BAB 8 - Not a Bad Thing

37.8K 2.2K 69
                                    

Jessica kembali menatap cermin dihadapannya hanya untuk memastikan penampilannya hari ini baik-baik saja. Setelah semua yang terjadi menimpa kehidupannya.Trauma itu rasanya masih ada di setiap kali ia melihat cerminan dirinya sendiri. Kadang ia rindu pada rambut panjangnya yang telah dipotong dengan sengaja oleh si biadap Sardi yang pernah menculiknya. Lalu beberapa luka memar pada dagu dan tulang rahangnya. Membuat Jessica harus mengoleskan bedak tebal-tebal untuk menutupi bekas luka karena penculikan tersebut.

“ sudah cantik!”

Suara berat seorang pria yang membuyarkan lamunannya. Mantan kekasihnya yang beberapa waktu terakhir ini tak pernah menyerah terus datang kepadanya untuk merebut kembali hatinya.

“ Om Andri dan Tante Lina sudah menunggu dibawah! Menunggu si putri tidur yang cantik jelita selesai berdandan!” bisik Mike

“ kenapa kau datang kesini sih? Aku tidak punya undangan untukmu! Undangan yang diberikan oleh Royal University pada para wisudawan hanya khusus untuk orangtua!” seru Jess acuh, dan berjalan lebih dulu meninggalkan Mike dibelakangnya.

“ kau lupa, kampus tempatmu kuliah itu kan milikku! Oh dan jangan-jangan kau lupa, aku ini termasuk dari tim dosen pengujimu saat sidang skripsi dua minggu yang lalu!”

Jess mendengus sebal menatap mantan kekasihnya yang terus tersenyum begitu tampan. Bagaimana ia bisa lupa, dua minggu yang lalu dirinya sangat kelabakan karena tiba-tiba saja Mike ada diantara tiga orang dosen yang menjadi penguji skripsinya. Menurut catatan, Mike adalah dosen pengganti karena penguji yang sebenarnya berhalangan hadir. Tapi menurut Jessica, itu pasti hanya akal-akalan pria itu saja. sebagai pemilik dari Royal University pastinya pria itu dapat melakukan apa saja untuk bisa terus hadir dalam hidup Jess, menjadi penguji skripsinya adalah salah satunya.

Jadilah sidang skripsi yang seharusnya bisa berjalan penuh keseriusan dan konsentrasi berubah menjadi ajang bujuk rayu. Karena pria bermata biru itu tak segan dan tak sedikitpun malu menunjukkan pada semua orang yang berada disana betapa ia sangat ingin menikahi Jessica. Sunggu sangat tidak professional. Tapi terserah yang terpenting ujian skripsinya mendapat nilai A, sehingga ia kembali mendapatkan indeks kumulatif yang sangat memuaskan.

“ berhenti membuatku malu, Mr.Michael!” pekik Jessica

“ kenapa harus malu? Karena aku melamarmu saat menguji sidangmu kemarin? Oh atau kau ingin aku melamarmu saat nanti namamu dipanggil di podium?” goda Mike lagi, membuat Jessica hanya melotot saja mendengar sang dosen yang terus mengejarnya.

Pada akhirnya dosennya tersebut memang tidak bermain-main dengan ucapannya, karena ketika upacara wisuda sedang berlangsung dan nama Jessica tengah dipanggil oleh protokol untuk naik ke podium guna mengesahkan dirinya sebagai seorang sarjana. Ketika Jessica sedang menyalami satu per satu rektor yang berjejer, tempat dimana Mike berdiri diantaranya. Saat itulah dosennya tersebut dengan penuh percaya diri, mengambil microphone dihadapannya dan berbisik merdu, “Jessica menikahlah denganku!”

Sebuah ingatan yang selalu mampu menghangatkan hati Jessica setiap kali mengingat momen itu, bagaimana pria yang kini telah sah menjadi suaminya, ayah dari kedua anaknya selalu saja bisa membuat hati dan perasaannya semakin memuja pria itu sepanjang hidupnya.

“ jadi kau resmi mengundurkan diri hari ini? Tidak menunggu satu bulan dulu?” tanya Riki, rekan kerja yang menjadi teman dekatnya selama ini di kantor.

“ ya kurasa begitu.. ada pekerjaan yang jauh lebih penting yang harus kulakukan dirumah, bukan ditempat ini!” bisik Jess sendu

“ selamat Jessica, kau menang!” Riki tiba-tiba menyalami tangannya.

Happy 4 You Happy 4everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang