Please comment and vote
🌻🌻🌻
"WOII PRET!!"
Teriakan tidak mengenakkan di telinga itu sontak membuat Pretty yang semula bersemangat melangkahkan kakinya menuju ke arah lift langsung berhenti dan menolehkan kepalanya ke sekeliling area lobbi hotel yang sedang ramai dan menemukan sosok Meli yang berjalan cepat ke arahnya seraya mengibaskan tangannya dengan ekspresi panik. "Tunggu dulu. Astaga!!'
Pretty melipat lengannya di dada, menunggu. "Apaan sih Mel? Aku mau ke atas nih mau ngelabrak itu si lelaki buaya. Kamu mau ikutan jadi pemandu sorak?"
Meli memutar bola matanya dan berdiri dihadapan Pretty. "Bosan nonton sinetron modelan begituan, sangat tidak berfaedah. Mending ngecengin Mas-mas di meja resepsionis."
"Sudah berapa tahun kamu hanya bisa ngeceng di situ tapi satupun nggak ada yang nyantol?"
Meli mendengus, "Halah, bodo amat. Yang penting aku nggak pernah tuh diselingkuhin."
Pretty mendelik. Meli cengengesan. "Ah tapi untung aja aku cegat kamu di sini sebelum naik ke atas. Kalau nggak, bisa amsyong deh kerjaanku. Kamu dari tadi ditelponin nadanya sibuk mulu. Sudah dapat cem-cem-an baru ya?" Mata Meli menyimpit.
"Belum lah." Pretty mendengus malas. "Memangnya kenapa? Batreiku memang habis tadi di jalan ke sini habis nelpon Nyai."
"Jadi gini--" Meli menghembuskan napasnya perlahan. "Kemarin kan Stevanus booking kamar hotelnya sama aku tuh jadi informasi yang aku sampaikan ke kamu kemarin itu bener." Pretty mengangguk mencoba memahami ke mana arah pembicaraan mereka. "Tapi ternyata kemarin saat jam shiftku habis dan digantikan sama temanku, eh si Stevanus nelpon minta dipindah hari jadi besok malam. Jadi bukan malam ini kamu seharusnya beraksi."
"HAH!!" Pretty sontak membulakan matanya, kaget. "SERIUSAN?!"
Meli mengangguk dan tersenyum seraya menepuk-nepuk bahu Pretty yang cengok. "Syukurlah kamu belum keburu naik ke atas soalnya kemarin ada yang langsung booking kamar hotel itu untuk acara lamaran gitu deh sekalian belah duren kayaknya." Bola mata Pretty rasanya sudah hampir mau loncat keluar mendengarnya. "Soalnya dihiasnya pake bunga-bunga segala. Duh, kalau sampai kamu salah sasaran kan bubar jalan semuanya."
"MAMPUSS!!!" teriak Pretty membuat Meli rasanya hampir jantungan.
"Kenapa sih? Apanya yang mampus?" tanyanya bingung yang melihat Pretty mengigiti ujung rambutnya.
"Sepertinya kerjaanmu terancam bubar jalan deh." Meli mendelik. "Soalnya, aku sudah ngutus panglima perangku duluan ke atas sebagai pembukaan buat ngelabrak dia baru aku belakangan."
"Siapa? Meli langsung terkesiap. "Jangan bilang kalau dia, Nyai Jelidrink?"
Pretty hanya bisa menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERSEDIA DI INNOVEL / DREAME ] DISASTER OF LOVE || END ✓
Ficção GeralSPIN OFF : MARRIAGE EXPRESS Romance Comedy DISASTER OF LOVE BOOK 1 Don't Hate Me because I Love You Setelah dua tahun berlalu sejak sesi foto paksaan dipernikahan adiknya, Jelita Maharani dipertemukan lagi dengan dokter spesialis bedah tulang yang...