C 36

3.8K 125 3
                                    

= Perkelahian =
.
.
.
Jangan menilai bunga dari warnanya saja tapi ciumlah baunya. Harum atau tidak

-o0o-








“bagaimana usulan ku, sesuai rencana?” Tanya seseorang pada papih nya Nathan. Prasetyo. Sambil membelakangi Nathan yang kini melangkah menghampiri dua orang yang berbicara tersebut.

Sebelum menghampiri papih-nya, Nathan sempat mengatakan pada Tasya kalau dia harus menemui papihnya dan itu hanya di iyakan olehnya.

Papihnya Nathan, Prasetyo, hanya tersenyum bahagia. “ku rasa ide mu tidak buruk. Buktinya dia mulai perlahan berubah”

“benarkah? Syukurlah kalo gitu” sambil terkekeh sebentar

“pah, sedang bicara dengan siapa?” Tanya Nathan sambil berdiri didekat mereka

Atensi dua orang tersebut pun beralih terhadapnya.

“eh Nathan” itu sapaan papihnya Nathan sambil tersenyum lagi

“Nath, masih ingat dengan om?” sapa orang yang menjadi lawan bicara papih nya tadi dengan tampilan hampir seumuran dengan orang tuanya dan kaca mata yang menghiasi hidung bangirnya

Mengernyit mencoba mengingat. Sampai tepukan dipundaknya membuyarkan usahanya.

“dia om Raja, teman papih yang sudah bantu bangkitkan perusahaan kita dulu. Kamu lupa?” sela Prasetyo

Kini dia ingat siapa orang tua ini. Dia yang dulu membantu kedua orang tuanya. Lebih tepatnya orang yang mengeluarkan keluarganya dari kehancuran beberapa tahun silam.

“tentu om. Saya ingat dengan om” seru Nathan dengan senyum menawan miliknya yang jarang dia perlihatkan

Om Raja menadang Nathan dalam. Kemudian mengalihkan tatapannya ke papah nya Nathan. “ternyata benar kata mu. Dia baik-baik saja” sambil tersenyum sesaat

Bingung adalah respon pertama yang Nathan perlihatkan. “maksudnya apa pah” Tanyanya sambil menatap orang tuanya penuh Tanya

Menghel napas sesaat dan menatap Nathan tersenyum bangga. “usulan menjodohkan kamu dengan Naya. Kakek mu memang memintanya, tapi dia tidak memaksa kalo itu tidak terjadi” memberi jeda sesaat, kemudian menatap Raja, temannya. “tapi om Raja mengusulkan agar kamu dijodohkan saja, karena dia takut akan sikap mu yang terlalu tak perduli sekitar dan acuh. Dan akhirnya terjadilah pernikahan itu” jelas papihnya sambil menatap Nathan dengan guratan kebahagiaan yang tak dia tutupi.

Nathan menatap dua orang tua itu lekat. “jadi perjodohan ini atas usulannya om?”

“benar, maaf ya. Karena om takut kamu salah memilih orang. Tapi buktinya kamu menikmatinya saja kan? Berbahagialah selama kamu bisa Nath” jelas om raja sambil menepuk pundaknya Nathan pelan.

Sedikit heran sih dengan kata-kata terakhir yang diucapkan orang tua didepannya ini. Tapi dia menepisnya, mungkin itu maksudnya agar dia berusaha berbahagia atas pernikahannya sekarang.








🍁🍁🍁








Lama waktu berlalu dengan segala obrolan diantara mereka yang juga termasuk Alex didalamnya, membuat Naya sejenak melupakan luka yang sempat terbuka karena orang itu dan itu bagus untuknya, namun sebuah kalimat membuat dia sempat kaget tetapi masih dapat mengontrol emosinya

"Kamu tidak cemburu melihat suami mu dengan wanita itu?" Tanya Ella disela-sela obrolannya

Mendengar apa yang diucapkan Ella dapat membuat dia mengingat akan diri orang itu, namun segera ditepis perasaannya.

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang