Keadaan rumah rumah terlihat sepi dari luar, bahkan Agung pun tidak ada di posnya. Arthur melihat hal itu tambah cemas dan pikiran buruknya berkelana kemana-mana. Bima yang paham dengan kecemasan Arthur memarkir mobilnya dengan sembarang di pelataran rumah. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak, Arthur langsung saja bergegas turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah dengan kekuatan yang luar biasa.
“Kalau melihatmu seperti itu, orang berfikir kamu akan merubuhkan pintunya,” cibir Bima yang berdiri tenang di belakang Arthur.
Dor!
Dor!
Dor!
“Malika!” teriak Arthur memanggil Malika.
“Apa gunanya bel rumah?” gumam Bima yang dengan sigap memencet bel rumah yang berada di dekat pintu.
Tidak lama kemudian pintu rumah terbuka, terlihat Mbok Salmi di balik pintu rumah dengan celemek masak. “Aden,” sapa Mbok Salmi dn mempersilahkan Arthur dan Bima masuk.
Bima melihat jam yang menunjukkan jam 3 sore dan kembali melihat Mbok Salmi yang mengenakan celemek masak, “kok cepet Mbok masak makan malamnya?” tanya Bima heran.
“Sebenernya Mbok baru masak, Non Malika tidak mau ditinggal. Katanya takut sendirian masih suka kebayang kejadian semalam,” ujar Mbok Salmi kepada Bima.
“Memangnya semalam ada apa?” Bima terlihat penasaran dengan kejadian yang dapat membuat Malika terlihat sangat ketakutan.
“Aduh Aden tanya langsung saja sama Non Malika, saya sedang masak Den. Mari Den saya mau ke dapur,” Mbok Salmi langsung buru-buru kembali ke dapur ketika ingat bahwa dia sedang menggoreng ayam. Bima sendiri hanyamenganggukkan kepalanya.
Sementara itu, Arthur menemui Malika di kamar gadis itu. Terlihat Malika yang sedang tertidur lelap di atas ranjang. Arthur menghampiri Malika yang sedang tertidur lelap itu dengan langkah pelan. Dia duduk di pinggiran ranjang, memperhatikan wajah damai Malika yang tertidur.
Arthur membelai pelan rambut Malika yang tergerai, mungkin karena terganggu tidurnya terusik Malika terbangun. Dia melihat sosok Arthue yang duduk di pinggiran ranjang, sekali dia mengerjpkan matanya, menyesuaikan pandangannya. Ketika yakin bahwa sosok itu memang benar Arthur, tanpa banyak bicara Malika bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Arthur.
“Syukurlah kamu baik-baik saja,” bisik Arthur yang juga membalas pelukkan Malika. Dari ambang pintu Bima memperhatikan keduanya dan membatalkan niatnya untuk masuk karena tidak ingin mengganggu.
Keduanya melepas rindu dengan saling berpelukan, dari sana mereka sudah dapat merasakan perasaan masing-masing. Perasaan saling merindu yang begitu besar mendasar di dalam hati. Seperti sudah tidak dapat bertemu di kemudian hari keduanya tetap berpelukkan erat.
“Kamu sudah makan?” Malika mengurai pelukan mereka dan memandang wajah Arthur yang terlihat lelah dan kurang iatirahat.
“Mau temani aku makan?” pinta Arthur kepada Malika. Anggukkan malu-malu Malika pun terlihat menjawab permintaan Arthur.
Di ruang tengah, Bima sedang menonton televisi. Acara gosip yang disiarkan televisi cukup membuat Bima penasaran. Acara itu menayangkan tentang gosip yang menjadi pemeran utamanya adalah Arthur. Bima membesarkan suara televisi untuk mendengar lebih jelas apa yang diberitakan.
“Menurut info dan saksi mata, pengacara kondang Arthur Sujatmiko adalah orang ketika dari hubungan rumah tangga May dan Black Thompson,” suara reporter berita tersebut mengiringi foto Arthur bersama May di banyak tempat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Mystery / ThrillerWARNING! CERITA BANYAK MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN PEMBUNUHAN *** -Musim Pertama- Malika Kamilah mendapat tuduhan atas pembunuhan teman satu kosnya, atas apa yang tidak diperbuatnya. Disaat tidak ada yang membantunya, Arthur Sujatmiko datang seb...