Fake Friend - chapter 10

68 12 0
                                    

Kau memang sahabatku , tetapi apakah pantas kau dinamakan sahabat. Jika kau merebut orang yang aku sayang. - Quotes.

Hari ini Nina akan bertemu dengan Enggar secara diam-diam tanpa ada satu orang pun yang mengetahuinya.

Enggar menunggu Nina ditempat yang telah mereka sepakati.

"Duh lama amat sih ni anak" gerutu Enggar sambil melihat jam tangannya.

Karena kesabaran Enggar rendah. Pada akhirnya ia mulai mengechat Nina melalui Whatsaap.

Nina
Woy. Buruan gue mau ada urusan lagi.

Nina dalam keadaan cemas ketika membaca pesan Enggar. Karena Eva sekarang berada di rumahnya Nina. Untuk kali ini Nina tidak bisa berkutik. Eva telah banyak mengeluarkan air matanya dan Nina ingin keluar dan kabur dari situasi itu. Dia tidak akan peduli dengan keadaan Eva.

Enggar
Sabar dikit napa? Doi lo sekarang lagi nangis dirumah gue. Gue gak akan bisa pergi jika dia masih ada disini.

Nina memang benar-benar telah kelewat batas. Bahkan untuk mengetik nama Eva saja. Ia tak mau mengetiknya. Nina bersikap lebih egois dari biasanya.

"Va gue mau pergi? Lo harus pulang biar lo tenang" Ucap Nina mengusir secara halus.
"Ha? e.. Lo ma..u kema..na?" Tanya Eva dengan ucapan tersendat-sendat karena tangisan.
"Gue lagi ada urusan sama pacar gue"
"Lo punya pacar? Siapa?
" Rahasia"

Nina berucap sambil mendorong Eva keluar dari pintu rumahnya. Dan pada akhirnya Eva pulang kerumahnya. Dan Nina langsung berdandan agar terlihat cantik di depan Enggar.

Pokoknya gue harus terlihat sempurna di depannya. Batin Nina sambil menuju ke kamarnya lalu memilah memilih baju yang cocok beserta make upnya.

Enggar yang dari tadi menunggu di tempat itu secara sendiri tanpa ada seseorang yang menemani. Pada akhirnya ia mulai melihat walpaper handphonenya. Ia memandangi walpaper itu dengan tatapan rindu. Foto itu membuat Enggar semakin dalam untuk mencintai.

Waktu semakin berjalan lebih cepat dari biasanya. Faizah yang menghabiskan hari-harinya bersama Dani. Merasa bahwa dirinya ingin terus bersama Dani sampai akhir hayatnya nanti.

Gue bersyukur karena memiliki lo dalam hidup gue dan. Faizah begitu serius saat memandangi sosok tampan wajah Dani yang membuatnya jatuh cinta.

"Lo hari ini senang kan liy?" Ucap Dani.
"Seneng banget dan" Faizah menjawab dengan tatapan girang lalu mengenggam erat tangan Dani.
"Teruslah bersama gue dan" lanjut Faizah.

Mereka memang pasangan yang sangat serasi. Hanya saja orang tua mereka terlalu melarang hubungan itu.
Ketika mereka duduk berdua di depan masjid agung Surabaya. Pada akhirnya mereka memilih berkunjung ke cafe dekat dengan lokasi mereka sekarang.

"Dan. Kita ke cafe itu dulu yuk?" Faizah mengucap dengan manja sambil menunjuk lokasi cafe tersebut.

Tanpa kata basa basi. Pada akhirnya Dani langsug menggandeng tangan Faizah dan mengajak berkunjung di cafe tersebut. Ketika masuk kedalam cafe tersebut mereka mengambil tempat duduk yang strategis. Tempat duduk yang menjadi incaran para pengunjung.

Warkop Falling In Love (Proses Revisi📄)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang