Part 16

4.5K 319 1
                                    

Empat tahanan yang baru saja ditangkap secara bersamaan, duduk dan terikat di kursi hukuman. Tidak biasanya pengadilan terhadap tahanan yang memiliki jenis kejahatan berbeda dilakukan bersamaan, tetapi ini perintah Raja dan Raja sendiri yang akan menginvestigasi mereka.

“Berikan pembelaan kalian,” kata Raja. Dia berusaha menahan diri untuk tidak menanyakan perihal pemilik cincin giok hitam itu terlebih dahulu.

“Kami tidak berbuat mesum, Yang Mulia,” kata Jung Hwan.

“Lalu apa yang kalian lakukan di dalam gudang?”

“Hamba adalah dayang baru yang masih belajar. Hamba melihat seorang dayang senior memasukkan semacam bubuk di dalam sup. Kebetulan hamba mengenal Bongsa yang ahli meneliti bahan makanan, jadi hamba memberikan contoh sup itu untuk diteliti,” kata Yoon Woo.

“Tabib memang sering melakukan pengujian terhadap bahan makanan. Hal itu sudah biasa. Tetapi yang membuat kalian dicurigai adalah kenapa kalian melakukannya diam-diam?”

“Hamba merasa sungkan kepada dayang senior, jika melakukannya secara terang-terangan.”

“Lalu apa hasilnya, Bongsa Seo?”

“Ada kandungan bahan yang tidak baik untuk dikonsumsi karena akan merusak hati dan ginjal, meski efeknya tidak langsung kelihatan, melainkan perlahan-lahan.”

Raja mengernyit, “Itu sebabnya aku sekarang menderita gangguan hati? Bukan karena banyak pikiran?”

“Mungkin itu salah satunya, Yang Mulia.”

“Yang Mulia, jangan percaya begitu saja dengan kata-kata mereka. Bisa saja mereka bohong untuk menutupi kesalahan mereka yang sebenarnya,” kata Kepala Uigeumbu.

“Aku memang tidak percaya, oleh karena itu… Dal Un,” panggil Raja, “Periksa dapur istana. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Hukuman ataupun kebebasan mereka akan diputuskan setelah penyelidikan selesai.”

“Baik, Yang Mulia,” kata Dal Un.

Kepala Uigeumbu agak merasa tersinggung sekaligus heran. Dia adalah kepala tim investigasi yang biasa menyelidiki kasus-kasus. Tetapi mengapa tugas ini diserahkan kepada pengawal pribadi Raja?

“Kemudian kau, gadis peramal? Kau masuk kemari atas perintahku. Mengapa kau malah hendak menyebarkan sihir gelap di dalam istana?”

“Hamba tidak pernah melakukan hal jahat itu, Yang Mulia. Hamba sudah bersumpah akan melindungi Yang Mulia dan seluruh penghuni istana ini.”

“Lalu kertas-kertas mantera yang ditemukan di kamarmu ini? Dan seorang pegawai Uigeumbu juga membantumu?”

“Kertas mantera itu sudah tertempel lama di dinding-dinding istana, dan saya merasakan aura jahat dari sana. Petugas Choi hanya membantu saya mengumpulkannya, lalu saya sucikan di dalam kamar dengan mantera penyuci.”

“Kenapa harus di dalam kamar? Kenapa tidak di ruang sembahyang atau kau berikan kepada Gukmu Kim?”

“Hamba dilarang untuk melakukan upacara apapun di ruang sembahyang. Gukmu-nim juga tidak percaya saat hamba mengatakan tentang aura jahat itu.”

“Aku tidak bisa membuktikan perkataanmu benar atau tidak, karena hal spiritual semacam itu hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memang diberkahi oleh Dewa. Menurut Gukmu Kim, kau memang mengirim aura jahat itu lewat kertas mantera…”

Mi Rae terkesiap.

“Meski aku mempercayaimu, tetapi tidak ada yang bisa membuktikan kebenaran kesaksianmu. Jadi kau dipecat dari Sangsucheong. Petugas Choi Jin Yong yang membantumu juga akan dihukum.”

“Yang Mulia, bolehkah hamba memohon agar Petugas Choi tidak dihukum? Dia tidak tahu apa-apa, hanya membantu mengumpulkan kertas-kertas yang dia sendiri tidak mengerti artinya,” pinta Mi Rae.

Jin Yong hendak membuka mulutnya agar Mi Rae tidak dihukum sendirian, apalagi karena dirinya. Tapi Mi Rae menghentikan kata-kata yang sudah di ujung lidah.

“Taeyang…” bisik Mi Rae namun masih terdengar di telinga Jin Yong. Mi Rae menggeleng pelan. Mi Rae ingin Jin Yong tetap berada di dalam istana sampai hak sebagai putera mahkota dapat diraih.

“Baiklah, Petugas Choi akan dibebaskan dan kembali bekerja seperti biasa. Dan sebelum pengadilan ini selesai, aku punya satu pertanyaan untuk kalian semua.”

Raja menunjukkan sebuah cincin giok hitam, “Milik siapa ini?”

Jin Yong terkejut melihat cincinnya telah berada di tangan Raja, tetapi dia tidak menjawab.

“Bukan milik hamba, Yang Mulia,” jawab Jung Hwan.

Dua gadis tahanan juga tidak menjawab. Tapi dari wajah mereka, tampak kalau memang bukan mereka pemiliknya. Mata Raja pun tertuju pada Jin Yong. Meski pemuda itu tidak berkata apapun, Raja tahu, dialah pemiliknya. Raja menyuruh pengawal untuk melepaskan ikatan Jin Yong dan mengembalikan barang-barangnya, namun cincin itu tetap di tangan Raja.

***

“Yang Mulia, Petugas Choi telah datang menerima panggilan Yang Mulia,” lapor Kasim dari luar pintu ruang kerja Raja.

“Suruh dia masuk.”

Pintu dibukakan dan Jin Yong masuk setelah menunduk hormat.

“Silahkan duduk,” kata Raja sambil membereskan berkas-berkas yang dikerjakannya.

“Ada apa Yang Mulia memanggil hamba?”

Raja meletakkan cincin giok hitam di atas meja, “Cincin ini memiliki sejarah yang panjang. Dulu aku pernah memiliki cincin ini, yang didesain khusus dan hanya satu di dunia. Kemudian aku memberikannya kepada seorang gisaeng yang kucintai. Dan akhirnya cincin ini kembali kepadaku, melalui dirimu.”

Jin Yong terdiam.

“Bisa kau jelaskan, mengapa cincin ini ada pada dirimu?”

“Ayah angkat hamba yang memberikannya. Ayah kandung hamba menitipkan surat beserta cincin itu untuk seorang gisaeng. Tetapi ayah angkat hamba yang juga mencintai gisaeng itu tidak memberikan titipan itu, malah menyimpannya. Ayah angkat hamba memberikan cincin ini kepada hamba, agar ayah kandung hamba dapat mengenali hamba sebagai putranya.”

Raja yang sudah mengira sebelumnya, tetap saja merasa terkejut dengan kenyataan ini.

“Ayah kandung hamba tidak tahu bahwa gisaeng yang dicintainya telah mengandung anaknya. Gisaeng itu, Myung Geum, adalah ibu kandung hamba.”

Raja menahan diri untuk tidak menghambur memeluk putranya yang hilang. Kematian putra-putranya membuatnya takut untuk mengumumkan bahwa dia memiliki putra yang lain. Dia takut kehilangan satu putra lagi, apalagi anak itu adalah buah kasih dengan wanita yang dicintainya. Jin Yong sendiri juga menahan diri untuk tidak membuka identitasnya sebelum Raja sendiri yang menyatakannya. Mereka punya musuh misterius yang harus dibereskan terlebih dahulu.

To be continue

I Am The King ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang