11

1 0 0
                                    

"pagi." sapa Adra pada semua teman kelasnya.

"tumben lo pagi-pagi udah bahagia gitu. " tanya Yanka.

"sedih salah senang salah. Mau kalian apa sih? " kesal Adra.

" yaelah. Kita cuma nanyak doang. Abis nggak biasanya lo bahagia gitu. "

"gue tahu pasti karena Alfa?iyakan?" tabak Klein

"ngaco lo. Nggak mungkin lah. " jawab Adta sedikiy gelisa.

"maaf guyss. Gue harus bohongin kalian. Kalian benar ini semua karena Alfa. Dari dulu sampai sekarang cuma Alfa yang bisa buat gue tersenyum." ucap Adra dalam hatinya.

"atau jangan-jangan lo kesambet setan di depan pertigaan pas berangkat sekolah." ucap Yanka membayangkan hal tersebut.

"gue bilang juga apa Klein.pertigaan di situ tuh angker banget. " ucap Albert takut.

Klein begiti gemas dengan perkataan sahabatnya tersebut. Ia bingung mengapa kedua sahabatnya yang jelas-jelas laki-laki tersebut bisa menjadi penakut seperti itu. Ia pun menjitak kedua kepala temannya satu per satu.

"sakit tahu. " ucap Yanka dan Albert secara bersamaan.

"abis lo laki tapi penakut gitu. " balas Klein ketus.

"ya kita berduakan juga manusia. Masa' nggak ada rasa takut sama sekali sih."

"terserah. " ucap Klein dan Adra bersamaan. Mereka jengah mendengar omelan kedua sahabatny yang cerewetnya melebihi perempuan.
----#----
"Adra! " panggil seseorang dari luar kelasnnya.

Saat ini Adra berada di kelas sendirian. Semu temannya sudah berhamburan ke kantin. Dan dirinya harus diam di kelas karen saat ini Adra sedang pms dan sepertinya ia sudah "bocor".

"Alfa? Ngapain lo di situ? " tanya Adra mendongkan kepalanya ke arah Alfa.

"gue bawain lo makanan.tadi gue ketemu teman lo tapi nggak liat lo sama sekali. Gue khawatir sama keadaan lo. " ucap Alfa.

"lo khawatir sama gue? " tanya Adra sambil menunjuk dirinya sendiri.

"iya. Mama lo udah nitipin lo sama gue. Dan gue harus jagain lo. Anggap aja gue ini kakak lo. Karena gue udah anggap lo adik gue. " jelas Alfa.

"hanya sebatas adik. Gue pikir lo khawatir lebih dari kata adik Fa. Ternyata selama ini lo cuma nganggap gue adik. Kok hati gue sakit ya?" pikir Adra dengan raut wajah kecewa.

"hey. Wajah lo kok sedih gitu? Ada apa? " ucap Alfa sambil mengangkat dagu Adra dengan jari telunjuknya agar ia. Bisa melihat wajah Adra.

"nggak apa-apa kok Fa. Gue cuma kepikiran keadaan gue saat ini yang lagi memprihatinkan" balasnya sambil tertawa kecut.

Alfa mengangguk mengerti dengan perkataan Adra karena tadi teman Adra sudah menceritakan semua kejadian yang di alami Adra saat ini yaitu pms.
"gue pikir lo kecewa gue cuma nganggap lo adik. Ternyaya dugaan gue selama ini salah.gue pikir lo masih sayng sama gue tapi ternyata semuanya udah beda. " pikir Alfa.

"Fa gue bisa minta tolong nggak? " tanya Adra ragu-ragu.

Alfa bergumam,memberi kode pada Adra untuk melanjutkan permintaannya.

"lo bisa nggak beliin gue roti tawar? " tanya Adra.

"roti tawar? Buat apa? " Alfa bingung dengan perkataan Adra.

"bukan roti tawar dalam arti sebenarnya Fa. Bukannya lo itu pinter ya? Kok hal semacam itu lo nggak paham sih?"

"gue emang pintar tapi gue nggak ngerti maksud lo. "

"roti tawar itu cuma perumpamaan. Gue mintol lo beliin gue sesuatu yang di gunaain saat pms. Lo maukan? "

"maksud lo pembalut gitu? " tanya Alfa dengan wajah polos.

"nggak usah dikencangin suaranya. Nanti gue jadi malu."

"dari tadi kek lo ngomong gitu. Nggak usah pake perumpamaan segala. "ketus Alfa.

"gue malu Fa. Harusnya lo udah ngerti. Lo kan pinter. "

"gue itu pinter pelajaran. Bukan pinter buat terjemahin perumpamaan kalian sebagai wanita. " jawab Alfa.

"jadi beliin gue nggak sih lo? " tanya Adra kesal.

"gue malu mau beliin lo kayak gituan. Nih lo pake jaket gue buat tutupin itu. Dan pulang sekolah lo jangan kemana-mana gue bakalan jemput lo di sini. Kita pulang bareng. "

"tapi Fa.. " belum selesai Adra berbicara, Alfa sudah menyela.

"nggak ada tapi-tapian. Lo tinggal nurut omongan gue. Kalau gitu gue balik ke kelas gue dulu. " Alfa segera beranjak dari duduknya dan keluar kelas Adra.

"ahhhh.... Kalau gini caranya gue nggak bakalan bisa move on. Lo kenapa gini sih Fa. Gue jadi baperkan. Jangan buat gue berharap kembali sama lo Fa. Gue takut,gue nggak akan bisa lagi lepasin lo suatu saat nanti. " teriak Adra di kelasnya. Tanpa ia sadari Alfa mendengar teriakan Adra. Karena saat Adra teriak Alfa belum jauh dari kelasnya.

"gue nggak paham sama lo Adra. Di depan gue lo seolah-olah udah nggak punya perasaan lagi. Dan di belakang gue lo nunjukin kalau lo itu masih sayang sama gue. " gumam Alfa.


Typo-nya banyak yah guys. 😂
Jadi mohon saat membaca ceritanya dan typo tiba-tiba muncul lurusin aja yah.

GRADUATION?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang