29. Hidup Baru (END)

12 3 1
                                    


Mentari pagi menyinari Jakarta. Secercah harapan merasuki kalbu setiap insan yang akan melakukan aktifitas mereka sehari-hari. Berbagai harapan mereka panjatkan kepada Tuhan, pemilik alam semesta.

Jalanan kota Jakarta sudah mulai ramai oleh berbagai jenis kendaraan. Gadis cantik itu jalan kaki bersama seorang pemuda tampan di sampingnya, menyusuri jalanan yang berhiaskan kendaraan beraneka ragam.

Cinta dan Tresno berpegangan tangan menatap indahnya masa depan yang akan mereka lewati bersama. Mereka sudah melewati berbagai skenario Tuhan untuk sampai pada akhir yang bahagia ini.

Mereka berdua percaya, bahwa mereka memang berjodoh. Mereka sudah digariskan bersama oleh Tuhan. Bahkan nama mereka saja mempunyai arti yang sama. Ini bukanlah kebetulan semata. Karena tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua sudah ada yang menentukan. Dia lah Tuhan. Bodoh sekali jika ada seseorang yang tidak mempercayai akan adanya Tuhan.

Lima gadis cantik melambaikan tangan mereka. Ratu, Bunga, Clara, Sabrina dan Arin tersenyum bahagia menyambut mereka berdua. Selang beberapa waktu kemudian, Syam dan Zainal ikut berkumpul di tempat itu. Sebuah taman yang ada di pinggiran kota Jakarta.

Semua tertawa senang mendengarkan lelucon dari Bunga. Gadis itu memang selalu bisa membuat suasana riang. Diliriknya Zainal yang ada di depannya. Zainal tak sengaja menatap Bunga. Jadilah mereka saling pandang.

"Tinggal menunggu waktu saja." Bisik Tresno kepada Cinta. Gadis itu mengangguk mengiyakan.

Syam dan Ratu yang sedari tadi duduk berdampingan diam-diaman saja. Entah apa yang sedang mereka pikirkan. Mereka memang belum resmi menjadi sepasang kekasih. Tapi, keduanya sudah menunjukkan rasa senang satu sama lain.

Kembaran Tresno menghampiri mereka.

"Wah, senang kok nggak ngajak-ngajak?" serunya sambil tersenyum.

Lengkap sudah kebahagiaan mereka. Sepuluh insan itu bercanda ria disana. Mereka mulai membahas rencana masa depan mereka.

***

Cinta menatap mata Tresno lekat. Tresno heran dengan tatapan kekasihnya itu.

"Ada apa?" tanya Tresno heran.

"Aku cuma mau bilang terima kasih..."

"Untuk?"

"Untuk cinta yang udah kamu kasih ke aku... kamu tahu nggak, kamu adalah pacar pertamaku. Sebelumnya, aku nggak pernah menjalin hubungan dengan cowok."

Tresno tersigap. "Yakin?"

"Dibilangin nggak percaya..."

Tresno merangkul bahu kekasihnya itu mesra. Cinta menyandarkan kepalanya ke bahu Tresno. Bulan purnama di atas sana mengintip iri kepada mereka berdua.

"Kalau nanti kita menikah, kamu mau tinggal di kampung?" tanya Tresno pelan.

"Kemana pun, asal sama kamu..." jawab Cinta yakin.

Tersanjung juga hati Tresno mendengar jawaban Cinta yang begitu yakin itu. Semoga saja mereka benar-benar bisa bersama untuk selamanya.

Tresno mengeluarkan sebuah amplop yang dia simpan di saku jaketnya. Dia berikan amplop itu kepada Cinta. Gadis itu membukanya.

Tresno yang baik,

Aku hanya ingin meminta maaf atas semua kesalahanku. Aku tidak mau, kita berpisah tanpa saling memaafkan. Aku turut senang dengan pilihan hatimu. Aku dengar, Cinta adalah gadis yang baik. Sampaikan salamku untuknya.

Dari yang mempunyai salah kepadamu,

Juhairiyah.

Selesai membaca surat Juhairiyah itu, Cinta kembali memeluk Tresno. Pemuda itu teringat perkatan Dafa dulu tentang surat Juhairiyah yang diberikan kepadanya. Dia berkata, bahwa Juhairiyah meminta informasi tentang beasiswa kuliah di Jakarta. Intinya, dia meminta bantuannya untuk mencarikan informasi kuliah disana. Juhairiyah terlalu malu untuk meminta bantuan Tresno, kata Dafa saat itu.

Entah itu benar atau tidak. Entah itu memang keinginan Juhairiyah untuk kuliah atau hanya untuk mengenal Dafa. Dia tidak tahu. Tresno tidak mau berburuk sangka pada gadis itu. Walau bagaimanapun, dia tahu, bahwa Juhairiyah adalah gadis baik dan dia sangat pintar.

Sekali lagi, Cinta memikirkan Bunga dan Ratu. Dia yakin, mereka berdua pasti akan segera menemukan cintanya, seperti dirinya. Cinta tahu betul bagaimana rasa cinta Ratu pada Syam dan Bunga pada Zainal. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai kata cinta terucap dari salah satu dari mereka. Dan kisah cinta pun akan terjalin. Semoga.

***

Kisah cinta memang tak pernah ada habisnya untuk dituturkan. Selalu saja membuatku berbunga-bunga. Meskipun cintaku sendiri belum kutemukan. Tapi percayalah, dengan cinta, hidup ini akan terasa lebih indah.

Sebenarnya, aku ingin menuturkan kisah cinta Ratu-Syam dan Bunga-Zainal. Tapi kisah cinta mereka terlalu panjang untuk dituturkan. Terlalu berliku untuk dikisahkan disini. Karena bagaimana pun, ini bukanlah kisah mereka. Ini adalah kisah Cinta/Tresno.

***

TAMAT



----------------------------------------------------------------------------------

Hai, Gengs... alhamdulillah, selesai juga... yah, walaupun nggak ada yang baca, tapi aku tetap bersyukur sudah mempublish 2 cerita di wattapd. Selanjutnya, bakalan publish kisah si Syam & Ratu. Tapi ceritanya klise banget sih. So, yang masih 'tahan' baca cerita nggak berbobot dariku, siap-siap ya... :)


Regards,

Mofan El-Zein


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You vs MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang