Cerita Kelam

52 10 4
                                    

Aku terbangun sebelum fajar dan terdengar bunyi suara cekcok kakek dengan seseorang di teras rumah,aku menghela nafas.Angin menyelinap masuk melalui celah di bawah pintu melewati atas kepalaku.

Aku menatap kearah pintu dengan kekosongan,menerka nerka kakek berbicara sama siapa,tubuh ku tergerak sendiri menuju ketempat kakek yang berada di teras rumah.

Ternyata kakek berbicara dengan kakak dari ayahku,mereka beradu mulut melontarkan argumen argumen yang ada pada diri mereka berdua.aku menatap mereka berdua lewat kaca rumah.

Aku tak tahan merasakan dingin nya angin fajar,saat itu aku berusia 6 tahun.Aku tidak begitu mengerti apa yang di bicarakan mereka berdua,tak tahu mengapa hati ku tergerak sendiri ingin mendengarkan percakapan mereka.

"Mana anak dari adikku?"tanya paman dengan nada bicara yang tinggi

"Tidak,aku tidak akan menyerahkan Defri kepadamu"Tegas kakek

"Kenapa kau menolak?itu bukan cucu mu!!!"kata paman

"Dia memang bukan cucu ku,tetapi sudah aku anggap dia sebagai cucuku"perjelas kakek

"Adik ku menitipkannya kepadamu agar kau merawat dia"sentak paman dengan menyodorkan jari telunjuknya kepada kakek.

Sungguh aku saat itu ingin melerai mereka berdua,tetapi apa dayaku yang masih kecil,tak bisa apa apa,hanya bisa mendengar.

"Kenapa kalian tega menelantarkan anak kecil seperti dia?yang baru lahir dari rahim ibunya"kata kakek

"Saat itu adikku dan istrinya sedang mengalami masalah keluarga"ujar paman dengan nada yang mulai mereda

"Terus kemana perginya orang tua anak ini?"tanya kakek

"Mereka berpisah akibat masalah ekonomi,adikku tidak tahan dengan perkataan isrtinya yang setiap hari menyerang hatinya seperti sebuah jarum yang menusuk nusuk hati"perjelas paman menundukkan kepala dan mulai meneteskan air mata

"Silahkan duduk dahulu"suruh kakek sambil memegang pundak paman yang sedang menangis

"Tidak perlu,aku ingin langsung pulang saja,jaga anak itu bai baik"suruh paman kepada kakek sambil menghapus air mata nya

"Ya sudah,saya akan menjaga anak ini seperti cucuku sendiri"kata kakek

Paman mulai memanaskan kendaraannya,kendaraan roda dua clasic zaman dahulu,setelah panas paman pun pergi meninggalkan kediaman kami

Tak lama kemudian butiran butiran air jatuh membasahi bumi,suhu kini menjadi dingin seperti di kutub saja,angin menyelinap melalu lubang lubang udara melewati leher ku.

Saat itulah aku tahu kakek bukan kakek ku yang sebenarnya,kakek hanya menjaga ku dari kecil,aku sangat berterimakasih dari dasar lubuk hatiku,beliau mau menjaga ku dengan sepenuh hatinya.

Saat itu aku mungkin masih kecil tetapi aku sudah cukup mengerti tentang apa arti perpisahan,perpisahan itu tidak ada senang nya sama sekali,kepedihan lah di dalam sebuah perpisahan.

Jika ada orang yang bilang bahwa perpisahan itu menyenang kan,akan ku tonjok mukanya,mereka tak tahu saja betapa menyakitkan ditinggal kedua orang tua.

Mungkin di indonesia sebagian dari perpisahan di sebab kan oleh masalah ekonomi,seperti ibu dan ayah ku,untuk kalian yang mempunyai masalah ekonomi,jangan lah kalian tega melakukan itu,ingat lah untuk apa kalian berjuang sampai saat itu,kesampingkan masalah pribadi kalian,ingat ada seorang anak yang butuh perhatian,kasih sayang,serta didikan.

Ingatlah di saat kalian berpisah ada kebahagian seorang anak yang kalian renggut juga,apakah itu yang kalian inginkan?apa salah anak itu?jika anak itu tahu bahwa sangat malang nsib nya pasti anak itu tidak mau dilahirkan di dunia ini.

Ingatlah broken home bukan berarti broken kids,aku terkadang iri kepada anak anak di luar sana,beli eskrim dengan orang tua,bergandeng tangan,bermain di taman,semua nya kalian renggut,seharusnya anak anak seperti ku sangat butuh perhatian.

Ibu ayah adakah sesuatu di pikran kalian untuk memikirkan ku?aku berharap ada,tidak apa apa walaupun sedikit,apakah kalian pernah berfikir untuk mencari ku?kenapa hanya paman mencari ku?

Apakah aku anak paman?bukan kan,kenapa orang lain yang sangat sayang padaku?ayah kenapa kau tega melakukan ini?apakah aku pembawa sial buat kau?aku tidak apa apa kalau hidup miskin,aku hanya memerlukan kasih sayang mu

Ibu?kenapa kau tega melakukan ini?apakah aku menjadi beban untuk mu?jika kau ingin hidup mewah didik aku bu,ajari aku agar aku dapat bekerja sehingga aku dapat memberikan kau banyak uang

Ya tuhan,kenapa hidup ku seperti ini,aku benci dunia ini,aku benci semua orang,aku benciiiiiii........apakah ini cobaan buatku?kenapa kau tega memberikan cobaan seperti ini buatku ya tuhan.

Suara tetesan air yang terjatuh mengalir melalui atap rumah,menandakan hujan saat itu mulai redah,jam menunjukkan pukul 9:00,kicauan kicauan merdu burung memecahkan sedihku,aku menutup mataku seakan hari ini tidak pernah terjadi aku ingin melupakan semua nya,aku tidak ingin memberitahu kakek tentang semua ini,tentang aku telah mengetahui yang sebenarnya,aku ingin hudup seperti biasa,menerima kasih sayang seorang kakek yang tidak palsu,elusan tangan kakek yang hangat,serta ocehan kakek di saat aku berbuat nakal.

"Ehh... Sudah bangun kau nak?"tanya kakek memasuki rumah

"Iya kek,tadi ada siapa kek di luar?"tanyaku pura pura tidak tahu

"Bukan siapa siapa kok,hanya teman kakek lama,sana mandi terus sarapan "suruh kakek kepadaku

"Siapppp komandannnn"tegas ku sambil hormat kepada nya

Kakek tidak jujur kepadaku,mungkin kakek tidak mau aku tahu tentang semua kebenaran ini,mungkin kakek tidak mau kehilangan ku.Terimakasih kakek telah menjaga ku hingga saat ini,aku sayang kau kakek.

______________________________________________

Aku ingin memiliki kemampuan untuk menguasai waktu,bukan agar mampu ke masa lalu,tak ada yang aku sesali,atau perlu di ubah.Aku hanya ingin waktu membeku agar bisa lebih lama dengan mu,kakek :)

Fiersa besari

______________________________________________

~•To Be Continued•~

Next:"Rini"

Cinta didalam Secarik KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang