"Kyung Jin!"Eun Woo kaget melihat Kyung Jin yang masuk kelas.
Hye Ri dan Sanna tak senang dengan kehadirannya di sekolah, mereka berdua keluar dengan ekspresi kesal.
Mata Eun Woo dan Kyung Jin saling bertemu, Kyung Jin sedikit terkejut dan menundukkan kepalanya menuju Tempat duduknya di belakang pojok dekat jendela.
"Syukurlah dia sudah bisa masuk kelas." Lalu pergi keluar.
Saat Kyung Jin duduk di bankunya, beberapa cewek di kelas mengerubunginya.
"Apa yang terjadi?"
"Bagaimana kau bisa terjatuh?"
"Kyung Jin, ayo cerita pada kami."Semua pada ingin tahu dan mendesak Kyung Jin untuk menceritakannya.
"Maaf... Bisakah aku istirahat, kepalaku masih terasa sakit." Kata Kyung Jin dengan nada pelan.
Mendengar perkataan Kyung Jin merekapun pergi, salah satu anak dikelas selalu memperhatikan Kyung Jin dari awal ia masuk.
Bel berbunyi, jam pelajaran pertama mulai. Semua murid yang sedang berada di luar satu persatu masuk termasuk Hye Ri dan Sanna bersama dengan Ji Woo di belakang mereka.
Melihat Kyung Jin yang sedang duduk, Ji Woo tertegun.
"Hei apa yang kau lakukan?!" Kata Hye Ri yang melihat Ji Woo yang tiba-tiba terdiam.
"Ahh... Iya." Kata Ji Woo lalu menuju tempat duduknya.Pelajaran pertama membuat Kyung Jin ngantuk dan akhirnya ia tertidur dalam kelas.
Sanna yang melihat itu, langsung memberitahukan kepada guru yang sedang mengajar.
"Kyung Jin... Kyung Jin..!!!" Teriak guru He Ra di depan kelas.
"..." Kyung Jin terkejut dan langsung terbangun.
"Apa kau tidak memperhatikanku mengajar di depan,Hah!"
"Songsaenim mianhe. Kepalaku masih terasa sakit, tapi aku mendengarkan penjelasan anda dari sini kok." Kata Kyung Jin.
"Kalau begitu kerjakan soal di depan ini." Menyuruh Kyung Jin.Kyung Jin berdiri dan mengerjakan soal dengan cepat, lalu duduk kembali ke bangkunya.
"Ini jawabannya benar, berikan tepuk tangan kepada Kyung Jin"
Semua orang bertepuk tangan , kecuali Hye Ri, Sanna dan Ji Woo.
Saat jam istirahat, Sanna mendekati Kyung Jin.
"Hei, kau ingat kejadian waktu kau jatuh?"Kata Sanna pelan.
"..."Kyung Jin menatap Sanna, lalu menggelengkan kepalanyaSanna merasa lega, dan juga senang.
"Apa kau melihatku terjatuh dari tangga?" Kata Kyung Jin penasaran.
"Emhh, tentu saja tidak. Kalau aku tau, kenapa juga harus menanyakannya padamu... Oh ya, kau sudah sembuhkan? Tolong belikan kami makanan donk, kau pesan apa Hye Ri, Ji Woo?" Katanya bertanya pada Hye Ri dan Ji Woo.
"Sanna, Hentikan. Aku tak butuh apa-apa dari cewek aneh itu." Kata Ji Woo melihat Kyung Jin, lalu pergi dari kelas.
"Wow.... Ada apa dengannya?" Kata Hye Ri kepada Sanna.
"..." Mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya.Hye Ri dan Sanna menyusul Ji Woo dari belakang.
Kyung Jin pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, lalu duduk di bangku yang kosong.
Sedang asik dengan makanannya, seseorang duduk di sebelahnya.
"Kau baik-baik saja?"
"..."Memperhatikan orang yang di depannya."Tidak. Kepalaku dan tubuhku masih terasa sakit." Kata Kyung Min.
"Aku.... Emh.... Se,,benarnya..."gugup dan memperhatikan sekelilingnya dengan gelisah.
"Santai saja bicaranya, kau kenapa gelisah gitu? Kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja lansung"
"Ini, kau lihat saja sendiri. Sekarang semuanya tergantung padamu, sekali lagi maaf." Membungkuk, lalu pergi.
"Dasar aneh." Kyung Jin mengambil kartu memori itu lalu memasukkan ke Hpnya .Eun Woo melihat Kyung Jin sendirian, iapun duduk di dekatnya.
"..." Kyung Jin terkejut melihat Eun Woo duduk didepannya.
"Kenapa? "
"Kau kenapa duduk disini?" Kata Kyung Jin.
"Apa ada yabg salah aku duduk disini? Ngak kan... Lagian tempat duduk yang lain sudah penuh, kau tenang saja aku tidak akan mengganggu mu kok. " Kata Eun Woo lalu melahap makanannya.Kyung Jin melanjutkan makanannya,di tempat mereka sangat senyap. Hanya terdengar suara sunpit yang bergesekkan dengan tempat makan.
"Apa kau sudah bertemu dengan kakakmu?" Kata Eun Woo memecahkan keheningan mereka.
"..." Melihat Eun Woo.
"Kenapa? Kau belum melihatnya?"
" Hei. Bisa pelan kan suaramu sedikit."
"..." Tersenyum.
"Kenapa?"
"Ngakk. Ini pertama kali kau bicara padaku, aku senang saja."
"Oh ya. Aku minta tolong padamu, jangan pernah membahas soal kembaran ku di sekolah." Kata Kyung Jin .Eun Woo merasa heran dengan apa yang dikatakan Kyung Jin.
"Kenapa? Bukankah lebih baik kalau mereka tahu, kalau kau punya kembaran." Kata Eun Woo.
"Pokoknya aku bilang jangan, ya jangan... Kau lanjutkan makanmu dulu, sebentar lagi masuk kelas." Kata Kyung Jin.Eun Woo tidak bertanya lagi, dia pun melanjutkan makannya.
Kyung Jin mencari tahu isi kartu memori itu, dia melihat sebuah video yang tertera "UNTUK KYUNG JIN"
Dia menonton isi video itu, air matanya mulai jatuh.
Ada amarah dan rasa sedih bertambah dalam dirinya, iapun melepaskan tangisan nya saat melihat video itu selesai.
"Kau kenapa? Hei.. Hei... Tenanglah." Kata Eun Woo, melihat Kyung Jin yang masih menangis.
Eun Woo berdiri mendekati Kyung Jin, lalu dia memeluknya dan menenangkannya.
Semua yang ada di kantin memperhatikan mereka, ada yang memfotokan mereka dan mengirimkannya ke Hye Ri.
"..." Kyung Jin sudah merasa tenang, dia mengedipkan matanya berulang kali menyadari situasi saat ini.
"Sudah merasa baik kan sekarang." Kata Eun Woo melepaskan pelukannya."Aishh.... Memalukan" Kata Kyung Jin memalingkan wajahnya yang memerah karena malu.
"Memalukan, apa maksudmu?" Kata Eun Woo.Kyung Jin berlari dan meninggalkan kantin dengan Eun Woo yang kesal.
"Dasar, yak!! Apa maksudmu, hah!!!" Teriak Eun Woo, lalu melihat sekelilingnya.
Merasa di perhatikan Eun Woo pun meninggalkan Kantin dengan wajah malu.
***
Disebuah perusahaan besar sebuah mobil berhenti tepat di depan pintu masuk.
Seseorang keluar dengan di kawal dua orang bodyguard, para staf kantor itu memberikan hormat ketika berpapasan dengannya.
Dalam ruangan yang sunyi itu dia menatap foto keluarga anaknya.
"Kalian dimana? Maafkan ayahmu yang tak berguna ini, maaf telah membuat diri kalian mengalami hal yang tragis. Ayah akan mencari anak kalian, hanya itu yang bisa ayahmu ini lakukan untuk meminta maaf kepada kalian." Kata pria itu sambil memeluk foto itu.
***
Setiap harinya berbagai kasus harus di sidangkan, berkas-berkas kasus menumpuk di setiap meja yang ada diruangan itu.Malam yang sepi seorang pria masih asik membaca berkas kasus yang akan disidangkan, saat sudah membacanya dia meregangkan tubuhnya.
Pandangannya tertuju pada dinding yang tergantung sebuah jam, dia melihat Jam itu lalu dia tersenyum.
"Sekarang kita pergi makan-makan, aku yang traktir!! Untuk menyambut kedatanganku dan Seo Woo." Katanya pada para bawahannya.
"Wow..."
"Terimakasih Pak."
"Makan-makan.... Pak kita boleh sekalian"Sayang... sudah makan?" Berbicara di telpon dengan seseorang.
"Sudah, Appa bagaimana? Sudah makan?" Suara diseberang telpon.
"Ia. Appa baru mau makan, sekarang lagi di jalan."
"Appa, ada sesuatu yang ingin ku ceritakan."
"Ada apa? Ceritakan pada appa?"
"Emmhhh, itu sebenarnya. Ada hal besar, tapi aku..." Diam
"Sayang ada apa? Kamu ada masalah di sekolah? Atau ada yang menyakitimu? Ayo katakan."
"Aku merindukanmu appa. Maaf appa, aku harus tutup dulu telponnya."Tettettettt....... Sambungan terputus.
"Halo...halo...." Ah dimatikan,... Aku juga merindukanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWIN IS MY LIFE
RomanceKehidupan dua anak kembar yang terpisah dari kecil dan dipertemukan kembali saat usia mereka 17tahun. Pertemuan itu tak bertahan lama, karena salah satu dari mereka mengalami pembullian yang mengakibatkannya tak sadarkan diri/koma. Mengetahui saudar...