Part 17

4.9K 310 2
                                    

Setelah tahu tentang bebasnya Jin Yong, Jung Geun tidak mau tinggal diam, apalagi setelah Dal Un dan tim investigasinya berhasil menemukan kandungan berbahaya di dalam beberapa makanan yang disuguhkan untuk raja dan keluarganya. Meskipun masih belum ketahuan siapa dayang yang memasukkan bahan berbahaya itu, karena bubuk racun itu telah disingkirkan, tetapi kini dapur istana sudah dijaga ketat.

Jung Hwan dan Yoon Woo juga sudah dibebaskan dari penjara. Mereka kembali ke pekerjaan masing-masing. Yoon Woo yang seharusnya hanya enam bulan bekerja, kini ditetapkan sebagai dayang tetap dapur istana. Atas perintah Raja, Jung Hwan, Yoon Woo, dan juga Jin Yong kini jadi tim investigasi rahasia di bawah pimpinan Dal Un. Dan meskipun Mi Rae kini sudah di luar istana, kekuatan spiritualnya masih bisa melindungi Jin Yong dan para pendukungnya. Kepada beberapa orang kepercayaan Raja, mereka telah diberitahu perihal identitas Jin Yong sebagai putra mahkota, termasuk Kapten Lee yang diperintahkan untuk menyelidiki penyerangan terhadap Jin Yong beberapa kali itu, serta melindungi keluarga angkat Jin Yong.

“Sepertinya Yang Mulia sudah tahu, Daegam,” kata seorang menteri yang berpihak pada Jung Geun.

“Benar, dia dilindungi oleh banyak orang. Kita tidak bisa menyerangnya lagi. Kau harus berhati-hati, Jung Geun,” kata Perdana Menteri Park.

“Kalau begitu, kita istirahat saja sejenak.  Aku kurang yakin, anak haram itu akan diterima oleh rakyat sebagai putra mahkota mereka. Biarkan rakyat sendiri yang menentukan, siapa yang layak menjadi raja berikutnya, anak haram raja dengan gisaeng, atau keturunan sah dari mendiang raja yang dikhianati?”

***

Di atas bukit yang sepi, ada dua buah gundukan besar yang telah ditumbuhi rerumputan. Jung Geun berlutut menghormati dua kuburan itu, kuburan orang tua kandungnya.

Abeoji, Eommeoni, aku datang. Tunggulah sebentar lagi, aku akan memindahkan kalian ke tempat yang lebih layak, di mana para mendiang keluarga kerajaan tertidur selamanya. Sebentar lagi aku akan membalaskan perbuatan mereka terhadap kalian.”

Jung Geun mengenang kembali kehidupannya yang sulit di daerah perbudakan, sebagai anak dari keluarga yang dituduh sebagai pengkhianat. Padahal siapa yang mengkhianati siapa?

Sekian puluh tahun yang lalu, setelah kakeknya yang merupakan seorang Raja, meninggal dunia, seharusnya yang naik ke tahta adalah paman Jung Geun yang saat itu adalah satu-satunya putera mahkota. Akan tetapi kakak tiri dari kakeknya, Lee Yong Sook merebut tahta itu, meracuni pamannya sampai meninggal, serta menuduh orangtuanya berkhianat, karena orangtuanya berpihak kepada Perdana Menteri Kim Jeong Ho.

Nama asli Park Jung Geun adalah Jung Ha Geun. Dia lahir beberapa bulan setelah sang ayah, Uibin Jung Ha Byung, dihukum mati dengan sangat keji, yaitu tubuhnya terpecah belah karena ditarik oleh empat ekor sapi. Mayat yang sudah terburai itu dikumpulkan oleh para pendukungnya untuk dikuburkan secara layak di atas bukit.

Sementara itu, sang ibu, Putri Kyung Hye, menjadi budak pemerintahan dalam keadaan hamil. Sejak lahir Jung Geun tidak pernah merasakan hangatnya gendongan ibu, serta nikmatnya air susu ibu. Ibunya mengalami gangguan jiwa karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat suaminya mati mengenaskan.

Setelah ibunya meninggal akibat sedih yang berkepanjangan, seorang pria datang untuk membeli Jung Geun, bukan sebagai budak, melainkan sebagai anak angkat. Dia adalah seorang bangsawan yang kini menjadi perdana menteri. Tuan Park adalah sahabat dari ayah Jung Geun dan Kim Seung Ho, anak dari mantan perdana menteri Kim Jeong Ho. Dari dirinyalah, Jung Geun mendengar kisah tragis keluarganya, dan dengan bantuannya pula, Jung Geun bisa sampai pada hari ini.

***

Raja dan para pejabat yang dipercaya oleh Raja, berkumpul untuk membahas masalah pengangkatan Jin Yong sebagai Putera Mahkota secara resmi.

“Lebih baik segera diumumkan, Yang Mulia, dengan begitu perlindungan terhadapnya juga bisa lebih mudah. Lagipula pembunuh itu pasti sudah tahu identitas sebenarnya, makanya dia sering diserang bahkan sebelum dia berada di istana,” usul Menteri Pertahanan.

“Selain itu, jika dia masih dalam status petugas, akan sulit melindunginya dari racun yang mungkin dicampurkan pada makanannya. Meskipun dapur istana kini sudah dijaga ketat, namun penjahat itu pasti punya cara lain. Jika dia sudah menjadi Putera Mahkota, dia akan terhindar dari racun karena ada kasim yang melakukan gimi terlebih dahulu. Bahkan kalau perlu cucu hamba, Jung Hwan akan mengecek semua makanan yang akan disajikan,” kata Menteri Kesehatan.

“Tetapi kita juga harus memikirkan bagaimana reaksi para cendekiawan, bangsawan, bahkan rakyat, mengenai latar belakangnya,” kata Kepala Petugas Pengarsipan, yang segera ditegur oleh menteri yang lain karena kata-katanya tidak sopan, terkesan menghina putra Raja. Tetapi Raja tidak tersinggung, apalagi marah. Hal tersebut juga ada di dalam pemikirannya. Dua puluh tahun Myung Geum menyembunyikan anak mereka, agar anak itu tidak direndahkan karena status kelahirannya.

Dan pembicaraan yang masih pro dan kontra ini belum ditemukan solusi yang tepat, hingga beberapa malam kemudian, hujan panah menyerang Jin Yong ketika sedang berpatroli. Meski berhasil menghindar, tetapi beberapa panah menancap di lengan dan kakinya. Keesokan harinya, Raja segera mengumumkan Jin Yong sebagai putranya yang baru ditemukan. Beberapa hari setelah luka Jin Yong sembuh, Jin Yong diresmikan menjadi Putera Mahkota.

***

Sebatang dupa tertusuk di mangkuk yang terisi pasir putih. Asapnya mengepul hingga ke langit, di mana sebuah matahari bersinar terik. Mi Rae menengadah, menatap matahari, namun matanya tidak merasa silau. Tiba-tiba dari matahari yang besar, keluar matahari kecil. Mi Rae tersenyum, itu taeyang-nya, Jin Yong, yang baru dinobatkan sebagai Putera Mahkota. Lalu tak jauh dari matahari kecil itu, ada satu matahari lagi yang sama kecilnya, namun lebih redup. Mi Rae mendengus sambil cemberut. Itu pasti gambaran musuh yang selama ini menginginkan kematian Jin Yong.

Tiba-tiba muncul satu matahari kecil lagi yang sama terangnya dengan matahari Jin Yong. Mi Rae mengerutkan kening, siapa lagi ini?

To be continue…

I Am The King ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang