Kelas berakhir dan membuat ku tersenyum dengan lega.. Aku mendatangi Seulgi yang masih duduk didepan sana bersama Irene yang sedang sibuk membereskan buku-buku nya..
Kembali ku teringat jika Irene sedikit membatasi pertemanan nya dengan mahasiswi biasa seperti kami.. Bisa di katakan dia mahasiswi yang berpengaruh di universitas ini.. Wajah cantik yang menjadi icon kampus dan prestasi yang ia buat membuat nya sering diperhatikan oleh para dosen.. Ahh aku sangat mengerti jika dia tidak benar-benar bahagia dengan kehidupan kampus nya.. Menjaga image dari semua orang dan membatasi diri nya sendiri..
Aku tak lupa kenapa Seulgi bisa merebut hati nya, hubungan percintaan yang terjadi hanya karena saat itu Irene tidak sengaja mengeluarkan kentut nya di depan Seulgi yang tidak henti memandangi Irene dengan wajah memerah menahan tawa.. Mereka sedikit berdebat dan sering terlihat tidak baik saat itu.. Tapi siapa sangka? Mungkin hanya pada Seulgi lah Irene bisa menampakan sisi asli nya, mungkin memang hanya Seulgi lah yang bisa membuat Irene berhenti mengjaga image nya.. Hingga akhirnya Irene lah yang menyatakan perasaan nya lebih dulu.. Ahh itu yang Seulgi ceritakan.. Aku tidak percaya pada bagian 'Irene menyatakan perasaan nya lebih dulu'.. Kadang Seulgi terlihat kesal dan sedikit tertawa saat menceritakan nya.. Tidak.. Tetap saja aku tidak percaya.."Kajja.. Ke kantin bersama.." itu kata pertama yang ku dengar dari Irene dalam seminggu ini..
Mengetahui jika dia seorang asisten dosen.. Ahh sepertinya memang dia terlalu sibuk sampai jarang berbicara pada sahabat kekasih nya, atau memang dia menjaga jarak nya dari ku.....
Kami berjalan bertiga melewati kelas-kelas yang terlihat kosong tanpa mahasiswa didalam nya..
Aku sedikit kehilangan energi baik ku karena kelas membosankan tadi.. Ditambah kedua sejoli yang sibuk bercanda tanpa ingat aku di sebelah mereka.."Hya!! Hya!! Jennie-ah!!" berisik nya Seulgi sambil menyenggolkan siku nya ke tangan ku berkali-kali..
Aku menatap nya kesal.. Tanpa peduli Seulgi mencoba mengedip-ngedipkan mata yang sebenarnya tidak bisa ia kedipkan ke arah jam dua belas, ahh maksud ku tepat di depan ku.. Seorang Roseanne Park sedang berdiri di depan mesin minuman dan terlihat sedikit bingung karena memilih minuman nya..
Langkah kami hampir mendekati nya dan mulai terdengar bunyi dari minuman yang jatuh ke bagian bawah mesin itu.. Soda? Lagi ? Bukan.. Kali ini susu coklat!
Langkah ku terhenti tepat disebelah nya saat tubuh tinggi itu kembali berdiri sesaat setelah ia mengambil susu coklat itu dibawah sana..
Masih bisa ku sadari Seulgi dan Irene juga ikut berhenti di sebelah ku, tapi saat mata itu menatap mata ku, ya Tuhan, apa aku bermimpi? Kenapa aku tiba-tiba merasa sedang berada di pinggir pantai bersama Rose yang memegang sekotak susu coklat di tangan nya? Jika Seulgi tidak menyenggol ku mungkin aku tidak akan terbangun dari mimpi ini..
Baru ku sadari ternyata tangan Rose sedari tadi menyodorkan susu coklat itu ke arah ku, apa?! Apa dia mencoba membunuh ku? Rasa nya jantung ku hampir melompat keluar.
Baiklah mungkin tingkah ku terlihat aneh, aku menarik nafas ku dalam dan mencoba menyambut kotak susu itu dari tangan nya. Yak! Tangan kami sedikit bersentuhan tadi!! Apa ini?! wajah ku rasa nya benar-benar panas. Seorang Roseanne Park membeli susu coklat untuk ku!!
Aku masih terdiam disini menatap nya yang kembali menekan-nekan tombol di mesin minuman tersebut."Gomawo.." ucap ku yang masih benar-benar menahan teriakan dari dalam tubuh ku..
Ia kembali menunduk mengambil sekotak susu coklat lagi dari bawah sana..
Tanpa menjawab ku ia beranjak dari sana..
Baru beberapa langkah Rose berjalan gadis menyebalkan yang biasa ku sebut Lalisa ini muncul dari balik tembok, ahh tidak.. Maksud ku ia baru saja keluar dari toilet tidak jauh dari mesin minuman di samping ku..
Masih bisa ku dengar percakapan mereka.."Hya.. Mana susu coklat ku.."
"Kau berutang pada ku.." ucap Rose sambil memberikan sekotak susu coklat itu pada Lisa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter with Rosie (Completed)
Fiksi PenggemarBLACKPINK WINTER WITH ROSIE Nama ku Jennie Kim.. Aku menyukai Rosie.. Haruskah aku seterus terang itu? Ya! Karena jika di depan nya sangat sulit untuk ku mengungkapkan nya.. Gadis dingin yang membawa musim dingin bersama nya.. Aku menyebut nya.. Win...