Rose sedang dalam masa mengidamnya. Memang sih rose mengidam yg tidak berat - berat. Tapi, yg menyusahkan itu waktu tengah malam. Rasanya jimin ingin menyerah jadi ayah saja kalau begitu.
Waktu itu rose pernah minta dibelikan sup ayam jam 02.00 am. Minta pergi ke tama jam 09.15 pm. Minta boneka yg bentuk jamur. Minta jimin main catur sama boneka ayam.
Wih, banyak lah. Kalo disebutin jadi kayak jualan cabe. Banyak aja gitu.
Usia kandungan rose, kini sudah masuk ke masa - masa akan lahiran. Rose dan jimin sudah tau jenis kelamin anak mereka. Perempuan. Ya, pasti anak perempuannya sangatlah cantik.
"Apa kita harus membeli peralatan yg pink atau ungu?" tanya rose ketika berada di toko perlengkapan bayi di mall.
"Yg pink saja. Itukan lebih manis." kata jimin. Rose mengangguk lalu membawanya ke kasir.
Setelahnya mereka pergi ke toko ice cream. Ya, siapa lagi yg minta jika bukan rose. Rose membeli semua rasa ice creamnya dan topping yg banyak.
"Makanmu banyak sekali. Apa perutmu yg buncit itu masih muat?" ejek jimin ketika rose makan dengan lahapnya.
Rose mengerucutkan bibirnya. "Hey, ini tuh kan juga buncit karena ada anak kamu. Lagian yg minta ice cream ini kan anak kamu. Gimana sih."
"Iya - iya aku salah deh." jimin ngalah dibanding harus kena tampolan maut rose.
Sekarang rose berada di rumah sakit. Iya, dia sedang berjuang untuk bisa melahirkan putrinya. Penuh dengan kerja keras. Jimin bahkan sangat takut jika istrinya tidak kuat.
"Dorong terus bu. Dorong. Iya sedikit lagi ibu."
"Engh.....!!! Huh huuh... Engh...."
"Oek... Oek... Oek..."
Sang buah hati pun lahir kedunia ini dengan selamat. Rose pingsan usai melahirkan sang buah hati.
"Dok, gimana istri dan anak saya?" tanya jimin khawatir ketika dokter keluar dari ruang bersalin tersebut.
Dokter itu tersenyum. "Anak dan istri anda selamat. Hanya saja istri anda pingsan usai melahirkan."
"Lalu dimana anak saya dok?" kata jimin bingung sambil celingukan melihat melalui jendela pintu ke arah rose.
"Ah, bayi anda. Saya ambilkan dulu ya." dokter itu masuk dan mengambil bayi mereka. Lalu, keluar sambil menggendong bayi mungil nan lucu itu.
"Ini. Selamat ya pak. Anaknya perempuan." ujar sang dokter. Jimin tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu saya pamit dulu ya." ujarnya lagi.
"Sayang. Dad seneng kamu lahir ke dunia ini. Kamu ingin melihat mom kan. Sayangnya mom belum sadar. Bersabar ya sayang." jimin mengelus pipi putrinya dengan sayang.
Tak lama rose tersadar dari pingsannya. Kondiainya sudah lumayan membaik.
"Anakku." ujarnya. Jimij menoleh sambil tersenyum. Lalu menyerahkan anak mereka.
"Dia cantik sekali sayang. Seperti kamu." gombal jimin. Rose cuma tersenyum sambil mengelus sayang pipi putrinya.
"Apa naman yg cocok untuk anak kita?" tanya rose. Jimin berfikir lalu mengangkat bahunya tanda ia tidak tahu.
"Park Min Ji. Cocok bukan?" tanya rose. Jimin mengangguk setuju. Dan itulah nama anak mereka.
Tbc
.
.
.
.
.Gimana guys? Maaf kalo jelek. Btw, ini udah mau ending loh.
Keep vomment & see u later guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I SMILE FOR YOU [END]
Random" sahabatku adalah keluargaku " seperti itulah rose menganggap lisa. bagaimana kisahnya yuk simak. jan lupa vomment ya guys!!!