12

1.1K 172 45
                                    

"Sedang apa?"


Anak yang tengah memegangi crayon dengan warna terakhir pelangi yang hanya tersisa sejengkalnya itu langsung buru-buru menyembunyikan kertas besar di belakang punggungnya yang kecil.

Matanya yang sedikit membesar, terkejut akan kedatangan wanita di depannya itu lantas menggeleng berkali-kali secara berlebihan, membuat rambut tipisnya sedikit berterbangan di sisi keningnya, sebelum akhirnya berkata, "Taetae tidak sedang apa-apa."


Sang Ibu tersenyum mendapati tingkah putranya.

"Hei, kapan Ibu pernah mengajari Taehyungie untuk berbohong? Hm?" sang Ibu pun menjawil ujung hidung besar Taehyung gemas.

Membuat pemiliknya otomatis memejamkan mata, sedikit protes, "Ah, Ibu, nanti hidung Taetae copot."


Senyum merekah langsung terpatri di wajah cantik sang Ibu.

"Taehyungie, selamat ulang tahun, ya, sayang. Maaf, karena tahun ini lagi-lagi Ibu harus mengambil shift kerja dan membuatmu menunggu sendirian sampai selarut ini, Nak."

Usapan di kepala Taehyung pun mendarat sayang. Anak kecil yang kini berusia lima tahun itu pun menikmati perlakuan sayang sang Ibu dengan senyum mengembang, merasa tidak sia-sia ia bertahan tidak tidur lebih dulu.


Taehyung lalu menggelengkan kepala, meletakkan crayon, tergesa menyerahkan kertas besar yang ia sembunyikan tadi.

"Taetae tidak masalah, asalkan Ibu selalu bersama Taetae," jeda sejenak, Taehyung tampak mencari kosakata yang benar dalam kamus katanya yang masih minimal itu.

Setelah berhasil menemukan kata yang tepat, Taehyung pun berkata dengan mata besar membulat dan penuh perasaan, "Terima kasih sudah melahirkan Taetae ke dunia, Ibu. Ibu teman Taetae bilang, melahirkan itu sangat sakit, seperti mau mati, jadi Ibu juga pasti merasakannya, karena itu, Taetae mau bilang terima kasih!"

Ucapan yang diakhiri dengan nada lantang itu segera membuat hati sang Ibu menghangat, cukup untuk membuatnya membiarkan beberapa buliran bening merembes dari sudut matanya.




***



Dua puluh tahun telah berlalu, tetapi memori itu tetap terukir indah dalam benak sang Ibu yang kini rambutnya mulai diselingi dengan helaian abu-abu keperakan.

Senyuman masih tetap mengembang kala mengingat Taehyung yang menggemaskan.





"Ibu, aku pulang."

Suara berat itu, suara putra tercintanya, Kim Taehyung.

"Selamat datang, Taehyungie. Selamat ulang tahun, anakku."

Taehyung melepaskan sepatu, ransel besar, serta jaketnya terburu dan langsung memeluk sang Ibu yang kini duduk di kursi beroda itu seerat mungkin.


Masih dengan ucapan yang sama seperti dulu, Taehyung yang lama merantau di kota lain menahan suaranya tetap normal, meski sebenarnya ingin langsung menangis saja, "Terima kasih, Bu, karena telah melahirkan dan membesarkanku. Terima kasih untuk tetap hidup."



***


Kertas besar hadiah Taehyung untuk sang Ibu dua puluh tahun yang lalu itu, kini menguning, berkerut, tetapi tetap terpajang apik di ruang keluarga kecil milik mereka, dibingkai sewarna dengan crayon yang dulu selalu jadi favorit Taehyung.

Kertas yang hanya bergambarkan dua orang, seorang wanita dan anak kecil yang bergandengan tangan, saling tersenyum satu sama lain.

Dengan tulisan di bagian teratas.





'Taetae sayang Ibu.'












Inspirasi : Perjuangan ibu. Entah itu ibu rumah tangga, atau ibu pekerja, mereka semua pasti punya strugglenya masing-masing dalam membesarkan anak.
Tentu saja, ulang tahun Taehyung juga inspirasi terbesarnya wkwk

Happy Birthday Taehyungie, hope you always happy and healthy.

Dari : noona fansmu 😘

Fallinbunny, 30-12-2018

Cloudy Illusion (BTS Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang