Anna tahu cepat atau lambat hal ini pasti terjadi. Dan ini adalah pertama kalinya suami dan anaknya yang selama ini sangat kompak dalam hal apapun tapi sekarang justru berbeda soal pendapat. Tapi cepat atau lambat ini memang pasti akan terjadi. Jadi mau tidak mau, disinilah Anna berada. Ruang kerja Jonathan Travoltra, suami tercintanya yang juga mantan Ketua Parlemen dua periode berturut-turut.
Mencoba untuk menjadi penengah dua pria dengan watak keras kepala dan tingkat emosional tinggi memang tidak akan mudah. Dan Anna memilih untuk bertahan, daripada ‘diskusi’ dua pria terkasihnya tersebut harus berujung dengan perkelahian.
“ coba ulangi!” nada suara John meninggi
“ aku memutuskan untuk masuk Akademi Militer! Maaf Ayah, jika tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan… tapi aku sudah memikirkannya dengan sangat baik. Aku yakin aku akan sukses pada jalan yang kupilih ini!” jelas Jordan tanpa rasa takut menatap sang ayah
“ apa katamu? Anak kecil sepertimu mana tahu soal kesuksesan!” suara John semakin bertambah tinggi, membuat Anna disebelahnya segera memegang bahu suaminya tersebut untuk menenangkannya.
“ sejak aku lahir, jujur aku sangat berbangga hati memiliki orangtua seperti kalian. Aku jadi tahu darimana otak cerdas serta keberanian ku ini berasal.. dan jika yang Ayah ingin tanyakan padaku adalah makna sebuah kesuksesan. Kurasa sebagai sesama orang cerdas, kita tahu bahwa kesuksesan pada setiap orang memiliki standar yang berbeda. Jika menurut Ayah sekarang dirimu sudah sukses, maka dengan berat hati ku katakan bahwa di mataku Ayah belum sukses!”
“ apa maksudmu Jordan?” John menggebrak meja, namun hal tersebut tak membuat Jordan takut sedikitpun.
“ karena jika Ayah sudah sukses, maka seharusnya pertengkaran ini tidak perlu ada! Sebagai orang cerdas yang pernah memimpin Parlemen dua periode lamanya, bukankah Ayah terbiasa untuk mendengar setiap pendapat para dewan lain serta masyarakatmu selama ini. Lalu bagaimana bisa malam ini Ayah tidak mau mendengar pendapat anak kandungmu sendiri!” jelas Jordan lagi, masih tanpa rasa takut
John menarik nafas panjang mendengar ucapan putra yang selalu menjadi kebanggaannya tersebut. Ditambah dengan sentuhan tangan Anna pada bahunya membuat emosinya yang sejak tadi meledak-ledak perlahan turun.
“ Jordan benar sayang, sebagai orangtua yang baik, sudah seharusnya kita juga mendengar pendapat anak kita sendiri!” bisik Anna
“ baiklah Jordan putraku, jadi apa sebenarnya tujuanmu memilih untuk masuk kedalam dunia militer dibandingkan dunia politik?”tanya John dengan nada suara yang melembut
“ darah Ayah mengalir kuat didalam tubuhku. Betapa aku bisa merasakan begitu besar kecintaan Ayah pada negeri ini. Dan itu juga yang tengah aku rasakan sekarang. Ayah ingin melindungi negara ini, Ayah ingin memperbaikinya, Ayah ingin menunjukan pada dunia tentang hebatnya negara kita. Itulah yang juga tengah ingin aku lakukan… yang menjadi tujuan Ayah, juga menjadi tujuanku!”
“ intinya adalah??” John mulai tidak sabar
“ bedanya, jika Ayah selama ini berusaha mencapai tujuan tersebut melalui diplomasi yakni dunia politik. Sedangkan aku ingin berusaha mencapai tujuan tersebut melalui keamanannya, dengan masuk di dunia militer! Kita dengan tujuan yang sama, Ayah!” jelas Jordan mengakhiri ucapannya
Anna menghapus airmata yang tanpa sadar menetes dari sudut matanya. Pancaran kagum dan rasa haru tak dapat ia bendung mendengar putra yang ia lahirkan langsung dari rahimnya telah mampu dan begitu yakin dengan keputusan yang akan dipilihnya.
“ Lihat, dia putramu! belum apa-apa dia sudah bisa membuat kita bangga akan keyakinannya… darahmu memang mengalir kuat padanya, sayang!” bisik Anna ditelinga John
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy 4 You Happy 4ever
RomanceTidak ada manusia yang sempurna, pepatah itulah yang akhirnya membuat saya menciptakan empat karakter berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Sekali lagi, mereka berempat tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi semp...