridge dan tak terpesona dengan segala daya tarik yang dimiliki wanita itu.
“ Sorry, seharusnya aku tidak terlambat. Andai saja teman-temanku..” Mike terlihat memejamkan matanya karena berusaha untuk tidak tergoda, namun hal itu justru membuat Pauline semakin tertarik pada sosok mahasiswanya yang sangat pendiam tersebut.
“ teman-temanmu yang mana?” dengan berani Pauline semakin mencondongkan tubuhnya kearah Mike, sehingga menghasilkan tatapan iri rekan-rekan tim lain yang melihatnya.
Dengan gelisah Mike menghembuskan nafas pelan-pelan, sadar bahwa pelatihnya ini sedang dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Ia pun membuka matanya dan mendapati Pauline Anderson yang menatapnya penuh gairah.
“ teman-temanku disana, mereka memaksaku untuk ikut latihan!” tunjuk Mike kearah tempat dimana ketiga sahabatnya berada, dengan harapan keberadaan ketiga sahabatnya dapat mengalihkan perhatian Pauline Anderson padanya sejak tadi.
Sementara beberapa meter tak jauh dari tim dayung Cambridge yang sedang pemanasan, ketiga sosok pria itu menjulang tinggi dengan tatapan penuh ingin tahu kearah Mike dan Pauline.
Angin yang bertiup cukup kencang disertai dengan udara hangat yang berhembus membuat kemeja yang memang sengaja tidak dikancingkan oleh si pemiliknya bergerak bebas kesana kemari. Menampilkan dada bidang dan kulit putihnya yang bersih bak pualam, sesekali pria itu menyisir rambutnya dengan menggunakan tangannya, berharap rambutnya yang berantakan akibat terpaan angin dapat segera rapih kembali. Bagaimanapun ia adalah tipe pria yang menampilkan penampilan, terlebih jika ia sedang berada di tempat yang sama dengan wanita yang sedang di incarnya.
“ hahh! Lihat pria ini sedang tebar pesona. Menggelikan sekali!” rutuk John melirik sinis Alex yang tampak begitu menawan dengan kemeja yang sengaja ia buka kancingnya, sehingga menampilkan t-shirt hitam polos yang ia kenakan didalamnya. Melekat sempurna pada tubuhnya yang tinggi tegap.
Alex tak menghiraukan ucapan sahabatnya, alih-alih semakin mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Melihat beberapa pria sedang terlihat serius pemanasan sebelum memulai latihan mendayung dalam rangka perlombaan rutih tahunan melawan Universitas Oxford.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy 4 You Happy 4ever
RomansaTidak ada manusia yang sempurna, pepatah itulah yang akhirnya membuat saya menciptakan empat karakter berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Sekali lagi, mereka berempat tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi semp...