21

726 127 24
                                    

Jenuh.


Kejenuhan ini perlahan menggerogoti puing-puing kepercayaan diriku.


Perlahan tapi pasti, membuatku serasa tercekik.


Keramaian di sekelilingku justru semakin membuatku terisolasi dalam dunia khayalanku sendiri.


Dunia dimana aku merasakan sedikit oksigen segar merasuki paru-paruku yang nyaris meminta pensiun.


Banyak suara sumbang yang dulunya menjadi santapan harian agar aku jatuh, luluh lantak, lenyap tak bersisa, kini berubah menjadi pujian.


Pujian kosong di telingaku.


Sejak kapan aku jadi tidak bisa mempercayai orang lain?

Terlebih manusia-manusia 'peramal' yang memastikan kami tidak akan pernah bertahan di industri hiburan yang melahirkan ratusan produk yang sama seperti kami hanya dalam sebulan.

Aku, berusaha hingga duniaku jungkir balik, membuktikan pada orang-orang itu, bahwa aku bukanlah orang yang bisa diremehkan.
Mencoba menaikkan batasanku sendiri, berjuang menjajaki bagian yang menjadi kelemahanku, menari hingga rasa tubuh ini bukan lagi milikku.


Semuanya adalah untuk membuktikan bahwa kami kuat.


Setelah mencicipi sedikit madu hasil kerja keras kami, aku dibuai rasa bangga, haru, dan sedikit kesombongan.

Aku, aku, dan aku.

Keegoisan memenuhi diriku.

Sejak kapan aku hanya memikirkan diriku sendiri?

Sejak kapan aku menjadi orang yang penuh dengan ego negatif?

Sejak kapan pula aku merasakan kekosongan tak berujung, tanpa mempedulikan berbagai pencapaian yang kami perjuangkan?

Hidup ini, apakah memang sekosong itu?

Sanggupkah aku terus berjalan?

Atau haruskah aku hentikan tumit ini di tempat nyaman?


*

*

*


"Namjoon!"

Aku menoleh.

"Happy birthday, Bro!"

Seokjin hyung menyodorkan satu tas besar ke depan wajahku segera setelah menerobos masuk ke dalam studioku.

Aku mengucapkan terima kasih padanya.

Ia sepertinya tahu kejenuhan yang sedang melanda diriku.

"Hei, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Ini ulang tahunmu. Ayo, buka kadomu."

Aku tertegun.

Kepribadian Seokjin hyung dengan diriku sepertinya memang jauh sekali berkebalikan.

Kalian tahu apa yang dihadiahkannya untukku?

Satu bonsai kecil.
Dua figurine, RJ dan Koya.
Beserta sembilan cupcakes berhiaskan ikan ... paus ... mini?

Aku mendongak, mengerutkan keningku.

"12 September?" katanya.

Ah, jadi hadiah-hadiah ini melambangkan tanggal ulang tahunku? Mau tak mau aku pun terkekeh.

"Terima kasih, Seokjin Hyung."

"Ayo, ikut aku ke kafe. Jangan mengurung diri di sini. Makan enak adalah jawaban dari segala kebosanan. Let's go!"

Ia pun menarik lenganku dan menghadiahkan sesuatu yang lebih luar biasa.

Senyumannya.
Juga pancaran ketulusan di kedua bola matanya.

Dalam sekejap, aku kembali diingatkan, hidupku memang milikku.

Namun, sekarang, apapun pilihanku akan mempengaruhi semua orang berharga di sisiku.

Mereka yang tetap berada di disiku.
Aku tidak boleh mengecewakan mereka.
Orang tua, sahabat, penggemar, juga diriku sendiri.

Selamat ulang tahun bagi diriku sendiri.
Semoga aku bisa menjadi orang yang tak melupakan akarku dan selalu melangkah tanpa menyisakan penyesalan.

Inspirasi : perjuangan Namjoon menapaki jalannya sekarang. Dan pastinya karena ini adalah hari ulang tahunnya! Happy birthday our amazing leader!
I wish all the best for you!
Love you Namjoonie 🥰

Fallinbunny, 12-9-2019

Cloudy Illusion (BTS Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang