Yang namanya sahabat memang harus membuat nyaman, bukan malah membuat lo makin tertekan.
Deru motor sport berwarna merah yang baru saja memasuki gerbang sekolah membuat sebagian besar siswa dan siswi yang berada disekitarnya memperhatikan dengan berbagai pandangan yang berbeda.
"Gam," panggil Belva setelah dengan susah payah turun dari motor sport merah itu.
"Hm," gumam Agam sambil melepas helm yang tadi ia kenakan.
"Kenapa semua orang pada ngeliatin kita?" Belva mengernyitkan dahi sambil menatap ke sekeliling.
"Mana aku tahu," jawab Agam sambil mengedikkan bahunya.
Agam meraih pengait pada helm yang dikenakan Belva.
"Aku bisa sendiri," ucap Belva mencegah lelaki dihadapannya yang sedang berusaha membuka helm yang ia pakai.
"Kelamaan," sergah Agam sambil membuka helm dikepala Belva.
"Iya juga si." Belva nyengir lebar menyadari dirinya yang setiap kali membuka helm selalu membutuhkan waktu lebih dari 5 menit.
"Ayo." Agam menggenggam sebelah tangan Belva sambil berjalan meninggalkan area parkiran.
....
"Demi apa Bang Ateng gue senyum? " teriak salah satu siswi yang memakai rok kekecilan. Tipe murid yang membuat guru BK jengah menasehatinya.
"Ini gue nggak lagi ngimpi kan guys? " jerit siswi yang lain sambil menarik baju teman disebelahnya.
"Tuh tuh tuh! Dia sekarang ketawa. Aaaaa ganteng banget anjir! " Ucap seorang siswi lainnya dengan jari menunjuk Agam yang tengah berjalan bersama Belva.
Nampaknya Agam tengah menggoda Belva hingga membuat lelaki itu tertawa lebar. Sementara Belva semakin menekukkan bibirnya sebal sambil melirik sinis kearah sahabatnya itu.
Agam tahu sepanjang perjalanan menuju kelas banyak pasang mata yang menatap kearah dirinya dan Belva. Tapi ia tak begitu perduli. Toh ia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian sejak dulu.
Dan sepertinya Belva terlalu larut dalam kekesalannya hingga tak menyadari jika kini banyak pasang mata yang menatap kearahnya.
"Liat muka Bang Ateng yang datar kaya triplek aja gue udah lumer. Lah sekarang Bang Ateng pake senyum segala. Bengek gue bengek! " teriakan alay terdengar dari seorang siswi yang tengah mengibas-ngibaskan telapak tangannya didepan wajah.
Begitu seterusnya sepanjang koridor yang mereka lewati.
....
"Lo beneran Bang Ateng? " seru Kenzi heboh melihat kedatangan Agam dan Belva dikelas.
"Bukan. Gue Agam, " jawab Agam datar sambil memandang Kenzi malas.
"Ish sama aja. Tapi ini beneran Bang Ateng kan?" Kenzi masih menatap Agam tak percaya sekaligus terpesona.
"Buseeet. Abis menang undian mobil ya lo? Tumben banget bisa senyum, " Bisma menepuk pundak Agam penuh semangat.
"Lebay. Kaya nggak pernah liat orang senyum aja, " komentar Agam melihat kelakuan teman-temannya hari ini.
"Kalau orang lain mah biasa. Lah ini lo Gam! Seorang Agam Runako bisa senyum sampe ketawa? Masuk Guinness Book of Records lo." seru Bisma heboh.
"Biasanya gue juga senyum, " Jawab Agam dengan nada yang masih datar.
"Iya sih lo senyum. Tapi senyumnya sama Belva doang," ucap Abdul yang tiba-tiba muncul dari belakang Bisma.
"Tadi Bang Ateng senyum sama ketawanya juga sama Belva doang peak." Kenzi menjitak kepala Abdul hingga membuat Abdul meringis pelan.
"Iya. Tapi tadi sampe ketawa lama. Kemajuan pesat tuh," ucap Abdul sambil mengusap kepalanya.
"Itu tangan juga pake gandengan segala. Mau nyebrang ya buk?" goda Kenzi sambil melirik Belva.
"A-aah i-ini tadi nggak sengaja," Jelas Belva gelagapan sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Agam.
Tapi memang dasar Agam yang sengaja ingin membuat wajah Belva merah menahan malu, lelaki itu semakin mengeratkan genggaman tangannya. Membuat mereka berdua kini saling tarik-tarikan tangan.
"Gaam! " Belva menarik tangannya sekuat yang ia bisa. Tapi tetap saja tenaganya kalah telak dengan lelaki didepannya ini.
"Apa? " jawab Agam santai sambil tersenyum geli.
"TUH KAN SENYUM LAGI! " Seru Kenzi, Bisma, dan Abdul bersamaan.
....
Siang ini matahari bersinar cukup terik. Membuat Belva dan Kenzi memilih sebuah bangku panjang lengkap dengan mejanya yang berada di bawah pohon beringin sebagai markas mereka kali ini selama istirahat kedua berlangsung.
"Kenzi, " panggil Belva saat mereka tengah membuka bungkusan gado-gado yang dibeli di kantin Mbak Rohmah.
"Hm? Apa?" Jawab Kenzi sambil fokus menatap Gado-gado didepannya yang sudah berhasil meruntuhkan benteng pertahanan dietnya hari ini.
"Kamu nggak penasaran ada hubungan apa aku sama Agam? " tanya Belva dengan tangan yang sibuk mengaduk-aduk bumbu kacang.
"Penasaran lah," jawab Kenzi spontan.
"Tapi kenapa kamu nggak nanya?" Belva memiringkan tubuhnya agar persis berhadapan dengan Kenzi.
"Gue udah nanya keles. Lo nya aja yang nggak mau cerita, " gadis itu menambahkan sambal cukup banyak dimakanannya.
"Maksud aku kenapa kamu nggak maksa-maksa aku sampai ngaku? " tanya Belva yang tak dapat menutupi keheranannya.
"Hmmm. Gini ya Bel. Gue emang penasaran setengah mampus sama hubungan kalian. Tapi gue nggak mau maksa lo buat cerita sedangkan lo nya aja nggak mau. Kalau gue ngelakuin itu, apa bedanya gue sama orang diluar sana yang selalu kepo sama urusan orang lain. Berlagak seolah mereka perduli sama urusan kita. Padahal mereka cuma butuh itu buat dijadiin bahan gosip murahan tiap hari," jelas Kenzi panjang lebar yang kini tengah menatap Belva serius.
"Dan gue tahu. Walaupun gue nggak maksa lo buat cerita. Nanti, disaat lo udah siap buat berbagi hal itu sama gue, lo yang bakal cerita sendiri ke gue," tambah Kenzi.
"Makasih ya Ken," Belva memeluk Kenzi erat.
"Nggak usah makasih. Yang namanya sahabat memang harus membuat nyaman, bukan malah membuat lo makin tertekan, " ucap Kenzi bijak sambil membalas pelukan Belva.
"GAWAT GUYS GAWAT!" Tiba-tiba Bisma datang menghampiri Belva dan Kenzi dengan nafas yang terengah-engah akibat sehabis berlari.
"Gawat kenapa Bis?" tanya Kenzi yang mulai panik melihat raut wajah Bisma.
"I-it-tuuh, " Nafas Bisma yang tak stabil membuat ia kesusahan berbicara.
"Kamu tenang dulu. Ambil nafaaas! Keluarkan!" instruksi Belva sambil mencontohkan apa yang harus dilakukan Bisma.
"Itu. Agam lagi berantem di kantin atas," jelas Bisma setelah nafasnya mulai kembali normal.
"APA!! " teriak Belva dan Kenzi bersamaan.
VOMMENT! VOMMENT! VOMMENT! 💃💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste (On Going)
Fiksi RemajaMengapa harus kembali Jika hanya menambah luka yang tak terobati? -Belva Carlise Auli Salah paham! Dua kata yang dapat menimbulkan luka tak beralasan -Agam Runako *DRAGOSTE ➡ berasal dari bahasa Rumania, yang berarti CINTA. #11 in teenlite ➡ 28-07...