C 40

3.6K 99 3
                                    

= Masa Lalu 4 =
.
.
.
Tak ada waktu yang benar-benar mampu menyembuhkan, tapi membuat lupa sesaat itu bisa

-o0o









Beberapa jam kemudian seluruh keluarga pun datang untuk melihat kondisinya Naya. Nathan pun juga sudah datang lagi, setelah dia pergi kerumahnya dan menitipkan Naya pada Wika.

Tatapan kesedihan itu pun tak terelakkan, melihat kondisi gadis kecil yang menahan sakitnya didalam kamar itu.

Karena bagaimana pun juga mereka sangat menyayangi Naya dan sekarang mereka harus melihat Naya yang terbujur kaku diranjang rumah sakit, tidak berdaya dengan semua alat rumah sakit yang menempel ditubuhnya.

Sungguh miris melihat kenyataan ini. Tapi mau bagaimana lagi kalau ini adalah takdir bagi Naya, dan semua itu tidak mampu untuk dilawan atau pun dicegah pergerakannya karena dia bersama waktu.

Waktu yang menentukan takdir itu kapan datangnya dan menguji kita apakah kita siap atau tidak dengan kado yang dia bawa ketika dia datang dalam hidup kita dan menghentak kita secara dahsyat. Kejam. Memang, tapi ini sudah menjadi suratan takdir hidup kita semua.

"Bagaimana ini bisa terjadi Nath, kenapa Naya bisa sampai bagini?" Tanya Ibrahim setelah para orang tua masuk dan meninggalkan mereka berempat (Nathan, Nando, Ibrahim dan Rian)

"Aku juga nggak tau persis, namun setelah aku datang aku melihat Naya sudah dalam kondisi penuh luka ditengah jalan" jelas Nathan

"Apa kamu lihat dia sama siapa?" Tanya Rian

"Nggak" salah lagi, dia bersama Tasya lanjut Nathan dihati

"Syukurlah Adik ipar masih selamat, mendingan kita laporkan kasus ini kepolisi saja" usul Nando

"Ide bagus, biar nanti aku yang akan melakukannya" seru Rian dan hanya dijawab anggukan oleh mereka berdua sedangkan Nathan hanya diam membisu.

Melihat Nathan yang hanya diam membuat Nando sedikit bingung dengan adik laki-laki nya ini. Nando mengira kalau ada yang disembunyikan olehnya dan dia harus tahu apa itu.

"Nath, mendingan kamu tenangin diri kamu dulu deh, yuk kita kekantin untuk ngisi perut. Kamu pasti belum makan dari tadi" ajak Nando sambil membawa Nathan pergi menjauh dari sana

Setelah mereka sampai dikantin rumah sakit, mereka memesan makanan. Setelah itu hanya keheningan yang tercipta diantara keduanya. Sampai Nando bersuara barulah Nathan menoleh.

"kakak tau kamu nyembunyiin sesuatu sama kita semua" ucap Nando yang kini tengah menatap Nathan yang tengah menatapanya bingung. "Kamu boleh cerita sama kakak, agar beban kamu berkurang" ucap Nando lagi dan kini Nathan tengah tertunduk lesu.

"Naya nggak sendirian kan disana pasti ada orang lain" ucap Nando lagi untuk memancing perhatiannya Nathan dan itu berhasil. Lama terdiam akhirnya membuat Nathan hanya menghela napas panjang kemudian menganggukkan kepalanya pertanda dugaannya Nando itu benar.

"Siapa?" Tanya Nando dengan muka serius

"Nathasya" jawab Nathan singkat namun mampu membaut Nando terhenyak dan shock

"APA" seru seseorang dari belakangnya Nathan dan ternyata dia adalah Rian. "Kenapa tadi lo bilang kalo Naya tengah sendirian dan berpura-pura nggak tau?" Tanya Rian yang tengah menahan marahnya

"Rian, tenangin diri kamu dulu. Akan aku jelaskan" sela Nando sambil mengajak Rian untuk duduk disebelahnya. "Nathasya adalah mantannya Nathan" ucap Nando kemudian

"Mantan?" Tanya Rian bingung

"Iya, dia adalah mantannya Nathan atau yang kamu tau dia adalah Asya. Jelas saja kamu tidak tau karena mereka sudah putus sebelum kamu masuk ke kantor" jelas Nando sambil memandang Nathan yang kini hanya diam membisu memandang gelas minumannya dengan tatapan kosong

"Apa itu benar Nath, jawab!" Tanya Rian sambil memandang tajam kearah Nathan, sedangkan yang ditatap cuma memandangnya dengan tatapan kosong

"Iya, itu benar" jawab Nathan lemah

"Heh, tak ku sangka ternyata wanita ular itu kembali lagi" gumam Rian namun masih didengar oleh Nando dan juga Nathan. Maafkan kakak Nay, untuk kedua kalinya dia kembali

"Maksud kamu Yan?" Tanya Nando bingung

"Dia adalah wanita yang sudah menghancurkan keluarga ku dulu, lebih tepatnya kehidupan adik ku Naya. Dia sudah memberi luka begitu dalam. Padahal dulu dia adalah sahabat mereka sendiri." Jelas Rian dengan wajah yang sudah sendu

Dia pun menghela napas panjangnya. "Sampai akhirnya, dia, Dimas dan Kaela kecelakaan dan akhirnya meninggal. Saat itulah pukulan terberat Naya. Karena hanya dia yang selamat dari kecelakaan tersebut. Jiwanya tergoncang sampai harus dirawat oleh dokter, tapi syukurlah kondisi Naya tersebut tidak bertahan lama" lanjut Rian sambil memandang Nathan yang masih diam membisu.

"namun ku rasa bekas rasa sakit dan luka itu masih ada sampai sekarang dan tengah terbuka lebar. Tak ada waktu yang benar-benar mampu menyembuhkan, tapi membuat lupa sesaat itu bisa" lanjutnya lagi dengan tatapan serius kearah Nathan yang tengah memandang dingin kearah Rian juga

"Aku tidak percaya ini" sela Nando dengan heran

"Tapi itulah kenyataannya" seru Rian yang mengalih pandangannya kearah Nando

"Dasar wanita tidak tau malu, dulu dia sudah menghancurkan keluarga ku sekarang dia ingin menghancurkan Naya dan keluarga ku untuk kedua kalinya. Apa dia tidak sadar kalau itu salah dan aku sangat membencinya" ucap Nando dengan rahang yang mulai mengeras.

"Lebih baik kamu jauhin dia kalo kamu masih ingin melihat keluargamu utuh" tegas Nando sambil menatap serius kearah adik laki-lakinya itu

Sedangkan Nathan hanya diam membisu tak mampu berkata-kata apa pun lagi

Karena kini tidak hanya satu orang yang mengungkap masa lalu, tapi dua orang sekaligus dengan cerita yang sama. Yaitu masa kelam antara Naya dan mantannya Tasya.

"Mendingan masalah ini jangan sampai ketahuan ka Ibrahim, karena kalo sampai dia tau maka tidak akan ada orang yang mampu menghentikannya. Sedangkan untuk urusan mobil yang nabrak biar aku aja yang nyari" sela Rian serius sambil memandang kedua lawan bicara dan hanya ditatap diam oleh mereka








🍁🍁🍁
Maafkan typo yg masih banyak bertebaran
ya 😊

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang