C 37

3.7K 106 3
                                    

= Masa Lalu 2 =
.
.
.
Jangan membenci musuh mu, karena dari mereka jualah kita bisa melihat sudut pandang baru dan membandingkannya dengan keadaan yang sebenarnya

-o0o-







Setelah kejadian tersebut, Nathan langsung membawa Naya ke rumah sakit agar dapat ditangani secepatnya, dan mengabari kedua orang tuanya (Prasetyo dan Diana) juga kedua mertuanya (Abraham dan Sarah) dan tak lupa juga kakanya dan kaka iparnya tentang kondisi Naya dan penyebabnya yang langsung membuat semua orang kaget dan bergegas kerumah sakit.

Lama menunggu tentang kondisi Naya yang sedang ditangani di ICU, membuat Nathan merasa resah dan gusar, entah perasaan apa itu yang membuat dia merasa sangat sedih dan takut kehilangan Naya, yang intinya dia sangat khawatir terhadap kondisi Naya sekarang ini.

Nay, bertahanlah... tolong bertahan. Doa hatinya

Tak beberapa kemudian ada seseorang yang membuyarkan lamunannya. Seorang wanita yang berpakaian layaknya dokter, namun bukan dokter yang menangani Naya tadi seingat Nathan.

"Apa anda suaminya Naya?" Tanya wanita itu yang ternyata adalah Wika

"Ya, saya suaminya. Anda siapa?" Tanya balik Nathan

"Saya Wika. Anila Wikaila" jawab Wika sambil berjabat tangan dengan Nathan. "Bagaimana kondisi Naya?" Tanyanya lagi dengan perasaan cemas

"tidak tau, tapi masih ditangani dokter" jawab Nathan sambil memandang kearah pintu ICU tersebut

"Kenapa dia sampai seperti ini?" Tanya Wika lagi sambil memandang sedih kearah pintu ICU kemudian memandang Nathan kembali

"Entahlah, saya juga kurang tau tapi yang saya tau dia sedang bertengkar dengan seseorang" jelas Nathan

"Seseorang?" Ulang Wika. Tumben Naya lepas kendali seperti itu, kecuali kalau dia... "maaf, tapi boleh saya tau siapa orang itu?" Tanya Wika dengan cemas

Terdiam sesat. Dia ragu, apakah dia harus mengatakan sebenarnya atau tidak. Tapi mungkin tak apalah pikirnya. "Nathasya" jawab Nathan singkat yang langsung membuat Wika shock dan tegang.

Nama itu, nama dari seseorang yang sudah membuat Naya berubah dan menjadi seperti ini dan sekarang dia telah kembali. Aku kira kamu tidak akan pernah kembali, namun dugaan aku salah, ternyata kamu kembali dan membuat masalah baru lagi dan mungkin temanya tidak akan berbeda dengan yang dulu.

"sial, jalang itu lagi?!" guman Wika pelan namun dapat didengar oleh Nathan

Jalang? Siapa yang dia maksud? "Maaf, anda bilang tadi jalang? Siapa yang anda maksud?" Tanya Nathan bingung

Astaga, aku lupa dia tidak tau apa-apa. Tapi kepalang tanggung toh juga dia bukan orang luar disini. "Dia, yang anda barusan sebut. Dia yang sudah membuat Naya trauma akan masa kecilnya dan menjadi seperti sekarang. Menjadi seseorang yang berbeda akibat luka dan penderitaan yang orang itu lakukan". Jelasnya dengan wajah yang dapat dikatakan tidak bersahabat sama sekali.

Sungguh aku tidak percaya ini, kalo dia berani melukai Naya maka dia akan berurusan dengan ku. Akan ku pastikan itu. Tekat Wika

"Dan sekarang dia kembali lagi. Apakah dia lupa kalo semua itu hanya menambah luka semakin dalam. Dan aku benci melihatnya" jawab Wika yang tidak berusaha menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada Naya karena dia berbeda dari Naya.

Wika adalah orang yang langsung mengungkapkan apa pendapatnya kalau itu sudah menyangkut orang lain yang dia sayang tanpa perlu menutupi kebenarannya. Karena baginya, kebenaran yang pahit akan terasa manis jika itu tidak ditutupi dengan dusta yang nantinya akan memberi rasa sakit kedepannya.

Maaf Nay, aku sudah mengungkapkannya pada orang lain. Aku sudah tidak tahan melihat mu harus menderita lagi. Sudah cukup Nay, cukup. Tegasnya dihati

Setelah apa yang dikatakan Wika tadi langsung membuat Nathan membeku ditempat sekaligus diam membisu, mencoba mencerna apa yang barusan dia dengar namun masih ada tanda tanya didalamnya.

Merasa paham akan sikap Nathan yang terlihat bingung, dia pun berinisiatif. "Baiklah, aku akan ceritakan semuanya" jawab Wika yang tak sengaja mengubah cara berbicaranya menjadi aku kamu dan itu tidak masalah untuk Nathan.

Wika pun melanjutkan penjelasannya. "Dulu aku, El dan Tasya adalah teman dekat. Bahkan dapat dikatakan sahabat yang jarang terpisah. Sampai akhirnya kami terjebak dalam polemik masalah laki-laki. Tasya yang menyukai Dimas dan Dimas sediri yang lebih menyukai El. Tidak hanya itu saja, ada sisi Reza yang sekarang kamu kenal dengan Danu yang juga mencintai Tasya. Mereka berempat terjebak dalam cerita cinta yang rumit”

Nathan makin tak paham dengan penuturannya Wika. “maksud anda, mereka terjebak dalam cerita segi empat?”

Menghela napas panjang sebelum melanjutkan kisahnya. “benar, cerita yang mudah namun dibuat rumit oleh remaja. Maklum lah karena dulu kami masih remaja labil yang masih haus akan keingin tahuan dan keegoisan yang tinggi. Sehingga sampai akhirnya Tasya melakukan hal nekat. Dia meminta bantuan orang tuanya untuk memuluskan rencananya dan itu berhasil” tersenyum kecut itulah rekasi Wika saat mengingat masa lalunya

“bantuan apa?” Tanya Nathan semakin ingin tau

“anda tau betul kekuasaan orang tua dibandingkan anak labil yang masih duduk dibangku SMA. Berbeda jauh. Dia meminta orang tua nya untuk menjodohkannya dengan Dimas, dimana saat itu Reza juga berencana untuk melamarnya. Tapi apa yang dia dapat? Penolakan!. Reza yang ditolak sebelum menuturkan permintaannya secara langsung dan Tasya ditolak mentah-mentah oleh Dimas dan lebih memilih menentang orang tuanya” helaan napas lelah Wika hembuskan karena mulai tak sanggup membuka luka lamanya

Nathan hanya diam mendengarkan penuturannya Wika. Tak ada maksud untuk menyelanya.

“sampai akhirnya mereka, Dimas dan juga El kabur dari rumah. Semula El tidak mau karena melihat Naya yang meronta-ronta meminta agar mereka berdua tidak pergi. Tapi apa mau dikata kalo mereka berdua sudah kehabisan akal. Karena selain orang tua Dimas yang lebih memilih menjodohkannya dengan Tasya, tapi juga karena papah nya El yang menentang hubungan mereka karena dinilai Dimas membawa pengaruh buruk terhadap anaknya yang dulu penurut sekarang mulai bisa memilih kehendaknya sendiri” genangan air mata pun mulai terlihat dipelupuk matanya Wika namun dia seka agar tidak jatuh

“singkatnya mereka berdua pergi dengan membawa Naya karena paksaan Naya untuk ikut. Sekalipun mereka tau kalo itu juga akan membahayakannya karena ikut terlibat dalam masalah mereka. Kamu taukan kalo Tasya sudah nekat dia akan lakukan apa pun sampai tujuannya tercapai. Sampai…” Wika merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkannya






🍁🍁🍁
Maafkan typo yg masih banyak bertebaran
ya 😊

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang