1

3.5K 351 283
                                    


Mantan.

Satu kata membawa sejuta perasaan.

Berulang kali ia mendoktrin diri untuk bisa lepas dari kata laknat itu. Akan tetapi, Tuhan tampaknya masih sangat mendukungnya untuk tidak lepas dari sang mantan.

Yah, Kim Namjoon tidak bisa move on dari mantan terindahnya.

Kim Seok Jin.

***

Namjoon hanya bisa menghela napasnya lemah kala melihat mantannya tengah bermesraan dengan seorang wanita. Yah, wanita.

Semenjak Seokjin memutuskan hubungan mereka, tak terhitung berapa banyaknya Seokjin bergonta-ganti pasangan. Pria dan wanita.

Dan yang dapat dilakukan Namjoon hanyalah mengamati dari kejauhan perilaku bosnya yang sekarang layaknya seorang casanova itu.

Namjoon memang bodoh. Ia masih tetap mencintai pria yang dengan entengnya memutuskan hubungan mereka hanya dengan satu alasan. 

Bosan.

Benar, Seokjin bosan padanya.

Namjoon yang telah menyerahkan seluruh hatinya untuk pria berwajah tampan berkepribadian menarik itu tak ayal hanya bisa menerima keputusan sepihak Seokjin.

Namjoon bisa apa?

Ia hanyalah seorang karyawan biasa.

Penampilannya pun biasa.

Apalagi kantongnya. 

Dompet tipis menandakan karyawan level bawah.

Jauh berbeda dengan semua kekasih Seokjin setelah dirinya.


Namjoon tentu berusaha melupakan Seokjin. Ia tidak ingin terus terjebak perasaan masa lalu. Akan tetapi, Seokjin bosnya. Setiap hari kerja bertemu dengan Seokjin sungguh tidak membantu proses move-onnya.

Sikap Seokjin pun tak banyak membantu. 

Meskipun telah putus dan berstatus mantan, bosnya tetap memberi senyum indahnya untuk Namjoon. Terkadang mengajaknya makan bersama, tetap tertawa dan bercanda dengannya. Jangan lupakan skinship berlebih yang tetap dihujankan Seokjin pada Namjoon. 

Oh, sungguh nikmat sekaligus siksaan bagi Namjoon.

Namjoon tahu tak seharusnya ia mengambil hati soal prilaku Seokjin. Sebab Seokjin memang ramah pada siapa saja. 

Tapi apa mau dikata, perasaan cinta di hatinya belum juga mati. 

Malah semakin kuat.

Dan Namjoon setia menjomblo selama setahun karena tak sanggup move-on.


***


Seperti sekarang, yang bisa dilakukan Namjoon hanya meringis mencengkeram ujung jas kerja murahannya ketika mendapati Seokjin yang sedang beraksi di lorong kantor yang agak sepi.

Jemari yang dulu terjalin dengan telapak tangannya kini menyentuh pipi seorang pekerja wanita berparas cantik dengan lembut.

Senyuman yang dulunya jadi konsumsi pribadi Namjoon terumbar begitu saja, sambil mengutarakan hal-hal manis. Wanita itu pun tampak tersipu-sipu malu.



Retakan di hati Namjoon pun bertambah.



Untuk yang kesekian kalinya, tanpa Namjoon tahu bagaimana cara merekatkannya kembali.



Namjoon berlalu dengan raut wajah sedih juga kepalan tangan yang ia sembunyikan di dalam saku celana.
Berusaha menelan pahitnya rasa yang selalu muncul di tenggorokannya ketika melihat Seokjin menebar pesonanya.

Namjoon terlalu fokus pada dirinya sendiri.

Ia melewatkan seringaian Seokjin yang melirik ke arahnya berlalu.

***

Malam itu Namjoon pulang dengan wajah lesu. Ia sudah memutuskan untuk move-on sepenuhnya dengan mengajukan surat pengunduran diri.

Namjoon tak tahan lagi.

Hatinya sudah lelah.

Pria tinggi berlesung pipi itu masuk ke dalam apartemen bobroknya dengan punggung agak bungkuk.

 Melepas alas kaki.

Menyalakan lampu.

Namjoon pun terdiam seketika kala melihat sosok yang telah duduk dengan santainya di ruang tamu berukuran tiga kali empat meter itu.

Kim Seokjin.

Bos sekaligus mantannya.

Mantan terindah itu hanya tersenyum melihat wajah bodoh yang disodorkan Namjoon.
Jemari lentik Seokjin asik memutar-mutar sebuah kunci tua yang Namjoon ingat adalah kunci cadangan kamar apartemennya.



Sebuah kalimat terlontar dari bibir penuh yang pernah hinggap di bibir tebal Namjoon.








"Hei, mau balikan?"


.

.

.

Inspirasi : komenan sama nipao_ :)

Fallinbunny, 16-9-2018

Cloudy Illusion (BTS Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang