" Gimana mah, enak kan ? Ghani di bantuin sama papa. "" Enak. Tumben papa kamu mau bantuin ?. "
" Katanya biar mama lahap makannya. Lagian ya, rasa masakan papa paling jago. "
" Bukan jago, mantan anak kos dulu. "
" Waw !! Papa pernah ngekos ? Keren. "
" Kamu nggak tau aja kelakuan papa kamu. Ngekos, tapi sering pulang. Bayar doang, tidur mah di rumah. "
" Nakal dong papa ? "
" Banget. Yang penting nggak brengsek. "
" Ghani setuju. " Ghani memberikan tissue pada Asta. " Habis ini Ghani ganti baju. "
" Oke. Yang ganteng ya, kan mau ke Pernikahaan tante Kesha. "
" Ghani males sebenarnya. "
" Jangan kayak gitu, kita harus menghargai."
" Kenapa mama juga harus ke sana ? Baru kemarin mama keluar dari Rumah sakit. "
" Mama pengen liat kebahagian mereka. " kalau sudah kayak gini jawabannya, Ghani sudah menyerah akan bertanya pada sang ibu. Keduanya larut dalam candaan dan saling ledekkan. Setelah mereka terlalu lama becandaan, akhirnya Ghani memutuskan untuk menuju kamar mandi dan berganti baju. Setelan jas yang melekat, sesungguhnya sangat tidak nyaman di tubuh Ghani. Berasa mau kerja aja pake jas segala. Apalagi kemeja, ini semua karena ide Soffi. Dan papanya malah menuruti kata tante Soffi, lalu membelikan setelan jas dan kemeja. Desahan dari bibir Ghani terdengar jelas, Asta tidak kuat untuk tidak tertawa.
" Ghani aneh nggak sih, mah ? "
" Nggak, ganteng. "
" Papa ada - ada aja. Ngapain pake beliin jas segala. Emang Direktur ? Pake kaos aja apa salahnya sih !?. "
" Biar keren. " Ghani cemberut, balik lagi masuk kamar mandi yang menjadi kebingungan Asta.
" Nggak butuh keren. " Ghani keluar setelah beberapa menit kemudian, ternyata ganti baju. Ampun deh punya anak susah di dandanin. " Gini aja udah. "
" Kaos polos doang ? Ya Allah Dek, ini mau kondangan bukan mau pergi main. Gereget deh mama. "
" Terserah. " Ghani meninggalkan Asta yang melongo. Ini anak emang nggak ada nurutnya. Biar style keren maksudnya, malah bikin Asta tepuk jidat. Oke lah kalau udah kayak gitu mau di apain. Susah emang kalau bocah berjelmaan abege. Asta terkikik geli membayangkan nanti Adrian shok berat melihat pakaian sang anak. Apalagi ini acara penting.
Asta sudah selesai dengan pakaiannya, tidak perlu menunggu lama, keduanya langsung masuk ke dalam taxi. Keduanya menuju gedung yang sudah Adri kasih tau. Padahal Adri sudah melarang Asta agar tidak perlu datang, karena masih lemah. Tapi Asta tetaplah Asta, perempuan dengan sejuta alasannya. Jadi ya sudahlah Adri mengalah saja untuk hal perdebatan yang mungkin bisa sehari semalam jika tidak mau mengalah dari Asta.
" Mama nggak bawa hadiah ? "
" Ucapan selamat aja apa tidak cukup ? " Ghani mengangguk. Banyak kejadian yang Asta tidak duga. Mulai dari sosok Ghani yang sekarang lebih memilih tinggal di kos, bersamanya. Meski ruangan sempit yang hanya cukup 2 orang, Ghani sama sekali tidak mengeluh. Anaknya seolah memaklumi dengan keadaan sang ibu. Meski Asta di nyatakan kembali membaik, namun waspada itu harus. Setiap seminggu 2 kali Asta melakukan cek up. Segala upaya Asta akan melakukannya agar sembuh, agar bisa mendampingi Ghani sampai kelak Ghani punya kehidupan baru.
" Mah, ayok. " gedung nuansa indah, akan menjadi saksi bisu sebuah pernikahaan. Semua seolah merasakan kebahagian atas acara tersebut, hingga cuacapun mendukung. Ghani dan Asta melangkah ke dalam, memasuki area pernikahaan yang di selenggarakan oleh Kesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Istri
ChickLitPrasta Savira, datang secara tiba dan mengacaukan kehidupan Adrian. Apalagi sudah mantan suami. Ralat, mereka belum cerai di mata hukum Negara. Asta berjuang, demi anak dan suaminya. Asta minta kembali, namun Adrian menolaknya. Hingga ternyata Asta...