Empat Belas

16.9K 1K 96
                                    

Adrian gondok setengah mati. Apalagi lihat si Gaga. Iyah lelaki yang kini so mesra sama bininya, teman masa SMA yang so terkenal. Sejak tadi, cerita mulu. Halah Gaga ini, so artis banget. Tapi kan emang artis.

Ghani.

Anak semata wayangnya itu malah asik dengan ponsel. Asta mah malah ladenin tuh Gaga. Dan kabar buruknya adalah Raihan yang menikah dengan Kesha ternyata manager Gaga dan parahnya lagi Raihan teman SMA Adrian. Dunia memang beneran sempit. Gila kan ? Yang gila Gaga doang sih.

Asta asik mendengarkan segala cerita Gaga. Mulai dari rumah tangganya yang katanya Gaga batal nikah sama calon istrinya, kemudian di gantikan sama calon kakak iparnya.

Menurut Adrian sinetron banget.

Asta mah keasikan kalau udah ketemu sama si Gaga so ngartis. Eh Gaga tuh seangkatan apa kakak kelas ? Adri lupa kayaknya. Ya pokonya mereka satu sekolahan lah. Nggak sering ketemu, cuma selewatan doang. Kalau Asta mah jelas kenal sama Gaga, wong Gaga terkenal di setiap kelas.

" Mah, pulang. " Adri tersenyum, akhirnya bisa lepas juga dari kubung mahluk seperti si Gaga. Adri menahan rasa senangnya, agar tidak terlihat bahwa Adri sejak tadi sangat kesal, dan ia hanya diam. Ini Ghani tau aja kalau bapaknya udah males liat si Gaga.

" Oke. " Asta berpamitan pada Gaga dan istrinya. Ketiga manusia---susah bedain mantanan atau sepasang suami istri mah. Berjalan menuju parkiran. Hari ini Adri yang akan mengantarkan Asta dan Ghani. Entah ada angin dari mana Adri bersikap baik. Padahal biasanya Adri cuek aja. Tapi ya udah lah ya, nikmatin aja kebaikan Adri.

" Mau langsung pulang ? " Asta menoleh, ini mantan suaminya nanya sama siapa ? Sama Ghani atau Asta. Bikin bingung aja.

" Mas tanya siapa ? "

" Siapa aja yang mau jawab. "

" Oh. Kayaknya pulang aja, capek. "

Hening

Adri bingung.

Asta dilema.

Jadilah di dalam mobil hawanya tidak enak. Benar - benar aneh mantan suami - istri ini. Ghani sebagai anak cukup diam dan nikmati dengan tingkah orangtuanya.

" Saya ada kerjaan di luar kota. " Asta menoleh, mengangguk dengan tenang.

" Berapa hari ? "

" Mungkin 3 harian. " kembali hening. " Kalau bisa saya minta tolong. "

" Minta tolong apa ? "

" Menginap di rumah, temenin ibu. "

" Emang mas bakal lama ? "

" 3 hari Prasta. "

" Oh, oke. " Asta juga sebenarnya canggung. Untung ada Ghani, ya meski anaknya tidak membantu sama sekali. Tak apa Ghani hanya diam, asal keberadaan Ghani sedikit bisa membuat suasana tidak terlalu kaku.

" Kita akan seperti ini terus ? "

" Seperti ini terus, gimana ? " Asta duduk gelisah. Hatinya berdebar seperti layaknya remaja yang baru pertama jatuh cinta.

" Diam dengan perasaan yang terpendam. " Adri memarkirkan mobilnya. " Prasta, lihat saya. "

Ghani sudah keluar, meninggalkan kedua orangtuanya. Terserah apa yang mau mereka lakukan, asal tidak saling menyakiti.

Begitu pemikiran simple Ghani.

" Saya minta maaf. Apapun kesalahan saya, tolong maafkan. " Asta menggeleng, genggaman Adrian semakin kuat. " Tolong jangan siksa saya seperti ini---oke saya salah. Prasta, saya mencintaimu. Dan kamu pasti tau. "

Mantan IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang