• tujuh •

37.7K 1.1K 34
                                    

Pagi yang cerah ini terlihat seorang gadis cantik sedang tidur dengan pulasnya dan badannya tertutup sempurna oleh selimut

Tak lama kemudian datanglah wanita paruh baya sambil meneriaki nama anaknya

"Keisyaaaaaaa"teriak ibunda keisya sambil menarik selimutnya

"Ada apa bunda keisya masih ngantuk nih lagian juga masih pagi kok"ucap keisya sambil menarik lagi selimutnya

"Jangan mentang mentang masih pagi kamu tidur terus kei ,ntar lagi acara lamaran mau dimulain loh "geram ibunya ingin sekali ia melempar anaknya ke kali ujung rumah namun '"untung sayang gak mah buang "itu guman pelan ibunda keisya

Dan tak lama bagas pun dateng

"Napa si bun teriak teriak ,tau gak bagas sampe kaget dibawa " ucap bagas sambil memegang dadanya

"Bagas tolong bangunin keisya sampe bangun y bunda mau siap siap untuk acara lamarannya ,takut tamu udah dateng "kata bunda mereka berdua dan ia pun pegi

Dan ambil pusing bagas langsung memukula muka keisya dengan guling

"Bangun lo ,dasar kebo "kata bagas teriak di kuping keisya

"Iii apaan si lu bang sana gw mau tidur"

"Bangun ,entar lagi acaranya mau mulai boneng "kata bagas kesal

"5 menit lagi y bang "

"Pala lo tu 5 menit ,BANGUNNNNN"teriak bagas melibihi bundanya namun keisya masih tak ingin bangun

Terlintaslah ide yang membuat bagas senyum senyum seperti orang senting

Ia ambil buku yasin dan kursi ia letakkan disamping ranjang keisya

"Yasin wal..."belum sempat bagas menyelesaikan keisya sudah memukul kepala bagas

"Ngapa lo bacaan gw yasin ,gw blom mau mati bang "teriak keisya

"Y makannya bangun dulu lo tu ,cepet bangun gw mau bantu bunda dulu smpe gak bangun gw lempar lo kekali "kata bagas dan pergi ketempat bundanya

"Tidur lagi"ucap keisya tanpa memperdulikan perintah abangnya

Tak lama ,entah kenapa keisya merasakan wajah nya merasakan nafas orang lain masa iya nafas dia

Keisya pun memilih membuka matanya dan betapa terkejut

Pertama kali yang ia lihat adalah mata indah yang menenangkan hati

Reflek keisya menampar wajah itu

Sedangkan yang ditampar meringis kesakitan

"Bapak .."kata keisya kaget ia tersadar sempurna

Namun lawan bicara keisya masih diam memegang sudut bibirnya

Keisya bertanya didalam benaknya apakah ia terlalu keras menampar seseorang sehingga sudut bibirnya sedikit berdarah

Keisya pun merasa sangat bersalah dan bangun untuk mengambil kotak obat

Keisya pun mulai mengibati rio sesekali rio meringis kesakitan

"Sakit y pak"tanya keisya

"Menurut kamu"ucap cuek rio yang berusaha menutup kegugupannya

Tak lama wajah mereka saling tatap dan keisya yang memutuskan kontak mata mereka.Mereka sama sama gugup entah kenapa
Apa mereka telah sama sama menyukai

"Y abisnya bapak ngapain coba kekamar saya ,udah pak mendingan bapak keluar saya mau tidur lagi"kata keisya sambil mendorong rio (dasar murit durhaka )

~ My Lecturer Is My Husband ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang