7

1.4K 203 117
                                    

Menyebalkan.

Kenapa juga harus selalu datang kemari?

Tiap tahun harus selalu ke antah berantah begini.

Tidak ada wifi, tidak ada jaringan seluler, arghh, menyebalkan!

Mata Jungkook sekarang terfokus pada hamparan sawah yang sudah menguning.


Sudah berhari-hari mereka pulang kampung.


Sudah berhari-hari juga Jungkook ngambek karena malas sekali berkunjung ke daerah terpencil.


Setiap hari kerjaannya hanya melihat kerbau, petani-petani tua.


Membosankan.


Belum lagi kakeknya yang membuat Jungkook jengah bukan main.


***

"Sayang, di mana cucu kita?" tanya pria dengan kacamata dan rambut memutih, mengibaskan korannya sekilas, agak kesal dengan angin yang sedari tadi meniup halamannya.

Suara lainnya menjawab dari arah dapur, masih sembari mengaduk adonan pai andalan keluarga, bercelemek , "Mungkin dia sedang ke sawah, dua hari ini kan Jungkookie selalu ke sana."

Namjoon pun memutuskan meletakkan korannya, bangkit perlahan ketika merasakan pinggang encoknya mulai berulah, menggerutu, "Aduh, pinggang tua ini."

Telinga Seokjin yang masih tajam mesti di usia senja pun menangkap gerutuan sang suami.

"Tua dan aku tetap menyayangimu, sayangku," ucap Seokjin penuh cinta berusaha menghibur, sembari tersenyum dari balik sela-sela penyekat ruangan, membuat keriput di sekitar pipinya bertambah.

Meski begitu, senyum itu masih tetap menjadi senyum favorit Namjoon selama puluhan tahun terakhir ini.

Namjoon memacu kaki tuanya yang agak gemetar, memeluk Seokjin dari belakang, mempertemukan tubuh gemuk keduanya, menikmati kehangatan pasangan hidupnya itu.


"Kau tidak tahu seberapa besar rasa sayangku padamu, Seokjinie. Cintaku bahkan bertambah setiap harinya seperti helaian uban kita," balas Namjoon dengan senyum merekah, memamerkan beberapa gigi yang telah tanggal, sembari mengistirahatkan dagunya pada bahu menurun Seokjin.

Seokjin terkekeh dengan suara seraknya, "Kau dan mulut manismu selalu bisa membuatku makin mencintaimu, Namjoon-ah," ia menggesekkan kepalanya ke kepala Namjoon gemas meski gerakannya sudah tidak sekuat dulu.


Mirip slow motion.


***




Terlampau manis hingga membuat sang cucu jomblo berusia lima belas tahun itu mau muntah pelangi rasanya.

Jungkook yang penggerutu nyatanya selalu mengintip kakek-kakeknya yang mengumbar kemesraan tak kenal waktu.

Meski mencibir di luar, tapi Jungkook berharap ia pun bisa mendapatkan cinta yang awet hingga tua seperti keduanya.

Menghela napas pelan, Jungkook membalikkan tubuhnya, matanya menerawang ke langit biru di atas sana.


"Kapan gue bisa ketemu jodoh gue?" Jungkook mendesah dramatis.











"Jodoh lo di sini woy," suara lain menyahutinya, membuat Jungkook langsung siaga, menatap sebal sosok yang berada di hadapannya.




Teman sepermainannya dulu.
Si hitam yang ingin jadi petani.
Walau sekarang wajahnya sudah jauh lebih ter-upgrade.







"Ngarep banget lo, Tae!"




.

.

.


Inspirasi : liat pasangan kakek nenek tuker pandang sambil senyum and then cucu kecil mereka narik-narik bajunya si kakek minta perhatian.
Sweet banget itu buat gue, walo jdnya drabble ini ga sesweet itu hahaha (ˉ(∞)ˉ)

Fallinbunny, 5-10-2018

Cloudy Illusion (BTS Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang