part 3

332 37 10
                                    

Arya berjalan menuju kursi yang berada dipojokan belakang tempat yang sangat disukai arya karena tempat itu sangat strategis untuk dia bersantai santai ria jika mood belajarnya sedang buruk.

Selama perjalanannya menuju kelas banyak kaum perempuan yang secara terang terangan memerhatikanya. Arya tidak peduli dengan semua itu. Arya masih termasuk most wanted di SMA NUSA BANGSA, bukan karena kenakalannya, melainkan karena kepintaran yang selalu menang dalam berbagai lomba matematika dan itu membuat daya tarik tersendiri. 

Beda dengan sahabatnya, Farhan dan Dimas. Jangankan ikut lomba olimpiade, ulangan harian saja masih hasil estafet.

"kita itu hanya membantu orang lain untuk mendapatkan pahala makanya kita nyontek dan kita juga sedang mempraktekan tentang simbiosis mutualisme dikehidupan sehari-hari kan percuma kita belajar tapi ga dipraktekin maka dari itu kita harus terus membudayakan contek-menyontek"

Ya begitulah jawaban mereka setiap kali ditegur guru saat ketahuan mencontek.

"Wah bro! makan buku lagi lo? enggak konslet kan Ar otak lo pacaran  mulu sama rumus" cerca Dimas setelah menyadari kedatangan arya

"otak mana bisa konslet. BEGO" Dimas mendelik tajam, kata bego sangat jelas terdengar ditelinganya.

Arya terdiam, meletakkan buku yang ia bawa dari kantor sebagai pengganti bimbingan hari ini.

Farhan meloncat turun dari atas meja lalu mendudukan diri disamping kursi Arya "oh iya ntar gue sama Dimas kerumah lo ya. Katanya Dimas kangen sama bunda"

Dimas cengir kuda "gue kangen masakan bunda nih"

"maen aja" ucap Arya terdengar ambigu.

"Astagfirullah gue belum siap jadi ayah tiri lo Ar"

Arya memberikan tatapan tajam pada Dimas membuat cowok itu cengir tak berdosa "Ampun bang masih smp"

"bego dikarungi, goblok sih!"

**

Tidak ada bimbingan membuat Arya pulang lebih awal setelah bell sekolah berbunyi tiga kali.

Sedari tadi Farhan tidak henti-hentinya menggoda perempuan yang melewat disampingnya dibantu oleh siulan tidak jelas dari Dimas. Arya diam, tangannya ia tenggelamkan disaku celana dengan aerphone yang tersumpal. Gaya cool khas cowok.

Baru sampai didepan gerbang Arya menghentikan motor yang ia kendarai, diikuti Farhan dan Dimas yang berada dibelakangnya.

"Jualan tahu bulat lo? berenti dadakan segala"

"Lo berdua duluan aja nanti gue nyusul" ucapnya tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari gadis yang terakhir ia ketemu di dekat taman, duduk sendiri dihalte depan sekolah

"Akhem-akhem keselek gue Ar" Dimas terkekeh menyadari kemana arah pandang Arya.

"Semangat Ar! kobarkan jiwa jiwa kejombloan lo selama ini!" Farhan mengepalkan tangannya keudara memberi semangat yang dibalas hanya lirikan Tajam.

"gak balik?" Tanya Arya singkat namun jelas ketika ia sudah berada tepat didepan gadis itu duduk

Tasya refleks menengok kanan kiri mendengar pertanyaan Arya

"lo ngomong sama gue?" sadar tidak ada orang selain dia yang berada disekitar halte kecuali Arya tentunya.

"gue masih nunggu taksi" lanjutnya

"naik" perintah Arya melirik jok belakangnya yang kosong.

"Gak usah sok baik lo. Mending gue naik taksi daripada harus pulang sama lo"

INSTABLE - (Ta) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang