Meski hati ini telah berdamai dengan masa lalu. Aku tau bahwa perdebatan kecil diantara kita pasti akan terjadi. Tapi ketahuilah, itu takkan berarti apa-apa jika kita tetap bersama.
Mentari telah bangun dari peraduannya. Mengirim cahaya yang mengintip dibalik kain penutup jendela. Memberikan sedikit penerangan di sebuah kamar yang berlatar belakang abu-abu. Mengajak seseorang didalamnya untuk lekas membuka mata dari mimpi yang membelenggunya semalaman.
Tepukan-tepukan pelan dipipi Belva membuat gadis itu perlahan membuka kelopak matanya yang dihiasi dengan bulu mata yang lentik.
Sosok Agam yang telah berpakaian rapi menjadi hal pertama yang Belva lihat.
"Morning," Sapa Agam dengan senyum kecil dibibirnya. Ia duduk disebelah Belva yang tengah menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya.
"Morning," jawab Belva dengan suara serak khas bangun tidur.
Belva megedarkan pandangannya kesekeliling ruangan. Dan otaknya baru menyadari bahwa ini bukan kamarnya, melainkan kamar seorang laki-laki yang tengah duduk disampingnya. Pantas saja dari tadi hidung Belva dipenuhi aroma pepohonan yang menenangkan.
"Kenapa kamu tadi malam nggak bangunin aku? " tanya Belva sambil mengubah posisinya menjadi duduk diranjang king size itu.
"Kamu tidur pulas banget, aku jadi nggak tega bangunin semalam, " jelas Agam.
"Terus kamu tidur dimana? " tanya Belva sambil matanya mengerjap beberapa kali agar pandangannya lebih jelas.
Agam menunjuk sebuah sofa hitam diseberang ranjang dengan dagunya.
"Aku jadi ngerasa bersalah. " Belva menekuk bibirnya sambil menatap Agam.
"Nggak papa. Sekarang lebih baik kamu mandi! " Tangan Agam bergerak mengacak rambut Belva gemas.
"Tapi inikan weekend Agam. Ngapain mandi pagi? Nanti aja deh. " Tolak Belva.
"Are you ready for the first request? " tanya Agam.
Mendengan hal itu. Belva seketika tersenyum lebar.
"Yes. What is that? " ucap Belva semangat.
"Spend your time for today whit a handsome guy like me! " jawab Agam sambil terkekeh pelan.
"Siap Bang Ateng! " Belva memberi hormat pada Agam sebelum berlari keluar kamar dengan penuh semangat.
Agam menyaksikan punggung mungil itu menjauh dengan senyum gelinya. Tak dapat dipungkiri, hatinya diliputi kebahagiaan sejak tadi malam.
....
Mereka telah mengunjungi beberapa tempat hari ini. Mulai dari danau, museum, mall, hingga kebun binatang pun mereka datangi.
Dan disinilah mereka sekarang, ditengah hiruk pikuk pasar malam yang tak jauh dari taman kota.
Belva tampak cantik dengan dress selutut berwarna peach yang membungkus badannya dengan sempurna. Gadis itu membawa berbagai macam jajanan seperti telur gulung, martabak, serta jagung bakar.
Disebelah Belva, terlihat Agam dengan penampilan casualnya yang mengenakan kemeja dan celana jeans. Membuat lelaki itu terlihat tampan dan manly. Ditangannya terdapat sebungkus permen kapas berwarna merah muda. Sungguh kontras dengan penampilannya.
Agam menarik tangan Belva pelan menuju sebuah wahana rumah hantu.
"Berani masuk? " tantang Agam sambil melirik Belva disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste (On Going)
Teen FictionMengapa harus kembali Jika hanya menambah luka yang tak terobati? -Belva Carlise Auli Salah paham! Dua kata yang dapat menimbulkan luka tak beralasan -Agam Runako *DRAGOSTE ➡ berasal dari bahasa Rumania, yang berarti CINTA. #11 in teenlite ➡ 28-07...