Jangan memaksa mengingat sesuatu yang membuat hatimu terluka.
Ketika kamar Eva mulai sepi tanpa ada kebisingan suara menangis dan suara tinggi dari mak Atus yang membuat telinga hampir pecah. Pada akhirnya Eva mencoba menghubungi Enggar melalui WA dengan Video Call.
Hanya menunggu suara tut tut sebanyak 2 kali. Video call itu langsung dijawab secepat kilat oleh Enggar.
"Kemana aja sih lo?"
Awal obrolan yang cukup membuat Eva merasa bersalah karena tak mengangkat Vc Enggar.
"Maaf zam. Tadi gue ketiduran dan volume dering handphone gue di kecilin sama Nina. Jadi gak kedengeran"
Ucap Eva dengan nada bersalah. Ekspresi wajah itu terlihat di layar handphone. Ekspresi wajah yang disukai oleh Enggar.
"Lo sekarang dimana?"
Pertanyaan itu membuat Enggar mati kutu. Karena dia harus berkata jujur untuk malam ini atau chating Enggar tak akan dibalas oleh Eva.
"Di warkop va"Ucapan santai tanpa ekspresi serius alias sangat datar.
"Jam segini masih di warkop? Sekarang udah jam setengah 2 pagi Zam."
"Lo tau gak? Gue tadi habis lihat bang Angga sama Faizah bertengkar lagi. Gak ada capek-capeknya tuh orang?"
Kata-kata itu terucap dengan tujuan agar Eva berganti topik dan tidak marah kepada Enggar.
"Kembali ke topik awal!"
Sikap keras kepala Eva selalu muncul jika ia sedang menghabiskan waktu bersama Enggar.
Ketika Eva melakukan hal itu. Enggar tidak menyadari bahwa eskpresi wajahnya menurun drastis. Pada awalnya ekspresinya berada pada titik 100 persen senang karena Vc dengan cewek idamannya dan sekarang menurun menjadi 50 persen sedih.
"Lo kenapa nggar? Sedih terus eskpresi muka lo?" Ucap Angga dengan suara keras , sehingga suara itu terekam dan didengar oleh Eva.
"Jadi disana ada Angga?"
"Iya va."
"Kasih handphone lo ke Angga. Sekarang zam!"
"Iya-iya bawel"
Baru juga Vc sebentar. Kenapa abang gue terus sih yang terkena bonusnya?. Sebenernya lo itu suka sama gue atau abang gue sih?
Enggar akan susah mengontrol emosi ketika melihat Eva semakin dekat dengan Angga. Dengan berat hati Enggar memberikan ponselnya yang masih terhubung dengan Eva kepada Angga."Ini bang. Eva mau ngomong sama lo?"
Enggar berusaha menutupi rasa kecewanya dan bersikap biasa tanpa terjadi apa-apa.
Tanpa basa basi Angga langsung menerima tawaran Enggar. Dan ia sekarang berada di depan layar handphone Enggar. Dibalik layar itu ada Eva yang berekspresi kesal.
Kenapa Firasat gue gak enak ya? Angga mengamati wajah Eva yang semakin kesal.
"Lo itu abang atau adik sih ngga? Azam itu besok sekolah kan? Kenapa jam segini masih di warkop. Keterlaluan!"
Bener kan dugaan gue. Penyakit cerewet Eva muncul seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warkop Falling In Love (Proses Revisi📄)
Novela Juvenil- Proses Revisi📄- Kisah receh remaja ( anak ips) di masa depan, kisahnya dibuat semenarik mungkin dengan cinta lokasi nyata yang terjadi di dalam kelas kami. Hanya sebuah cerita fiktif belaka, tetapi menggunakan nama asli kami masing-masing. ...