Chapter 14

1.1K 60 3
                                    

Bukan hanya manusia saja yang diciptakan berpasang-pasangan. Namun masih ada banyak hal yang diciptakan berpasanga-pasangan.

—————

Sudah dua hari berlalu Sasa tanpa kabar, rumahnya juga masih tetap sepi. Pernah sekali ia cuma membaca pesan-pesan dari Raizel maupun Darka dan teman-temannya yang lain. Sempat juga ia menelfon Raizel, namun tidak diangkat dan setelah itu ia menghilang lagi.

Menurut kabar yang didengar Darka dan Raizel dari tetangga, terakhir kali ada ambulance yang datang membawa seseorang dari rumah. Hal ini, membuat dua cowok itu semakin khawatir. Karena, siapapun yang sakit di keluarga itu akan tetap menjadi kekhawatirannya karena mereka sudah menganggap keluarganya sendiri.

Hari ini, murid-murid dipulangkan dengan cepat dikarenakan guru sedang rapat mengenai simulasi kelas XII. Raizel sedang di rumah Darka, bersama memikirkan keberadaan Sasa. Sudah dua hari juga Darka tetap cuek ke Fara membuat cewek itu kesal dengan Darka. Sedangkan Khansa? Dia sedang memikirkan cara untuk meminta maaf ke Raizel karena sikap menyebalkannya.

Ponsel Raizel bergetar, memunculkan notifikasi pesan Line dengan nama si pengirim "Adek"

Adek
Rai, aku takut.

Raizel sontak kaget, segera dia memencat tombol call dan hasilnya? Tidak di angkat

"Gue frustasi mikirin nih bocah, kayak setan tau gak" omel Raizel.

————————————————————————

Ada sedih, ada bahagia.
Ada kesulitan, juga ada kemudahan.
Karena semuanya memang sudah diciptakan sepaket.

Setiap masalah ada solusinya dan setiap penyakit sudah pasti ada obatnya.
Setiap selesai hujan pun, pasti pelangi akan datang.

Begitulah kutipan yang sedang di tulis seorang gadis di journalnya. Ia terlihat murung, dengan kantung mata hitam yang melingkar di bawah matanya

"Sa, makan dulu. Jangan terlalu difikirin,yang terpenting doain mama sembuh" ucap Kak Nanda sembari menyimpan makanan di atas meja.

Sasa menoleh, menatap makanan tanpa selera.

"Hari ini kita ke rumah sakit?" tanyanya

"Gue pergi, lo tetap di apartement dulu. Istirahat, kalau lo ikutan sakit yang ada ngerepotin." Jawab kak Nanda.

"Lo gak pernah cermin apa? Penampilan lo urak-urakan banget." Lanjutnya

"Gue juga sedih kok Sa, tapi lo harus kuat. Biar kita sama-sama nguatin Mama" lanjutnya lagi

Sasa tak kuasa menahan air matanya.

"Berapa banyak sakit yang mama sembunyiin dari kita? Kenapa harus disembunyiin? Bahkan gue yang lebih dekat sama mama dari lo aja, gak tau sama sekali. Papa juga gak tau."

"Kak, bisa gak sih gue aja yang sakit. Bisa gak sih gue tukeran posisi aja sama mama. Gue gak bisa kak, lihat alat-alat itu terpasang di tubuh mama. Gue gak bisa, lihat mama meringis menahan rasa sakitnya."

"Apa karena gue terlalu sibuk sama dunia gue? Makanya mama sakit aja gue gak tau"

Nanda mendekat ke samping adiknya yang cengeng itu.

Complicated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang