Chapter 3

1.5K 129 77
                                    


Sepulang sekolah, Sasa sudah menunggu Adrian di parkiran. Sebenarnya Sasa sangat takut, tapi mau bagaimana lagi?

Dan Adrian pun datang

"Ayo sayang masuk." Ajak Adrian

"Hm iya" jawab Sasa dengan bingung. Dia mengira Adrian akan cuek dan dingin, nyatanya tidak.

"Udah izin pulang sama aku gak ke orang tua kamu?" Tanya Adrian

"Udah kok kata mama jangan banyakan singgah-singgah soalnya papa bentar cepat pulang." Kata sasa dengan jujur

"Kita singgah di apartement aku." Ucap Adrian dengan smirknya.

"Ngapain?langsung pulang aja yuk, aku mau istirahat." Sasa benar-benar takut.

Adrian hanya diam dan melajukan mobilnya ke apartement nya.

Sesampainya di depan kamar apartement. Adrian menarik tangan sasa

"Masuk lo!" pinta Adrian dan mendorong sasa

Adrian kembali menjadi kasar. Sikap lembutnya sudah hilang, dia akan kembali menyakiti Sasa.

Adrian mendekat

"Gue udah bilang, gue gak suka lo sama Raizel. Lo ini tuli atau gimana? Lo beneran cewek ganjen yah? Ngapain lo disuapin Raizel waktu makan di kantin?" Adrian membentak Sasa sambil menjambak rambutnya.

Sasa hanya diam, dia kaget. Dia menahan sakit di kepala dan juga menahan air matanya.

"Jawab bego." Adrian mendorong kepala Sasa. Cewek di hadapannya ini menangis sejadi-jadinya.

"Udah tuli, sekarang lo bisu yah?"

"Adrian sakit." Lirih sasa

"Sakit? Lo kira gue gak sakit lihat lo mesra sama Raizel? Gue gak masalah sama Darka, karena Darka juga temen gue dan dia udah punya cewek. Tapi Raizel? Dia bisa kapan aja rebut lo dari gue!" ucap Adrian dan menarik dagu Sasa.

"Lo emang murahan yah! Lo udah kasih dia apa sampai dia dan lo bener-bener gak bisa jauh? Lo kasih kenikmatan yang mana hah?" Bentak Adrian sekali lagi

Sasa yang mendengar itu, benar-benar sakit hati. Dia sama sekali tidak pernah memberi Raizel apapun, mereka hanya bersahabat. Sasa sudah tidak tahan lagi

PLAK!

Sasa menampar Adrian

"Lo udah gila yah? Gue dan Raizel itu sahabatan, gak lebih! Dan dengan brengseknya lo bilang gue ngasih dia kenikmatan? Lo bener-bener brengsek." bentak Sasa dan mendorong Adrian sambil menangis.

Emosi Adrian memuncak. Ia maju ke Sasa dan Sasa terus mundur. Hingga Sasa menabrak tembok di belakangnya dan menyebabkan tidak ada jarak di antara mereka.

Adrian mengelus wajah Sasa "Lo cantik, gue sayang banget sama lo. Tapi.."

PLAK!

Adrian menamparnya.

"Kenapa lo sekarang jadi ngelawan gue?"

PLAK!

"Kenapa lo gak ngertiin perasaan gue?"

Berdesir darah di sudut bibir Sasa, Adrian menamparnya sangat keras. Sasa hanya menangis terisak. Adrian mendekatkan wajahnya, ingin mencium bibir cewek dihadapannya ini tanpa memberi ampun. Namun tiba-tiba hp sasa berbunyi seseorang menelfon Line Sasa, dan disitu terpampang nama "Meinanda" kakak Sasa.

"Angkat, dan lo bilang kalau lo singgah makan sekarang udah di jalan." Pinta Adrian dan meninggalkan Sasa.

On Call

Complicated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang