Chapter 2

1.9K 158 62
                                    

Raizel-Melysa-Darka kata orang mereka itu istilahnya bestfriend goals.Mereka sudah bersahabat sejak SMP. Dimana pertemuan mereka, adalah pertemuan yang tidak disengaja.

Flashback on

"papa kemana sih kok gak angkat telfon.hiks"

raizel dan darka mendengar suara gadis yang sedang menangis, awalnya raizel takut karena sekolah sudah sepi. Tapi ia memberanikan diri mencari sumber suara itu.

"permisi, lo kenapa?" Tanya Darka.

Sasa menatap heran dua cowok di hadapannya.

"kita gak mau ngapa-ngapain lo kok, cuma tadi kita denger suara nangis makanya kesini" jelas Raizel. Sasa merutuki dirinya yang sudah berprasangka buruk.

"papa aku belum jemput dari satu jam yang lalu, kakak aku juga gak tau kemana. Aku bingung mau pulang naik apa soalnya aku takut naik angkutan umum atau taxi sendiri." Jawab sasa menjelaskan

Raizel dan Darka saling berpandangan satu sama lain.

"yaudah kita temenin pulang, mau gak?" tawar Darka

Raizel heran, mengapa Darka bisa seenaknya saja menawarkan diri untuk menemani pulang orang yang baru saja mereka berdua kenal.

"Gue Raid Darka, panggil aja Darka. Nama lo siapa?" Tanya darka ."Aku Melysa Adriana, panggil sasa aja."

"Ai." Gumam Raizel. "Gue panggil lo Ai" lanjutnya.

"yaudah kita temanin pulang yah?gak papa? Daripada lo sendiri" tawar Darka lagi.

"iya gak papa ayo"

Setelah memberhentikan taxi, Sasa mengarahkan alamatnya kepada si supir diikuti oleh Raizel dan Darka.

Di dalam taxi mereka berbincang

"Sa, lo kelas berapa?" Tanya Darka memulai perbincangan.

"Gue kelas 8, 8.1 . Lo berdua? "

"Wah gila, lo seangkatan sama kita? Kirain adik kelas soalnya badan lo kecil hahaha" sahut Darka diselingi tawanya

"wah enak aja lo" sasa juga ikut tertawa

"hahaha, gue sama Raizel kelas 8.6."

Sasa meng-oh kan dan kemudian menatap Raizel

"Lo kok diem aja?" Tanya Sasa ke Raizel. "Yah dia emang gitu sa, kaku dan dingin" bukan Raizel yang menjawab tapi Darka.

"Gue juga aslinya kayak gitu, dingin. Tapi sama orang tertentu aja, kalau sama orang yang buat gue nyaman gue bakalan bacot-sebacot bacotnya. Dan karena gue bacot nih, artinya kalian berdua udah buat gue nyaman" Jelas sasa.

"Lo boleh kok kayak gini,tapi jangan ke semua orang. Lo harus coba mencoba terbuka, gak semua orang bisa cairin dinding es yang lo buat." Lanjutnya.

"Lo kok bisa" Sahut Raizel

"Gitu gimana?" Tanya Sasa?

"Sikap lo"

"apasih panjangin dikit kalau ngomong"

"beda"

"Haha artinya, lo kok bisa kayak gitu? Awal kenal lo seperti cewek polos,dan lugu. Terus di cerita lo bilang lo cewek dingin. Tapi sekarang lo ngebacot. Lihat deh, gue keren kan bisa baca fikiran dia?" sahut Darka panjang lebar seperti seorang translator untuk Raizel.

Complicated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang