02

32 5 0
                                    

"Permisi" ucap Rachel pada wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur kantornya Sagara. Wajah keriput , rambut sudah mulai memutih, matanya yang sayu membuat Rachel tertegun melihatnya.

Wanita itu mengalihkan pandangan ke Rachel. "Ada apa nak?" Katanya lembut

Rachel tersentak "saya office girl baru di sini. Apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Rachel

Wanita itu tersenyum "kenapa? Oh maksud saya, kamu masih sekolah, kenapa mau kerja? Apa lagi jadi office girl ." Ucap wanita itu

"Saya membutuhkan uang untuk membeli obat ibu saya yang sedang sakit" jelas Rachel parau.

Wanita itu membelalakan matanya tidak percaya. Baru pertama kali ia melihat anak gadis bekerja untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit, apalagi ia masih bersekolah.

"Kamu antar ini keruangan Mr.Toni" kata wanita itu sambil menyodorkan nampan berisi cangkir yang mungkin isinya adalah kopi.

Rachel mangambil nampan yang di sodorkan wanita itu. Ia mengangguk dan tersenyum. "Baik nyonya"

"Jangan panggil aku nyonya. Aku juga sama sepertimu . Tapi aku disini bekerja didapur saja. Panggil saja aku bibi" kata wanita itu tersenyum ramah

Rachel membalas senyumannya dan mengangguk. "Eh Dan satu lagi, sebelum masuk ke ruangan Mr. Toni ketuklah terlebih dahulu pintunya. Sebelum di suruh masuk jangan masuk. Oke?" Jelas wanita itu. Rachel mengangguk dan kemudian ia beranjak pergi ke ruangan Sagara.

Tok tok tok

"Masuk" suara dingin itu kembali membuat bulu kuduk Rachel kembali merinding

Rachel masuk dan meletakkan cangkir yang berisi kopi itu di atas meja Sagara. Kemudian ia kembali keluar setelah di perintahkan Sagara untuk keluar

Rachel kembali menuju dapur untuk membantu-bantu.

"Sudah?" Tanya wanita itu ketika melihat Rachel kembali . Rachel mengangguk

"Nama kamu siapa?" Tanya wanita itu

"Nama aku Rachel" katanya sambil mengelap gelas gelas yang selesai dicuci

Wanita itu mangut-mangut. "nama bibi, bibi idah"

Rachel tersenyum. Akhirnya ada yang ingin berteman dengannya setelah semua karyawan mengolok-oloknya ketika memasuki kantor ini, kantor Sagara.

Dan hening seketika,mereka di pikiran mereka masing-masing. Tak terasa air mata Rachel turun. Rachel tidak tau sebabnya. Dengan cepat ia mengusapnya. Ia sedang kepikiran adik dan ibu nya dirumah. Pasti mereka belum makan. Mereka akan makan ketika Rachel sudah pulang sekolah. Karena Rachel akan membawa nasi tanpa lauk ketika ia pulang. Rachel dulu bekerja di rumah makan. Sampai ketika ada pengurangan karyawan dan Rachel yang di pecat. Dari situ lah Rachel mencari-cari pekerjaan

" hmm bi?" Panggil Rachel pada bi idah

" iya? Ada apa Chel?" Tanya bi idah

"Apa kah masih ada.. itu.. hmm...anu" Rachel tidak tau bagaimana mengatakannya

"Ada apa Chel?" Tanya bi idah penasaran

"Apa masih ada nasi?" Tanya Rachel hati-hati

Bi idah tertawa renyah. " kamu mau bilang itu saja takut". Rachel hanya cengengesan. "Ada. Apa kau ingin makan?"

"Hmm enggak. Aku ingin membawanya pulang. Ibu dan adikku pasti belum makan" katanya menghela nafas

Satu lagi pelajaran yang didapat bi idah dari Rachel, dia sangat perhatian pada keluarganya. "Boleh. Sebentar biar saya bungkuskan dulu". Wanita itu bangkit dari duduknya. Tapi tangan Rachel mencekal tangan wanita itu. "Tidak apa apakan?" Tanya Rachel taku-takut. Bi idah tersenyum dan menggeleng.

Bi idah bangkit dan membungkuskan nasi untuk Rachel. Setelah selesai ia masukkan ke dalam kantong kresek dan di berikan nya kepada Rachel. Rachel menerimanya dengan senang hati . "Terima kasih bibi" kata Rachel sangat sopan

"Sama-sama sayang" ucap bi idah sambil mengelus punggung tangan Rachel. Bi idah melihat jam dinding di dapur itu dan mengalihkan pandangannya ke Rachel.

"Chel? Kamu sudah bisa pulang. Sudah waktunya" kata bi idah tersenyum

"Hah? Beneran bi?" Tanya Rachel yang masih tak percaya. Bi idah mengangguk. "Iya, karena akan ganti sip. Kamu sip siang Chel dan digantikan oleh yang bekerja sip malam" jelas bi idah.

Rachel beres-berea untuk pulang. Di masuknya kantong kresek yang berisi nasi serta lauk pauk tadi ke tasnya. Lalu Rachel pamit ke bi idah.

Rachel berjalan menuju halte terdekat untuk menunggu bus. Setelah bus datang Rachel langsung naik dan memilih duduk dekat jendela.

***

"Assalamualaikum. Rachel pulang" katanya sedikit berteriak sambil melepas sepatunya.

" kakak!" Teriak girang Donna-adik Rachel.

Donna berhambur ke pelukan Rachel dan Rachel membalas pelukan adiknya itu.

"Kak, Donna laper" kata Donna merengek

Rachel tersenyum "kakak ada bawa makanan lo"

"Serius kak?" Wajah Donna membinar. Rachel mengangguk. "Oh iya, ibu mana? Makan bareng ibu yuk di atas" ini giliran Donna yang mengangguk semangat.

Mereka berjalan menaiki tangga dan masuk ke salah satu kamar. Rachel memutar knop pintu dan membukanya. Rachel tertegun melihat wajah damai sang ibu saat tidur. Nafas teratur sedikit endusan kecil.

Rachel tidak tega membangunkan ibunya. " kak tadi bu Martha ngasi nasi kenduri. Tapi ibu bilang untuk Donna aja. Tapi Donna ga tega karna ibu belum makan juga. Trus Donna suruh ibu makannya. Eh tau tau habis. Kayaknya ibu lapar banget deh kak" celoteh Donna membuat Rachel gemas.

"Berarti ibu udah makan dong?" Ujar Rachel. Donna mengangguk.

"Yaudah ini untuk kita dua aja ya. Yuk kiya makan di meja makan" ucap Rachel mendapat anggukkan dari Donna.

Akhirnya mereka kembali turun menuju meja makan. Rachel membuka bungkusan yang di berikan bi idah tadi kepadanya.

Rachel menyuapkan nasi ke mulutnya dan ke mulut adiknya--Donna. Mereka makan dengan lahap. Kadang -kadang mereka makan nasi putih hanya dengan garam. Kadang-kadang mereka juga makan dengan nasi putih saja.

Don't judge please!

Jangan lupa vote dan comment

~~tbc

The Boy--Sagara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang