Mantan.

3 1 0
                                    

-kata Dilan rindu itu berat. Tapi menurutku memilih itu yang berat. Apalagi jika harus memilih orang yang kita cintai-

"gue bingung nerima Seandra atau memperjuangkan Nathan dan Rivel? Arrggghhhh!! Bisa gila gue kalau gini!! " erang Adra pusing.

"hidup gue ini kebanyakan dramanya.kadang gue itu mati-matian buat dapatin satu cowok. Sekarang pas satu cowok nembak gue yang lain pada ikut ngungkapin perasaannya. Kan jadi pusing pilih yang mana, entar pilih salah satunya terus dia-nya nyakitin gue gimana?pilihan gue kan kadang enak kadang juga nggk enak. "gumam Adra

"ngapain pusing-pusing.mending gue bobo besokkan sekolah bisa gawat klo gue sampe telat."ucapnya pelan sambik memperbaiki posisi tidurnya.
---#---

Pagi ini adalah bulan ke-4,Adra menginjak SMA tepatnya kelas X dan hari ini juga adalah hari yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak,namanya terpampang nyata di mading sekolah dengan sebuah kalimat yang akan membuat semua siswi akn menjerit iri pada dirinya. Dan di bawah kalimat tersebut terdapat nama seseorang yang sangat ia kenal.

"Nathan Van Domino. XI IPA 1??"sebutnya saat membaca penulis kalimat tersebut.

"waaahhh... Beruntung banget Adra dapetin hatinya si ketos ganteng itu." ucap seseorang dari belakngnya.

"beruntung gimana coba? Ini sih namny malu-maluin. Iya sih gue pengen tapi nggk gini jug caranya." gumam Adra.

"kira-kira gimana yah reaksi Catherine Hilt saat mendengar berita ini? Erin kan udal lama bnget ngincar si Nathan. Dan sekarang malah di kalahin sama adek kelas." kata yang lain.

Adra hanya dapat menelan salivanya saat mendengar nama "Erin".Ia rasa ia tak akn sanggup melawan siksaan Erin kakak kelasnya tersebut.

Setelah Adra membaca berita tentang dirinya tersebut,ia berusah keluar dari kerumunan siswa yang sedang membaca tulisan Nathan yang terpasang di mading sekolah. saat ia berhasil bebas,Adra segera menuju kelas Nathan yaitu XI IPA 1

Dan setibnya di sana,bukan Nathan yang Adra temui melainkan Erin yang sudah menatapnya sangat tajam.Erin sehera menyeret Adra ke gudang sekolah dab menyiksa Adra serta menguncinya dalam gudang.

"ini pelajaran buat lo!yang udah rebut Nathan dari gue. Gue nggak bakalan biarin lo keluar dari sini. Sampai jumpa Adra, dan selamat bermalam di sekolah" ucap Erin sebelum pergi meninggalkan Adra.

Adra hanya meringis kesalitan dengan luka lebam di wajah dan lengannya. Ia tidak bisa melawan Erin dan gengnya, ia hanya bisa pasrah akan kejadian ini.

"mama.... Papa... Adra takut!!tolong Adra!! Adra mau pulng!!" teriak Adra disertai dengan isak tangisnya.

Tangis Adra mereda digantikan rada takut saat ia merasa bahwa ada seseorang yng bergerak ke arahnya dari bilik olahrga.

Gudang tempat Adra saat ini terdapat 2 bilik.bilik 1 untuk meja dan kursi (tempat Adra saat ini) dan bilik 2 untuk perlengkapan olahraga.

Langkah orang tersebut semkin mendekat ke arah Adra yang membuatnya semakin takut.

"elo?? "ucap Adra dan sosok yang muncul dari bilik olahraga tersebut secara bersamaan.

"ngapain lo disini? " tany orang tersebut.

"lo juga ngapain di sini? " Adra balik bertanya.

"gue?? " tunjuk orang tersebut pada dirinya sendiri.

"yah!iyalah!siapa lagi kalo bukan lo! "

"gue lagi malas belajar. Dan lo ngapain disini? "jawab orang tersebut datar.

"gue -" ucapan Adra terpotong.

"ahhh. Gue tahu lo lagi dibully sama Erin. Gara-gara lo ngambil si Nathan.iyakan?"

"sok tahu lo Alfa kampret.jadi mantan nggak usah ngeselin napa. " ucap Adra ketus.

"gue bukan sok tahu. Tapi gue cuma felling doang. " ucapnya dengan mata tertuju pada susut bibir Adra yang lebam.

Alfa pun segera mengambil sapu tangan yang selalu ia berada di saku celananya dan mencoba membersihkan darah yang berad di sudut bibir Adra.

"ternyata lo masih sayang sama gue Fa. Gue kok jadi gini sih! Sadar Adra! Sadar! Lo nggak mungkin kayak dulu lagi. " ucapnya dalam hati pada dirinya sendiri.

"ehhh... Inikan sapu tangan-" lagi-lagi ucapannya dipotong oleh Alfa.

"iya ini sapu tangan yang lo kasih le gue. Lo nggak usah kepedean gue nyimpen nih sapu tangan buat bersihin sepatu gue kalo lagi kotor.abisnya sayang kalo saputangan yang lain yang harus gue pake buat sepatu guekan. " jelas Alfa pada Adra.

GRADUATION?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang