part 9

424 27 2
                                    

Pada saat sinta dan adit sudah sampai di dalam cafe betapa terkejutnya sinta saat melihat,,,rizki dan cici yang sedang makan bersama tapi bukan itu yang membuat sinta harus terkejut tapi karena posisi duduk cici yang terlalu dekat dengan rizki dan tangan cici yang menyentuh pipi rizki entah itu sedang membersihkan sisa makanan di mulut rizki atau lainnya.

Melihat kejadian antara rizki dan cici itu seakan akan hati sinta seperti di tusuk seribu pisau secara bersamaan sakit tapi tak berdarah. Bagaimana bisa orang yang sinta sukai selama tiga tahun belakangan ini bisa melakukan hal romantis itu bersama sahabatnya sendiri.

Rasa bahagia yang tadi menyelimuti hati sinta saat tadi kini menjadi buyar hilang saat melihat hal yang mungkin paling menyakitkan yang ia rasakan selama sinta menyukai rizki tiga tahun ini. Harapannya bisa menikmati es krim bersama sahabatnya dengan perasaan senang agar bisa melupakan sesaat kejadian tadi di sekolah kini membawanya merasa semakin sakit.

Adit juga yang melihat kejadian tersebut juga merasa kaget dengan apa yang ia lihat seperti tak menyangka rizki terlihat seperti menerima perlakuan cici terhadapnya dengan senang hati tanpa terlihat risih atau menolak sedikit pun tapi tidak terlihat juga seperti suka entah apa yang sedang rizki fikirkan pada saat itu.

Adit yang mengerti perasaan sinta pada saat itu sempat mengajak sinta untuk berpindah tempat tapi sinta menolak bukan karena dia tidak merasakan sakit atau kecewa tapi sinta hanya tidak ingin terlihat  sebagai wanita yang terlalu lemah.

Sinta menggandeng tangan adit mendekat ke arah meja yang di tempati rizki dan cici. Berusaha terlihat tegar tanpa ada rasa cemburu sedikitpun itulah yang sinta lakukan saat ini.

"Ekhm".

Suara deheman itu membuat rizki dan cici menoleh ke arah sinta. Rizki begitu terkejut saat melihat sinta sudah berdiri tepat berada di sampingnya. Tapi tidak dengan cici dia tampak biasa-biasa saja.

"Si..sinta?ngapain ke sini?". Tanya rizki dengan tatapan bingung.

"Makan es krim sama adit". Ucap sinta mengeratkan pegangannya pada lelaki tersebut. "Boleh gabung nggak,,ciiici?"

"Oh ya silahkan dengan senang hati". Ucap cici polos melontarkan senyumannya.

Sinta juga membalas senyuman cici tapi jujur di dalam hati sinta merasa muak dengan sikap cici yang seperti itu. Teman yang dulu sekarang menjadi sahabat kini pelan pelan mulai berubah sinta merasa bahwa cici berkhianat.

Saat sinta sudah duduk rizki sempat mencuri curi pandang pada sinta tapi sinta enggan menatap rizki. Rizki tau sinta marah tapi sejujurnya rizki sama sekali tidak berniat melakukan hal itu.

"Ta". Panggil rizki.

"Em mba!". Teriak  sinta mengangkat tangannya bermaksud untuk memesan makanan. Tapi bukan hanya itu sinta memang tidak sedang ingin berbicara tentang masalah tadi.

"Ta!"

"Taa!"

"Sinta". Ucap rizki sambil memegang tangan sinta.

"Ta tolong dengerin aku ngomong kali ini aja".

"Ngomong aja ini di dengerin kok kan aku nggak budek!". Ucap sinta dengan nada dingin.

"Lo marah ya?".

"Gak".

"Ta sumpah aku sama cici nggak ada hubungan apa apa beneran deh". Ucap rizki terus meyakinkan sinta.

"Iya ta beneren tuh kata rizki gue sama dia nggak ada hubungan apa-apa". Ucap cici berusaha membela rizki.

"Emang gue peduli sama kalian?ha?".

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang