Bab 12 - Team A Mulai Bergerak

20.5K 2K 10
                                    

   Pagi hari itu Arthur dan Bima sedang menunggu orang suruhan Arthur di depan sebuah restauran, pagi ini memang Arthur berhasil membuat janji dengan Ibrahim. Arthur dan Bima bahkan tersenyum puas begitu setengah jam yang lalu keduanya mendapati Ibrahim datang bersama sekertarisnya.

   “Nanti siang kita akan rapat membahas tentang hasil yang didapat anggota lain,” Bima mengingatkan Arthur.

   “Mulai tanpa aku Bim, aku akan menysul karena aku harus bertemu Malika dulu,” kata Arthur santai.

   “Mau mengobati rindu heh?!” goda Bima sambil terkekeh senang.

   Arthur hanya menaikkan bahunya acuh, dia tidak ingin menanggapi godaan Bima tersebut. Kini keduanya sibuk dengan tablet masing-masing, mengecek email masuk yang belum dibaca. Bima menyipitkan matanya begitu membaca email yang diterimanya, lalu bibirnya tersenyum senang seolah-olah apa yang ditunggunya telah keluar.

   “Mobil Rush itu di sewa oleh random orang,” kata Bima kepada Arthur.

   “Yang benar saja,” dengus Arthur karena merasa harus menjawab tebak-tebakan yang sulit tentang mobil rush tersebut.

   “Tetapi, mobil itu selalu di sewa pada sore hari dengan nama Ivan Handoko,” jelas Bima lagi. Mendengar nama Ivan Handoko, Arthur mengerutkan dahinya bingung. Dia jelas ingat siapa Ivan Handoko tersebut.

   “Ivan Handoko artis terkenal itu?” tanya Arthur mencoba memastikan.

   “Memang ada ya artis namanya Ivan Handoko?” Bima justru balik bertanya dengan wajahnya yang polos.

   Arthur mendengus pelan mendengar pertanyaan Bima lalu berkata, “cari lebih jah tentang si penyewa yang bernama Ivan Handoko itu.” Arthur langsung membuka kunci pintu mobilnya ketika orang suruhannya mendekat.

   Orang suruhan yang merupakan karyawan Kakek Arthur itu masuk ke dalam mobil Arthur, dia menyerahkan alat rekam kepada Arthur dan Bima. “Thanks ya Mas Zaki,” kata Arthur sambil menerima alat rekam tersebut.

   “Mudah-mudahan kalian sukses dan dengan begitu Arthur dapat mengambil alih perusahaan. Setidaknya aku tidak pusing harus menghadapi orang gila harta itu,” gerutu Zaki sambil keluar dari dalam mobil.

   Arthur yang mendengar gerutuan Zaki pun paham bahwa ada hal lain yang cepat atau lambat harus dihadapinya. Bima yang paham dengan posisi sahabatnya itu menepuk pelan pundak Arthur penuh dengan rasa simpati.

   “Sampai ketemu di kantor,” pamit Bima yang langsung keluar dari mobil Arthur dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Arthur.

   Arthur membawa mobilnya membelah jalanan Jakarta, dia akan menemui Malika terlebih dahulu sebelum kembali ke kantornya. Bagi Arthur melihat Malika akan menambah semangatnya dan keyakinannya untuk membuktikan bahwa Malika tidak bersalah.

   “Sepertinya klien-mu kali ini sangat penting,” sindir Jerremy yang melihat Arthur datang lagi, setiap hari Jeremy selalu melihat Arthur datang bertemu dengan Malika.

   “Setiap orang pasti memiliki orang yang penting untuknya,” balas Arthur dengan nada suaranya yang terdengar dingin.

   Begitu Arthur membuka pintu ruangan yang selalu menjadi tempatnya dan Malika bertemu, dia sudah mendapati Malika duduk di sana. “Loh kenapa sudah di sini?” tanya Arthur heran.

   “Tadi aku bertemu dengan Inspektur Jeremy,” jawab Malika. Mata Malika memperhatikan gerak Arthur yang duduk di depannya, dia juga melihat penampilan Arthur yang terlihat sedikit tidak rapi, padahal ini masih pagi hari.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang