Part 31

89 15 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca. Komentar setelah baca.

Happy reading💛

"makasih ya" ucap Tasya tersenyum tulus membuat cowok dihadapannya ini seperti orang linglung yang tak lama senyum Tasya menular padanya.

"i..ya sama-sama" gugup itulah yang dirasakannya sekarang. Efek senyum Tasya sangat besar untuk hatinya. Desiran aneh terus mempengaruhi dirinya sejak ia menampakkan kaki dirumah Tasya beberapa menit yang lalu.

Andra, awal untuk memperbaiki kesalahannya dulu. Butuh perjuangan untuk bisa berangkat bersama Tasya. Ia harus terlebih dahulu berurusan dengan Eza, manusia menyebalkan yang tiba-tiba sangat posesif itu. Butuh waktu yang sangat lama untuk bisa meyakinkan Eza jika Tasya akan baik-baik saja bila bersamanya. Tapi Eza tetaplah Eza, ia hanya akan luluh jika Tasya yang meminta langsung kepadanya.

"yaudah gue duluan ya"

Andra mencekal tangan Tasya membuat gadis itu membalikkan badannya kembali. Dengan sekali tarikkan tubuh Tasya menubruk dada bidang milik Andra.

Ditempat yang sama, seseorang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diarti.

"mantan lo kalo cemburu serem" bisiknya lalu mengacak rambut Tasya
sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Tasya yang masih terdiam ditempat.

"hoy! kenapa lo?" Tasya menerjap-nerjapkan matanya bingung membuat Fara yang baru saja datang memandangnya aneh.

"ha? gue? gue nggak papa kok, emang kenapa?" tanyanya sambil melangkahkan kaki masuk kedalam sekolah.

"Tasya sehat kan? gue takut dia abis kejedot makanya aneh" ucap Clara kepada Fara, dahinya mengeryit bingung.

mantan lo cemburu

mantan? Arya maksudnya?

Tasya mengedarkan matanya kesekeliling, memperhatikan satu persatu orang yang berada disekitarnya.

DAMM! dan benar saja Arya bersandar santai dipilar yang berada didekat parkiran. Raut wajah dingin serta pandangan yang tajam terus memperhatikannya. Bukan Tasya yang merasa percaya diri hanya saja tatapan itu begitu lurus kearahnya seolah ia tengah tertangkap basah ketahuan selingkuh.

Baru Tasya akan meminta waktu untuk berhenti tapi Arya sudah terlebih dahulu memutuskan kontak mata mereka, meninggalkan kekecewaan untuk Tasya. Harapannya untuk bisa melihat Arya lebih lama harus pupus.

Perlu Tasya akui. Terlepas dari rasa kecewa, kerinduan itu kian hari semakin nyata.

"mantan kok diliat, cukup dikenang. gausah berharap semuanya bakal balik lagi kayak dulu. Isi tak semahal cover" ucap Fara mengikuti arah pandang Tasya.

Arya terlalu sempurna untuk disebut cowok brengsek

"coverkan satu paket sama isinya Fa, kalo cover mahal pasti isinya juga mahal gimana sih lo?"

Fara memutarkan bola matanya malas "elah, itukan cuman perumpamaan doang. Clara pinter"

"ih tapikan tetep aja salah!" ucap Clara kekeuh.

"bodoamat ra! bodo!bodo! serahlo. Bisa tua sebelum waktunya gue ngomong sama lo"

"eh Sya lo mau ikut kita enggak kerumah sakit jenguk Tiya, kali aja lo jenguk tuh anak otaknya jadi waras enggak ngerebut pacar orang lagi" tangannya membentuk peach melihat perubahan pada raut wajah Tasya, terlihat jelas jika Tasya sangat tidak suka dengan apa yang baru saja dikatakan Fara.

"sakit apa?"

"gatau gue, tanya aja sama pengabsen kan biasanya serba tau"

Tasya dan Clara saling bertukar pandang "KAN LO PENGABSENNYA! FARAAA!!"

INSTABLE - (Ta) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang