Selama mereka di rooftop mereka bagaikan patung yang tak bisa bergerak dan diam seribu bahasa. Sesekali mereka mengobrol tapi hanya bertahan dalam waktu 2 menit.
Saat bel berbunyi,Adra segera turun dari rooftop tanpa menghiraukan bahkan pamit pada Alfa. Menurutnya untuk apa ia pamit. Alfa bukan siapa-siapanya lagi.
"uhhh. Rasanya gue pengen pingsan sejenak. Ngapain sih tuh anak pake acara di rooftop segala. Emangnya nggak ada tempat lain apa." kesal Alfa dalam hati sambil menghentakkan kakinya saat menuruni tangga.
"ehh. Adra ngapain lo dari atas?"tanya Vera yang tiba-tiba muncul di depannya
Adra pun menghentikan langkahnya.
"ehhh. Itu gue lagi nyari angin seger doang." ucap Adra sambil menggaruk tengkuknya yng tidk gatal sama sekali."ooh." jawab Vera tanpa curiga.
Dan saat itu juga suara langkahan kaki dari atas membuat keduanya memandang ke atas. Vera terkejut saat melihat Alfa menuruni tangga dari rooftop. Ia pun menatap Adra dengan tatapan curiga.
"eh gue nggak sama Alfa kok. Serius. " sahut Adra sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.
"gue nggak ngomong gitu kok. Lagi pula gue nggak nanyak lo sama Alfa apa enggak." Vera terkikik saat mendengar jawaban Adra. Padahal dalam hatinya ia sangat kesal melihat kedekatan keduannya.
"ehhh. Bukan gitu maksud gue.. " Adra merasa sangat malu karena ucapannya tadi.
"nggak kok Ver. Tadi gue nggak sama sih Adra. Lo nggak usah khwatir" jawab Alfa yang sedari tadi mendengar percakapan keduannya.
"iya Fa gue ngerti kok. " balas Vera dengan senyum manisnya.
"untung nih sih kunyuk mau nolongin gue. Tapi kok rasanya gue kecewa yah. Gue kok kayak nggak di anggap gitu yah." ucap Adra lega dalam hatinya.
"ehh. Kalau gitu gue ke kelas duluan yah Ver,Fa." ucap Adra meninggalkan keduannya. Ia tak tahan melihat Alfa khwatir jika Vera mengetahui kedekatan keduanya.
"kok rasanya panas yah. Tuh anak pake ngomong jangan khwatir lagi sama si Vera. Emangnya gue rabies apa sampe si Alfa ngomong jangan khwatir segala. " omel Adra dengan suara pelan saat ia sudah jauh dari Alfa dan Vera.
-----#-----
"mama Adra pulang. " sahut Adra menggema di seluruh ruangan.Saat ini ia sangat lelah bagaiman tidk gurunya di sekolah sudah sangat kelewatan memberu tugas menumpuk padanya.
"nak. Ganti baju dulu sana. Abis itu kamu makan.hari ini mama mau arisan. Jadi kamu di rumah aja sendiri.bentar lagi kakak datang. " ucap mamanya.
"kaka Devon ma?" tanya Adra bingung.pasalnya kakaknya saat ini sedang berada di Amerika. Dan ia hanya bersama adiknya di rumah.
"iya. Emangnya kamu punya kakak selain Devon? " jawab Melissa mama Adra.
" kok bisa sih ma. Bukannya kak Devon lagi sibuk? " Adra semakin genjar memberi mamanya pertanyaan.
"mama juga nggak tahu. Tapi kakak kamu balik bakalan pulang hari ini. Kamu ini bukannya ganti baju malah nanyak mama mulu. " sahut mamanya saat menyadari bahwa iya sedang di permainkan oleh Adra.
Adra hanya terkekeh mendengar mamanya yang sudah sadar. Karena sedaru tadi Adra hanya mengganggu mamanya dengan memberi banyak pertanyaan.
" kalau gitu mama berangkat dulu yah. Ohh iya jangan sampai kamu ketiduran. Bisa abis kamu nanti saat kakakmu datang dan kamu masih ngorok. " perintah Melissa.
"siap bos. " tegas Adra dengan sikap yang patuh.
" mamah berangkat yah nak.jangan lupa ganti baju kamu abis itu makan. " Melissa pun keluar dari rumah.
" siap bos. " jawab Adra sebelum mamanya menghilang di balik pintu.
Saat mamanya sudah pergi, Adra segera menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya yang sudah sangat lelah di atas tempat tidur.
Tanpa ia sadari matanya sudah tetutup dan ia sudah terbang ke alam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRADUATION?
Teen FictionCuadra Vaidya Fanning atau Adra merupakan siswa yang sangat aneh. Setiap hari yang ia pikirkan hanyalah cinta sejatinya. Dan ia harus menemukannya sebelum hari kelulusannya tiba 3 tahun lagi. Mulai dari siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya...