Aku tak pernah bisa membencimu. Meski kau berubah menjadi monster mengerikan sekalipun.
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat, karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Belva menghela nafas berat setelah membaca sebuah artikel diinternet. Tanpa dapat ia cegah, pikirannya langsung tertuju kepada seseorang yang beberapa waktu lalu mendekapnya dikala air mata alam berjatuhan. Didalam sebuah gubug yang menjadi saksi bisu pelukan kerinduan.
Ah, sudahlah. Pipinya jadi bersemu merah hanya dengan mengingat kejadian itu. Ia sangat malu. Bagaimana ia dengan bodohnya malah tertidur didalam rengkuhan Agam. Ia sendiri yang menolak pelukan itu saat pertama kali Agam berusaha memeluknya. Tapi nyatanya, ia sendiri juga yang merasakan kenyamanan pelukan itu hingga membuatnya tertidur.
Untung saja waktu itu ia terbangun saat sudah berada dikamarnya. Jika tidak, mungkin ia akan bertambah malu ketika bangun dengan Agam yang masih berada disampingnya. Atau bahkan, ia bisa saja tersadar saat Agam tengah menggendongnya. Oh, Tidak! Tidak! Beruntung hal itu tidak terjadi.
Kini Belva telah kembali ke kota. Masa liburannya hanya beberapa hari, jadi ia tidak bisa berlama-lama di tanah kelahirannya itu. Semenjak kejadian digubug itu, Belva tak pernah lagi melihat sosok Agam. Syukurlah, karena ia masih merasa malu dengan kebodohannya.
Mata Belva menatap kesebuah figura diatas meja belajarnya yang memperlihatkan dua anak kecil yang saling bergandengan tangan sambil tersenyum lebar. Warna dress anak perempuan itu sangat cocok dengan kemeja dan celana jeans yang dikenakan oleh anak laki-laki disebelahnya. Ingatannya kembali pada masa kecilnya dengan Agam. Saat pertama kali Belva melihat sebuah pembunuhan tepat didepan matanya. Meski hanya membunuh binatang, Belva tetap tak kuasa menahan tangis tatkala seekor kelinci mati mengenaskan ditangan sahabatnya.
Flash back on
"A-Agam, apa yang a-akan Agam l-lakukan?" Tubuh Belva kecil bergetar menahan rasa takut yang mendalam.
"Agam bakal ngasih kelinci ini pelajaran karena sudah melukai Belva, " ucap Agam kecil dengan santai.
"T-tapi Belva ng-nggak papa," Belva menunjukkan luka dijari kelingkingnya. Luka kecil yang disebabkan oleh gigitan seekor kelinci.
"Tapi hewan ini udah bikin Belva berdarah, " Agam tetap mencekal leher kelinci sambil matanya menatap Belva tajam.
"Kelinci itu lucu. Belva nggak mau dia kenapa-napa, " Belva menundukkan kepalanya. Berusaha menghindari tatapan mata Agam yang menurutnya sangat menyeramkan. Tatapan itu, Belva seperti tidak mengenali sahabatnya. Sahabat yang sangat menyayangi Belva, selalu melindungi Belva, kini raut wajahnya seolah menunjukkan ia seperti monster jahat yang sering Belva lihat dalam buku cerita bergambarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste (On Going)
Ficção AdolescenteMengapa harus kembali Jika hanya menambah luka yang tak terobati? -Belva Carlise Auli Salah paham! Dua kata yang dapat menimbulkan luka tak beralasan -Agam Runako *DRAGOSTE ➡ berasal dari bahasa Rumania, yang berarti CINTA. #11 in teenlite ➡ 28-07...