03

247 42 4
                                    

"Mau kemana lagi?" tanya Euiwoong setelah mereka pulang dari dokter. "Terserah kamu," jawab Yuri. "Kamu mau eskrim?" tanya Euiwoong. "Eum, boleh," jawab Yuri. "Ya udah ayo," ajak Euiwoong. "Tapi kan mobil kamu disana? Kenapa jalannya kearah situ?" tanya Yuri. "Jalan kaki aja. Oh iya, kaki kamu ga kuat jalan jauh ya?" kata Euiwoong. Yuri mengangguk. Euiwoong langsung menundukan badannya, "Sini naik." Yuri tertawa kecil melihat Euiwoong. "Aku berat loh," kata Yuri. "Kamu ngeremehin aku. Aku kuat kok," balas Euiwoong. "Udah lah ga usah. Aku jalan aja, ga papa kok," tolak Yuri.

"Nanti kaki kamu sakit," ucap Euiwoong. "Ntar punggung kamu juga sakit," kata Yuri. "Yuri! Euiwoong!" panggil seseorang dari arah belakang. Mereka berdua menengok. "Kak Yena! Kak Hyungseob!" balas Yuri dan Euiwoong. "Kalian ngapain?" tanya Yena. "Abis dari dokter," jawab Euiwoong. "Siapa yang sakit?" tanya Hyungseob. "Aku," jawab Yuri. "Sakit ap—OH iya as usual," ucap Hyungseob. Yuri mengangguk.

"Terus sekarang mau kemana?" tanya Yena. "Ke kedai es krim, Kak," jawab Yuri. "Kami juga mau kesana. Yuk, bareng. Aku traktir deh," ajak Hyungseob. "Dalam rangka apa nih, Kak?" tanya Euiwoong. "1 tahun anniversary kita," jawab Yena sambil tersenyum.

********

Yuri masuk ke dalam rumah dengan pelan-pelan. Sekarang pukul 9 malam. Seharusnya ia pulang daritadi. "Dari mana aja kamu?" tanya papanya yang tiba-tiba muncul diruang tengah. "T-tadi abis d-dari dokter, terus ketemu Kak Yena," jawab Yuri pelan. "Ngapain kamu ke dokter, hah!? Sampe malem begini," marah papanya. "Kaki aku sakit, Pa," jawab Yuri. "Ck, banyak alesan. Mana sini duit kamu yang dari Mama!? Papa mau main judi," kata papanya. "G-ga ada, Pa," jawab Yuri pelan.

"Dasar anak gak berguna!" teriak sang papa sambil memukuli Yuri. Ia hanya bisa diam sambil menahan tangis. "Besok-besok ga usah jajan! Uang papa habis," kata sang papa sambil keluar rumah, entah kemana. Yuri berjalan kearah kamarnya dengan menahan sakit.

Lee Euiwoong is calling...

Euiwoong tiba-tiba menelepon Yuri, dengan via video call. Yuri bingung apa yang harus ia lakukan. Tidak mungkin kan, Euiwoong melihatnya dengan keadaan seperti ini? Air mata yang menetes dari pipinya membuatnya tak sengaja memencet tombol angkat.

"Hai, Yuri!" sapa Euiwoong riang. "Y-yuri?" kaget Euiwoong saat melihat luka lebam di pipi Yuri. "Aku kesana sekarang," ucap Euiwoong sambil mematikan teleponnya. Yuri lalu masuk ke kamarnya untuk menaruh tas sekolahnya dan segera membukakan pintu untuk Euiwoong ketika ia mendengar suara ketukan pintu.

"Astaga, Yuri!" cemas Euiwoong. Ia langsung memeluk Yuri untuk menenangkannya. "Aku ga berguna ya?" tanya Yuri lirih. "Kata siapa? Kamu segalanya bagi aku, yyul," jawab Euiwoong. "Tapi aku—" Euiwoong langsung memeluk sahabatnya itu lebih erat. "Kamu ga usah dengerin papa kamu, masih banyak kok orang yang sayang sama kamu," kata Euiwoong. Ia lalu mencium kening Yuri, "Aku sayang kamu, Jo Yuri."

✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖


Here we go. Chapter 3 nihhh. Enjoy ya, jangan lupa vomment gais. Tengs <3

xoxo,

psychxxwoon

famìlee : the words in my heart  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang