Seorang pemuda terlihat berjalan pelan di koridor sekolah dengan menenteng sebuah tas yang meneteskan cairan aneh entah apa di ujungnya. Isinya total basah. Oleh semacam campuran soda dan susu sisa makan siang. Beruntung semua bukunya dia simpan rapi di dalam loker.
Sekolah telah bubar 1 jam yang lalu, karena itu suasana mulai nampak sepi dan lenggang. Hanya ada beberapa siswa yang baru saja menyelesaikan piketnya terlihat tergesa pulang melewatinya.
Beberapa siswa akan berjalan menjauhinya atau sekedar menatap miris pada pemuda tersebut. Tak ada sedikitpun niat untuk sekedar bertanya kenapa, atau bahkan bersapa dengannya. Mungkin sudah terlampau biasa melihatnya seperti itu.
Langkah kaki membawanya menuju sebuah taman kota yang tak begitu jauh dari sekolah. Dia mendudukan dirinya di sana. Di sebuah bangku taman yang terpasang apik tepat di sebelah lapangan basket.
Pemuda itu melemparkan tasnya asal, dan membiarkannya teronggok di ujung bangku. Menyerahkan kepada sinar matahari dan hembusan semilir angin sore untuk membantunya mengeringkan sedikit benda itu. Setidaknya sebelum dia pulang ke rumah.
Matanya melirik segerombolan anak yang tengah bermain basket di belakangnya. Cukup ramai, ada sekitar 6 orang di sana, masih mengenakan seragam sekolah yang sepertinya berbeda dengannya. Hanya sekejab, karena dirinya tak begitu tertarik dengan permainan itu.
Mata kecilnya menerawang ke langit. Mengamati beberapa awan yang melintas di atasnya. Matanya tertutup sejenak kala hembusan angin musim semi menyapanya. Menyapu pelan wajah pucatnya dan menyugar halus rambut seputih perak miliknya. Rasanya, angin itu seakan telah sedikit membawa pergi bebannya.
"Heiii....Awas!!"
Buaghh!!!!
"Aaaww~"
Matanya kembali terbuka kala telinganya menangkap suara seseorang yang terjatuh. Pemuda itu menolehkan kepalanya, dan melihat sekelompok anak pemain basket itu tengah mengelilingi seseorang yang terduduk di tanah dan memegang kepalanya. Mungkin terkena bola.
Dirinya mengedikan bahunya acuh dan menghembuskan nafasnya berat. Kemudian pemuda itu mengeluarkan sebuah rubik dari dalam tasnya. Dia mengibaskan kasar benda itu kala sisinya sedikit basah sebelum mulai memainkannya.
Memainkan rubik selalu membuatnya merasa lebih tenang setelah melewati harinya yang melelahkan di sekolah. Tangannya begitu lincah mengotak atik benda persegi dengan berbagai susunan warna itu. Sangat terampil, hingga seakan rubik itu berputar-putar di genggamannya.
Plakkk!!!
Namun sebuah tamparan kasar di tangannya yang secara tiba-tiba itu membuat rubik miliknya jatuh dan terpental. Kepalanya refleks mendongak dan melarikan matanya untuk menatap nyalang seseorang yang telah berani mengganggunya.
Di depannya, kini ada empat pemuda dengan jas yang sama dengannya. Mungkin teman satu sekolahnya. Mereka berdiri mengelilinginya dengan sebuah seringaian yang terpasang di masing-masing wajahnya. Bukan. Mereka bukan temannya.
"Hei, Putih!!"
"Kebetulan yang menyenangkan bisa bertemu denganmu di luar sekolah."
"Mau main bersama tidak?"
-TBC-
Fyi, ini cerita terinspirasi dari sebuah video pendek yang muncul di eksplore instagram. Jadi...yahh begitulah 😆😆
Semoga suka 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
White [Taegi]
Random[Complete] Bahkan dia masih saja tidak mengerti bagaimana bisa takdir selalu menggodanya seperti itu. Taegi Taehyung X Yoongi Boy X Boy