• tiga puluh delapan •

70.4K 3.3K 2.2K
                                    

Jam 6 pagi

Keisya pun terbangun dari tidurnya dan langsung bergegas mandi ,ia sengaja bangun pagi agar bisa pergi dari rumah ini tanpa sepengetahuan orang lain

Setelah semuanya selesai ia pun turun kebawah sambil menarik pelan kopernya agar tidak menghasilkan bunyi yang mengganggu

Keisya bingung karena tak ada rio dimana mana sudah ia cari kemana mana namun hasilnya juga pun tetap sama tetapi ada satu tempat yang belum keisya periksa yaitu kamar tamu

Dengan pelan keisya pun mendorong pintu kamar itu dengan merapal doa agar pintu itu tak terkunci dan

Ceklek

Keisya pun menarik nafas lega dan langsung memasuki kamar tersebut namun nafas nya pun tercekat karena melihat rio tidur di kursi samping ranjang arla  dengan tangannya yang memegang perut arla

Keisya pun tersenyum tipis dan tak lama air matanya keluar Seandainya saja ia yang ada di posisi arla

Keisya pun menghapus air matanya dan memutuskan berjalan mendekati rio karena keisya ingin mengecup bibir rio sebagai tanda terakhir mereka bertemu Sesudah itu pun keisya membisikkan sesuatu ke telinga rio

"Kau yang membuatku jatuh cinta kepadamu dan sesaat kau juga menyakiti hatiku ,aku akan pergi aku mengalah demi kalian ,bahagialah kau dengan arla "itulah bisikan pelan dari keisya tulus dari hatinya

Tak lama terdengar bunyi klakson mobil dan dengan mau tak mau keisya harus menghampiri mobil yang telah menunggunya itu

"Makasi banget nadin lu mau jemput gw "ucap keisya sambil meletakkan kopernya di bagasi mobil

"Pagi banget lu nyuruh gw kampret ,kampus mulainya jam 7"ucap nadin yang masih mengantuk

"Tapi tunggu kenapa lu bawa koper ,lu mau pergi"tanya nadin yang membuat kantuknya pun hilang entah kemana

"Emm e n g gak kok itu koper titipan bang bagas ,dia nitip koper dirumah gw trus suruh bawa nanti pulang "alibi keisya dan nadin pun mengangguk percaya

Akhirnya pun mereka sampai dan mereka langsung menuju kelas mereka sementara koper itu masih dilettakkan di mobil nadin

Skip

Setelah melewati mata kuliah yang amat panjang serta mengurus surat kepindahannya ,keisya pun langsung menarik tangan nadin menuju mobilnya untuk mengambil kopernya

"Lu ini mau kemana kei "tanya syifa yang juga mengikuti kedua sahabatnya itu dari belakang

"Mau kerumah ortu gw nanti bang bagas jemput gw kok didepan gerbang "bohong keisya lagi 

"Makasi banget kalian udah mau jadi sahabat gw saat apapun kondisi gw ,kalian pokoknya yang terbaik banget "keisya pun memeluk kedua sahabatnya sangat erat

"Keisya jangan ngomong gitu ih seakan akan kita gak akan pernah bertemu lagi "ucap nadin yang membuat hati keisya merasa seperti teriris oleh pisau

"Kita kan gak bakalan tau ,kapan kita bisa bertemu lagi siapa tau besok gw pergi jauh ataupun meninggal y kan ,takdir gak ada yang tau"ucap keisya yang membuat nadin dan syifa meneteskan air mata

"Ihh jangan ngomong gitu serem tau dengernya kan kita sahabat kita bakalan bertemu selamanya "kata syifa dan mereka pun berpelukan lagi

"Semoga aja ,maafkan aku karena telah berbohong pada kalian ,aku pasti sangat merindukan kalian "batin keisya sambil memejamkan matanya menahan air matanya agar tidak keluar ,keisya tidak boleh menunjukkan raut sedihnya didepan kedua sahabatnya itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~ My Lecturer Is My Husband ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang