Winter with Rosie #4

3.4K 470 27
                                    

Kepala ku sakit, aku menarik dalam nafas ku saat matahari pagi itu menyorot tepat ke wajah ku, masih bisa ku rasakan empuk nya ranjang dan selimut tebal ini, tunggu.. Ranjang?
Aku membuka cepat mata ku menatap ruangan yang benar bukan kamar ku..

"S-sial.. Dimana aku?" aku memijit pelan kepala ku, mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam..
Ahh benar.. Minum.. Aku rasa aku mabuk lagi.. Dan dimana Seulgi.. Aku sering berkunjung ke apartement nya juga ke rumah Irene tapi kamar ini benar-benar tempat yang asing bagi ku..

"Hmm.."

Suara erangan terdengar di samping ku membuat ku menoleh ke arah nya, aku melihat seseorang yang sepertinya masih tertidur di sofa tepat satu meter dari ranjang yang sedang ku tempati ini..
Aku kembali menatap pakaian yang ku kenakan..
Masih lengkap.. Syukurlah.. Aku pikir aku tidak melakukan hal yang aneh tadi malam..
Aku mencoba bangun.. Benar saja aku penasaran siapa orang yang membawa ku bersama nya.. Juga, aku penasaran karena orang itu menutup seluruh kepala nya dengan selimut bermotif wajah G-Dragon itu..

"Haruskah ku bangunkan.." aku bergumam takut mengganggu nya.. Tubuh ku berhenti tepat disebelah nya.. Membungkuk pelan mencoba membuka selimut itu..

Cklek!!

"Selamat pagi nona.."

"Ahh kkamjagiya!!" aku terduduk di lantai karena seorang wanita paruh baya tiba-tiba masuk ke kamar ini tanpa mengetuk..

"M-maafkan aku nona, apa aku mengagetkan mu?"
Tentu saja nyonya, aku bahkan terduduk di lantai ini.. Haah.. Tapi.. Aku hampir lupa.. Aku dimana..

"T-tidak apa nyonya, tapi.. Bisa aku tau aku dimana?"

Suara selimut itu kembali terdengar, sepertinya ia terbangun karena keributan ini, ia duduk di sofa itu masih dengan kepala yang tertutup selimut..
Tangan itu menarik-narik selimut tersebut, dia terlihat seperti anak TK yang tidak bisa meloloskan diri dari selimut..

"Ahh nona ada di kediaman Park.. Aku kesini ingin memberi tahu jika sarapan sudah siap.." ucap nyonya itu yang membuat ku menoleh kembali ke arah nya..

"M-mwo? Park?"

"Sudah bangun?" suara itu, tidak sepertinya aku masih bermimpi..

"Kenapa kau di lantai?" aku mencoba menoleh pelan ke arah nya, suara ini.. Benar-benar terlalu nyata untuk menjadi mimpi..

"Apa.. Aku belum bangun?" gumam ku yang membuat nya sedikit mengerutkan dahi nya..

"Kau sudah bangun.." Tidak.. Tidak.. Sepertinya aku sedang mabuk berat karena melihat wajah bangun tidur Rose yang terlihat sangat seksi..

"Haah.. Ya Tuhan.. Seulgi-ah.. Bisa kau ambilkan obat itu.. Mabuk ku belum hilang dan sepertinya aku melihat mu mirip dengan Rose yang terlihat sangat seksi itu.." aku memijit-mijit kepala ku.. Menutup mata dan berharap semua kembali normal saat aku membuka nya..

"Kau tau.. Bahkan kamar mu terlihat berbeda.. Aku bahkan mengira Irene adalah wanita paruh baya.. Aah.. Aku tidak akan minum lagi.."

"Kau bicara apa?" suara itu kembali membuat ku terhenti dari kegiatan ku.. Aku mengangkat kepala ku pelan dan mendapati wajah nya yang sekarang benar-benar tepat berada di depan wajah ku..

"Kau dirumah ku.."

"MWO?!!"

...

Aku duduk di meja makan yang cukup luas ini, para pelayan dan bibi tadi hanya berdiri di sekitar meja kami..
Apa Rose sekaya ini? Tapi.. Kenapa dia bekerja paruh waktu?
Aku menatap nya, ia masih memakan sarapan nya..

Winter with Rosie (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang