Asta mondar - mandir, menunggu keputusan yang membuat Ghani dan Adri pusing. Adri bahkan sudah mencoba menenangkan, hanya saja menurut Asta itu bukan penenang, melainkan mengejeknya.
" Mama bisa diem nggak, sih !? Ghani pusing. "
" Kamu tuh dari tadi marah mulu lho mas ! " Asta berubah ganas. " Papa juga. Itu lho anaknya lagi marahin mama, di tegur dong. "
" Apanya yang di tegur ? " Asta melotot, tidak setuju dengan jawaban suaminya. " Apa yang di katakan Ghani, ada benarnya. Coba deh mah, tenang aja. "
" Papa nggak bakal ngerti. Saingan mama tuh desainer terhebat. "
" Ya makanya mama banyak doa, bukan mondar - mandir. Apalagi lihat perut mama buncit, bikin ngeri tau lihat yang hamil nggak bisa diem. Dan Ghani udah kelas 3 SMP, mama baru hamil. " seolah tidak terima dengan ucapan anaknya, Asta berjalan kehadapan Ghani yang tengah main ponsel. Ini anaknya emang sejak Asta di nyatakan hamil, ada saja tingkahnya yang membuat Asta kesal.
" Oh jadi kamu nggak mau kalau mama hamil ? " Ghani memutar bola matanya. " Baru kelas 3 SMP aja belagu. "
Adri akan menjadi penonton baik. Apalagi melawan bumil, semua harap waspada. Sebenarnya Adri tidak mempermasalahkan kehamilan istrinya, sekalipun tidak akan hamil lagi.
Menurutnya ; yang penting kembali bersama.
Namun, Allah ternyata menitipkan satu nyawa di dalam perut sang istri. Pun dengan Ghani, ia cukup menjadi support terbaik untuk sang ibu.
" Terserah mama. " katanya dengan pasrah. Adri terkikik geli melihat wajah Ghani yang terlihat malas.
" Kalau mama nggak menang, papa sama mas Ghani jangan marah. "
" Iyah. "
" Jangan pada komentar. "
" Iyah. "
" Ingat yah, harus support mama. "
" Mah, ini cuma lomba rancangan satu desa. Bukan satu negara. "
" Ini penting mas Ghani. "
Okelah mengalah akan lebih baik. Adri yang melihatnya sedikit ngeri, apalagi Asta perempuan yang petakilan. Kehamilannya yang sekarang sedikit berbeda. Dulu, hamilnya lebih tenang.
Sekarang ; nggak bisa diam.
Adri masih diam, bayangannya kembali di saat Asta datang secara mendadak. Meminta untuk kembali agar menjadi istri dan ibu yang diinginkan.
Asta hanya ingin jadi sosok yang diinginkan, bukan yang baik.
Mengingat semuanya, menjadi kenangan yang pahit. Asta yang membuatnya sadar, bahwa perjuangan dan bertahan sangat berarti.
Begitu banyak luka dan tidak mungkin termaafkan. Sedangkan Asta, memaafkan tanpa mengungkit atau menuntut. Wanita lain mungkin akan sangat lama dan bahkan tidak akan memaafkan. Sungguh, betapa Adrian sangat beruntung dan sangat mencintai istrinya.
" Pah, "
" Ya, mas ? "
" Ayok pulang. "
" Udah selesai ? "
" Udah. Papa ngelamun aja sih. " Adri bangkit dari duduknya. " Mama juara 3, "
" Marah nggak ? "
" Nggak, katanya sih nggak papa. Ayok, mama lagi ucapin selamat. "
" Oke, " kedua lelaki yang sangat berarti dalam hidup Asta tersebut, berjalan mencari sosok perempuan yang sangat di sayangi oleh keduanya. Terlihat saat di mana Asta tengah menyalami satu persatu pemenangnya, dengan perut yang membuncit dan senyumannya yang menjadi ciri khas Asta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Istri
ChickLitPrasta Savira, datang secara tiba dan mengacaukan kehidupan Adrian. Apalagi sudah mantan suami. Ralat, mereka belum cerai di mata hukum Negara. Asta berjuang, demi anak dan suaminya. Asta minta kembali, namun Adrian menolaknya. Hingga ternyata Asta...