[21]

2K 221 24
                                    

🐣🐣

Brukk''

Yena mendorong kasar tubuh arin ke tembok kamar mandi. Arin tak melewan dia hanya bisa menerima dengan lemahnya.

Memang terlihat lancang bagi murid baru seperti yena. Tapi bukan yena namanya kalau dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Termasuk mark bukan?

Dan arin.

Penghalangnya.

Plak'

Untuk kedua kalinya tamparan melayang bebas di pipi mulus arin.

"aww" ringis arin pelan.

Mendengar ringisan itu membuat yena sedikit bernafas kasar lalu menipang pinggang di depan arin "gue benar benar benci sama lo. Sungguh ingin sekali membunuh hama kayak lu" kesal yena.

Arin menatap yena "tolong be--"

"tidak akan sebelum mark menjadi milik gue. Dan mulai hari ini,hari dimana gue menjadi murid baru di sini. Lo akan gue jadiin babu.ingat itu choi arin! Lo gak akan pernah bisa lepas dari genggaman gue, choi yena" tekan yena di setiap kalimatnya.

___

Arin keluar dari kamar mandi dengan pinggiran bibir yang sedikit luka.

Oh ayolah.
15 menit lalu yena sudah meninggalkannya. Dan setelah itu arin di sibukkan untuk kembali menangis pelan sambil membersihkan luka di bibirnya.

Arin tak bisa membayangkan hari yang akan datang.

Merasa menyesal.

Tak habis pikir,bagaimana masalah ini bisa melebar sepanjang ini.

Arin terus berjalan sambil mengusap pipinya yang masih terasa nyut-nyutan akibat tamparan yena.

Sampai dimana.
Aktifitas arin selalu saja terhentikan ketika di pertemukan dengan sosok mark.

Mark sudah berdiri di depan arin,ini bukan pertemuan ketidak sengajaan. Melainkan mark terlihat sengaja menunggu arin di sana.

"apa yang gadis itu lakuin sama lo?" tanya mark langsung pada intinya.

"mark?"

"jawab" tekan mark

Arin tertunduk sesaat "maafkan aku" seolah tak peduli dengan nada bicara mark,arin memilih mengemis maaf kembali.

Mark yang mendapat jawaban yang tak sesuai dengan yang di inginkannya. Mulai naik pitam, rasa marah kembali menguasai dirinya.

Mark berjalan cepat menuju arin lalu meraih dagu arin kasar "JAWAB YA--"teriakan itu terhenti tatkala iris coklat milik mark menemukan sudut bibir arin yang terlihat tak biasa.

Tak sampai di situ,mark juga masih bisa melihat bekasan merah berada di kedua pipi mulus arin. Mendadak pandangan mark menjadi sayu "lo gapapa?"

Kalimat dengan nada rendah itu terasa begitu menyiksa jantung arin sekarang,sebuah rasa hangat kembali memenuhi ruang dadanya.

"lo di tampar?" tanya mark lagi. Kali ini mark melepaskan tangannya dari wajah arin.

"aku gap--"

"gapapa bagaimana?lo di kasarin,dasar bodoh"

"ini hanya luka fisik,mark"

"ja--"

Perkataan mark terputus,ketika arin dengan beraninya meraih tangan mark "tak seberapa jika di bandingkan dengan luka hatiku"

Marklee | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang