Prediksi Jordan nyatanya benar, jalan tol terlihat sangat padat. Sudah hampir dua jam mobil mereka bergerak pelan. Jordan menghela nafas, tahu bahwa rencana yang sudah disusunnya dengan rapih akan gagal berantakan karena selain macet, hari juga sudah semakin siang.
Kening pria itu berkerut tanda berpikir, jangan sebut dirinya sebagai tentara negara dengan ratusan prestasi jika untuk mengatasi kesulitan seperti ini saja tak bisa dilakukannya. Pengalamannya bertempur di medan perang dengan jam terbang cukup tinggi membuatnya terlatih untuk selalu membuat strategi lebih dari satu. Jika rencana A gagal, maka akan selalu ada rencana B, C dan seterusnya yang jelas sudah ia perhitungkan dengan baik.
" Danny kau lihat kan, jalan ini sangat macet! Kurasa kita tidak akan sempat mengejar waktu. Bisa-bisa baru sore hari kita sampai disana. Jadi sepertinya aku akan mencari exit tol terdekat kemudian kita putar balik kembali ke Jakarta!" jelas Jordan
" lho kenapa? lalu bagaimana dengan ayah dan ibumu?"
" tidak apa-apa, mereka akan mengerti... barusan aku sudah mengirim pesan pada ibuku dan mengatakan bahwa kita terkena macet yang parah!"
" oh begitu? Yah padahal aku sudah membayangkan menghabiskan akhir pekan di Lembang dengan udara segar dan pemandangan yang indah.." suara Danny tampak kecewa
" kalau begitu kita bisa mendapatkan hal serupa tanpa harus jauh-jauh ke Lembang. Ke Puncak saja bagaimana? Udara segar dan pemandangan yang indah, sama saja kan?" Jordan membujuk
Wajah Danny masih menampakkan kekecewaan meski Jordan sudah memberikan tawaran yang lain.
" beda! Di puncak udara dan pemandangannya tidak sebagus di Lembang!" rengek Danny
" sama, akan menjadi sama jika bersamaku. Percayalah padaku!"
" beda Jordan!"
Jordan tertawa sebelum akhirnya menarik rem tangan mobilnya dikarenakan jalanan yang kembali macet. Lalu menoleh ke arah Danny yang duduk dengan manis dikursi penumpang.
" jika ingin udara yang segar, tinggal masuk saja kedalam pelukanku dan hirup sebanyak yang kau inginkan. Jika ingin pemandangan yang indah, tatap saja wajahku dan nikmati sebanyak waktu yang kau inginkan.." goda Jordan dengan wajah menahan tawa sehingga membuat Danny semakin jengkel.
" aaarrggghhh Jordan! Berhenti meledek aku! Dan yang perlu kau tahu, kalimat seperti tadi tidak pantas diucapkan oleh pria kepada wanita yang sudah ditolaknya!" seru Danny kesal
Senyum Jordan perlahan memudar pada kalimat terakhir Danny, tergantikan dengan perasaan bersalah yang dalam, dan tanpa kata pria itu kembali menjalankan mobilnya untuk mencari exit tol terdekat seperti yang telah di rencanakannya.
**
Satu jam kemudian, mobil mereka masih bergerak pelan dikarenakan jalanan arah balik sama tidak bersahabatnya dengan jalan sebelumnya. Membuat Jordan menghela nafas karena sepertinya rencana keduanya pun akan sama gagalnya dengan rencana pertama. Bahkan kini hari telah semakin siang, ditambah dengan perutnya yang lapar karena tidak sempat sarapan tadi pagi. Dan sepertinya wanita disampingnya ini merasakan hal yang sama.
" Jordan aku lapar!" seru Danny sambil memegangi perutnya
" sabar, sebentar lagi kita akan segera sampai di kebun teh yang paling bagus sebagai view dari makan siang kita nanti" jelas Jordan
" aku lapar... aku lapaarrr... aku lapaaarrrrr... sudahlah aku tidak butuh udara segar, atau pemandangan yang bagus... yang aku butuhkan makanan! Aku lapar Jordan, aku lapaaarrr huaaaaaa" Danny semakin merengek membuat Jordan tidak tega.
Jordan yang terbiasa menahan lapar dikarenakan situasi pekerjaannya yang lebih banyak di medan perang saja memang merasa sangat lapar siang ini, apalagi Danny yang selama ini perutnya sudah terbiasa dengan budaya makan tepat waktu dan tidak boleh lapar. Akhirnya dengan enggan pria itu pun kembali merubah rencana keduanya yang memang pasti gagal, ketika ia membelokkan mobilnya menuju rest area terdekat guna mencari tempat makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy 4 You Happy 4ever
RomanceTidak ada manusia yang sempurna, pepatah itulah yang akhirnya membuat saya menciptakan empat karakter berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Sekali lagi, mereka berempat tidak sempurna dan tidak akan pernah menjadi semp...