C 51

2.9K 78 4
                                    

= Sebuah Janji Masa Lalu =
.
.
.
Terisaklah kalau itu memang perlu, sebelum sesak dihatimu ditambah lagi. Hingga rasa yang dicecap pun tak mampu terurai jelas.

-o0o-







"Yaudah lah Njas, lo diam aja! Telinga gue hampir pecah denger suara toa lo" seru Dimas mencoba mengakhiri kelakuan Anjas yang masih sedikit kesal dengan Reza

"Hmm..." gumam Anjas sambil diam membisu tanpa suara

Tuh kan? Tadi teriak-teriak, lah sekarang diem kek orang bisu! Dasar aneh...






🍁🍁🍁







Setelah kepergiannya Reza, mereka berdua pun juga pergi dari kantin.

Orang tua Anjas sedang tidak ada dirumah, maka jadilah dia mengungsi sebentar kerumahnya Dimas dan disetujui saja oleh si empu rumah.

Orang ganteng mah kalo dikatain ngungsi juga masih aja digandrungin, beda sama yang pas-pasan pasti dikucilin. Huhh... nggak adil. (author misuh-misuh 😭)

Kini mereka berdua tengah menonton televisi dikamarnya Dimas, tempat biasanya mereka berkumpul.

Anjas yang sedang asik menonton bola, sedangkan Dimas yang tengah asik berkutat dengan laptop kesayangannya, entah apa yang dikerjakannya Anjas sendiri juga tidak tahu.

"Gol... gol... yah gagal" teriak Anjas heboh sendiri dengan acara bolanya

"Jangan berisik lo woy, gue lagi fokus kerja!" Bentak Dimas tidak terima dengan kehebohan sahabatnya itu

"Apaan sih lo, ini lagi seru-serunya juga!" Bentak balik Anjas tidak terima dengan omelannya Dimas padanya namun masih fokus ketelevisi

"Ck... nyesel gue ajak lo kesini, bikin rusuh!" gumam Dimas yang sudah malas meladeni kelakuannya Anjas yang semena-mena ini. Yang punya rumah siapa, yang rusuh siapa. Puyeng pala ini maah...

Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya derita Dimas akibat teriakan dan segala umpatan Anjas akibat nonton bola pun berakhir. Dia tahu karena kini Anjas sudah mematikan televisi dan beranjak tiduran dikasur samping dia.

"Lo ngapain sih, dari tadi asik mandangin itu laptop, emang ada yang menarik gitu" tanya Anjas penasaran karena hampir beberapa jam sahabat satunya ini tidak beranjak dari depan layar tipis itu

"Hmm... gue lagi ada kerjaan jadi lo jangan ganggu dah. Udah sana jauh-jauh dari gue" seru Dimas datar sambil mengetik sesuatu dilaptopnya

Semakin merasa penasaran akhirnya, Anjas mengikuti pandangannya Dimas dan ikutan melihat apa yang sedang dikerjakannya Dimas

"Little Boy...” gumamnya sambil membaca  kata di laptop tersebut. “Loh, lo lagi nge-hack?" Seru Anjas yang kini sadar sama apa yang dilakukan temannya ini

"Iya" jawab Dimas singkat

"Belajar dari mana lo?"

"Sendiri"

"Lo lagi nge hack siapa sih?"

"Seseorang"

"Lo bisa ngajarin gue juga nggak?"

"Nanti"

"Tunggu dulu, lo lagi kerja sama siapa sih?"

"Seseorang"

"Ck.. dari tadi jawabnya singkat mulu. Ngomong yang jelas biar gue paham!" Bentak Anjas yang mulai merasa dijudesin oleh Dimas

"Gue lagi kerja sama seseorang dan dia minta gue ngehack seseorang agar rencananya berhasil" jawab Dimas santai

"Iya... gue tau itu, tadikan lo udah ngomong" sela Anjas lagi

"Sudah kan, mendingan lo diem, berisik tau!" Ucap Dimas bete

"ck… Maksud gue itu, lo kerja sama siapa dan lagi ngehack siapa?" Tanya Anjas lagi dengan sedikit penekanan dalam nada bicaranya

"Detektif dan buronannya" jawab Dimas singkat

"Ouh... eh tunggu! Jadi lo... lo semacam agen hackers gitu?" Tanya Anjas dengan keterkejutannya dan hanya diangguki oleh Dimas. "Sejak kapan?" Tanya lagi

"Sejak kita SMA, kalo belajarnya sih sudah dari SMP" jawab Dimas santai

"Wow! Ajarin gue ya nanti" pinta Anjar

"Iya nanti gue ajarin. Tapi lo harus janji jangan bocorin ini kesiapa pun juga. Janji?" Ucap Dimas tegas

"Ok, siap komandan" jawab Anjas cengengesan. Walau pun kelakuannya rada nyebelin dan agak rempong macam ibu-ibu arisan, tapi kalau soal janji dia nggak akan ngingkarinya. Karena baginya laki-laki sejati pantang mengingkari janji.



🍁🍁🍁
Maafkan typo yang masih banyak bertebaran
ya 😊

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang