Part 19

165 23 22
                                    

Budayakan vote sebelum baca. Koment setelah baca.

Happy reading💛

"gimana Dok, keadaan anak saya sekarang? Apa ada yang terjadi pada anak saya? Katakan semuanya dok!" desak Hana kepada Dokter yang baru saja memeriksa keadaan Tasya.

Saat ini Hana mama Tasya tengah berada di salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta. Setelah mendapat telfon dari Fara yang mengabarkan bahwa Anaknya itu pingsan dan dibawa ke Rumah sakit, Hana dengan cepat datang kerumah sakit terdekat dengan sekolah Natasya.

"Anak ibu baik-baik saja hanya kelelahan saja. Setelah imfus nya habis Tasya diperbolehkan untuk pulang" jelas Dokter Haris.

"Allhamdulillah. tapi Dok, tidak ada sesuatu yang aneh terjadi kan?" tanyanya kembali penuh kekhawatiran yang jelas  tercetak diwajahnya.

Dokter Haris paham maksud dari pertanyaan yang Hana lontarkan karena memang ia sudah menjadi dokter pribadi keluarga Tasya dan dengan sangat kebetulan ia yang mendapat tugas untuk memeriksa Tasya dirumah sakit ini.

"Tidak. Tapi kemungkinan jika tubuh Tasya terus-menerus lemah ia akan semakin sering pingsan"

**

Pintu kamar rawat terbuka membuat Fara, Clara, Farhan dan Dimas yang berada didalam kamar dengan kompak menengok kearah pintu begitupun dengan Tasya yang beberapa menit yang lalu telah sadar dari pingsannya. Tatapan lapar mereka tunjukan ketika matanya melirik kantong plastik yang mereka duga berisi makanan berada ditangan kiri Hana.

Wanita dengan dress biru yang melekat ditubuhnya berjalan masuk ke dalam kamar rawat, ia merasa sangat bersyukur melihat anak gadisnya itu sudah sadar. Kantong plastik yang ia bawa diletakan diatas meja yang berada disamping tempat tidur.

"aduh tante gausah repot-repot atuhlah tan pake dibawain makanan segala. Sebelum tante nawarin udah pasti kita menerima dengan ikhlas kok tan, termasuk menerima tante sebagai mertua saya" celetukan Dimas mengundang pelototan dari Fara, Clara dan juga Tasya.

Cowok itu mengangkat sebelah alisnya menatap bergantian kearah tiga gadis itu. "kenapa lo bertiga ngeliatin gue sampe tuh mata pengen copot gitu? Oh gue tau, gue manis kan? Udah pasti dari gue belum brojol juga gue udah manis" ucapnya menunjukkan senyumnya lebar.

"tan kayaknya anak tante udah suka sama saya deh buktinya ngeliat saya sampe melotot gitu, jadi gimana tan kan tadi saya udah nerima tante jadi mertua tuh. Tante nerima saya jadi mantu ga nih, kapan lagi punya mantu yang manisnya ngalahin gula gini tan" lanjutnya. Kedua tangan nya mengangkat kerah baju seragamnya dan merapihkannya. Setelah itu jari tangannya ia gunakan untuk menyisir rambutnya sendiri dengan gerakan yang ia buat se-cool mungkin.

Farhan menimpuk kepala Dimas dengan botol minum yang ia ambil dari tangan Clara. "fyi aja Tan dia bukan temen kita, dapet mungut tadi dijalan. Jadi gausah didengerin Tan"

"maklum Tan orang stress migran"

"iya Tan, bodrek nya abis tuh jadi gini"

Hana menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan teman-teman anaknya itu. "hmm" gumamnya

"lah tante berubah jadi tante sabyan. Jadi gimana nih Tan?"

Hana tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari cowok yang ia tau namanya itu Dimas "kemungkinan Tante nerima kamu jadi mantu cuman ada nol koma lima persen deh"

"PUAS"

"MAMPUS"

"MALU WOY DITOLAK"

"allhamdulillah"

Dimas menekuk mukanya kesal mendengar cibiran yang keluar dari mulut sahabat-sahabatnya itu. Rasanya saat ini ia ingin melakban mulut mereka terutama Farhan yang tertawa paling keras diantara yang lain. 

"yang manis terbully oleh yang buluk tuh gini harus banyak banyak bersabar biar pantatnya lebar nambah sexy deh gue"

"serah!"

"oh iya Tiya sama Arya mana kok dari tadi tante engga liat mereka ya?" pertanyaan yang sama dengan yang tadi Tasya tanyakan kepada keempat orang itu ketika ia baru saja terbangun dari pingsannya.

"mereka lagi seling..." belum selesai Fara menjawab mulutnya sudah terlebih dahulu didekap oleh Clara.

Hana merasa ada yang tidak beres terlihat dari gelagat mereka yang tidak ada satupun menjawab pertanyaannya. Pertanyaan sederhana tapi susah dijawab.

"Arya sama Tiya lagi sibuk sama bimbingan olimpiadenya mah, kan sebentar lagi mereka bakal olimpiade" alibi Tasya memecahkan keheningan membuat Hana memincingkan matanya lalu detik berikutnya menganggukkan kepala membuat yang Tasya dan Clara bernafas lega.

"ya sudah mama pulang dulu ya nanti sore jam lima mama dateng lagi buat jemput kamu pulang"

"mama jemput Tasya sendiri atau sama Papah?" tanyanya penuh harap. Mengharapkan papanya pun ikut untuk menjemputnya pulang .

"papah sibuk sayang, tapi nanti mama dateng ga sendiri kok"

"yah, terus mama dateng sama siapa?"

"kesayangannya kamu" ucapnya seraya mencium kening Tasya lalu pamit pergi meninggalkannya.

Detik berikutnya Farhan dan Dimas ikut pamit "kita juga pulang duluan ya, orang sibuk jadwal padat"

Tanpa mengindahkan perkataan Farhan. Gadis itu larut dalam pikirannya, memikirkan siapa yang dimaksud oleh mamanya itu. Kesayangannya Tasya? Siapa? Arya? Tidak mungkin. Lalu siapa?



Jreng jreng jreng

Gantung ya? maap ya soalnya author lagi digantungin eaaa. Boong kok boong wkwkw

Yang punya nomernya Nunik, protesnya disini aja ya jangan lewat WA oke!!

Jangan bosan menunggu

See u💛💛

INSTABLE - (Ta) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang